Bertanggung jawab pada penumpangnya, meski upah yang diterima belum tentu bisa mencukupi kadar kebutuhan. Ia juga tidak terlampau jauh melambungkan mimpinya, bahwa suatu ketika becaknya akan berganti mobil mewah. Sama sekali tidak. Yang ia pikirkan adalah bagaimana becaknya memberi berkah bagi dirinya, keluarganya, juga bagi penumpangnya.Â
Sungguh mulianya bpenarik becak ini. Bahkan, kemuliaannya itu membuat saya merasa malu pada diri sendiri yang belum becus menjalankan apa yang harus dijalankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H