Tetapi, itu dulu! Dulu sekali! Ratusan tahun silam. Bagaimana sekarang?
Di era kini, mestinya stereotip itu sudah tidak berlaku lagi. Sebab, jarak antara punggawa pemerintah dan rakyat tidak lagi berjenjang dan berkesenjangan. Semestinya demikian. Antara Kepala Dinas dan warga yang tak berseragam ASN memiliki kedudukan yang setara. Orang tanpa seragam ASN, suatu kelak bisa saja mengenakan seragam itu. Begitu pula sebaliknya. Tetapi, seragam ASN bukan pakaian kebesaran. Ia hanya menjadi penanda bahwa seseorang yang mengenakan pakaian seragam ASN itu memiliki tanggung jawab untuk mendarmabaktikan dirinya bagi kemaslahatan warga. Melayani, bukan minta dilayani.
Kembali ke soal pemakaian celana jins bagi ASN, ada sesuatu hal yang barangkali masih samar-samar diketahui banyak orang. Salah satunya mengenai warna celana jins yang lazimnya berwarna biru. Sebenarnya, bukan biru melainkan warna indigo. Dan dalam sebuah obrolan ringan dengan seorang kawan, saya mendapatkan sebuah informasi tentang asal-usul penggunaan warna indigo itu.
Kawan saya pernah bercerita, ketika ia terbang ke luar negeri, ia bertemu dengan seorang peneliti warna indigo. Peneliti itu bilang, awal mula sejarah jins, pewarna yang digunakan adalah pewarna alam berbahan indigo. Dan, konon, menurut peneliti berhidung mancung itu, penggunaan warna indigo pada celana jins diilhami dari pemakaian warna indigo pada kain batik. Ia curiga, teknik pewarnaan berbahan dasar indigo ini mula-mula berasal dari Jawa. Bahkan, ia mencurigai, penggunaan pewarna alami indigo ini berangkat dari Pekalongan. Peneliti itu juga berniat mengunjungi Pekalongan, suatu saat nanti.
Jika benar demikian, sebenarnya penggunaan warna alami untuk keperluan tekstil sudah sangat mendesak bagi Pekalongan. Apalagi ketika saya membaca ulasan mas Angga yang menyinggung dampak industrialisasi tekstil telah membuat sungai-sungai di Pekalongan cemar. Tinggal bagaimana kemudian Bu Fadia menyeriusi masalah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H