Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gara-gara Kasbon

19 September 2021   21:06 Diperbarui: 19 September 2021   21:10 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi (dok.pribadi)

Selembar kertas

yang akan membungkus jenazah pengangguran

Itulah kasbon

Jakarta, 24 April 1998

Tentu, setelah saya membacakan puisi itu ada yang bertanya-tanya. Mengapa "Kasbon"? Saya tidak bermaksud menyindir siapapun malam itu. Tetapi, saya hanya ingin mengajak semua yang hadir untuk sama-sama merefleksi diri. Jangan-jangan, negara ini sudah kebanyakan "kasbon".

Puisi usai saya bacakan. Acara dilanjutkan dengan dialog. Harapannya, lewat dialog itu akan diurai segala macam permasalahan yang dihadapi warga kelurahan. Namun, rupanya puisi "Kasbon" menjadi sorotan dalam dialog itu. Kasbon menjadi topik yang menghangat malam itu. Sampai-sampai terbawa dalam obrolan-obrolan di grup WA maupun ketika tanpa sengaja para Ketua RT/RW dan perangkat kelurahan bersua. Ah, kasbon!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun