Inilah ciri dari bangsa pilihan. Bangsa yang kelak mewarisi kemuliaan-kemuliaan. Kini, mampukah kita menanggung berkah yang begitu besar ini?Â
Membawanya dan mewariskannya kepada anak-cucu kita kelak. Mengajarkan pada mereka bagaimana menjadi orang-orang pilihan yang dengan sabar dan ikhlas bersedia memberi makna bagi bangsa ini, bagi kehidupan ini. Menjadi orang-orang yang tangguh.Â
Sebab, di hadapan kita, kini tengah berlangsung sebuah fenomena yang mau tidak mau harus kita jawab. Kita tidak bisa menutup mata dan memalingkan muka di hadapan kenyataan.
Boleh-boleh saja Pekalongan membatik dunia, bahkan membatik semesta ini. Tetapi, kita tak boleh meninggalkan tanggung jawab kita sebagai manusia. Kita mesti membatik rasa kemanusiaan kita sebagai penyerahan diri kepada Sang Khalik.
Baca juga:
- Mungkinkah Batik Menjadi Salah Satu Cabang Ilmu?
- Batik Pesisir Pekalongan dan Filosofi Wani Ngalah
- Egalitarianisme dalam Batik Pesisir Pekalongan
- Jejak Masa Lalu Batik Pekalongan yang Samar-samar
- Ilmu Batik Itu Ilmu Rasa