Mohon tunggu...
Ria Wulandari
Ria Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Solusi dalam Mengatasi Distorsi Pasar

16 November 2023   20:29 Diperbarui: 16 November 2023   20:30 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

a. Distorsi permintaan dan penawaran 

Dalam ekonomi Islam, distorsi pasar biasa dikenal dengan ihtikar. Rasulullah melarang praktik ihtikar yang dengan sengaja menimbun barang saat terjadi kelangkaan dengan tujuan agar dapat menjual barang diatas harga normal sehingga mendapatkan keuntungan lebih. Islam hanya melarang ihtikar yang dengan sengaja mengambil keuntungan setinggi-tingginya dengan menimbun barang dan menjual sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi atau biasa disebut monopoly's rent-seeking. Jadi, Islam membolehkan monopoly tapi melarang praktik monopoly's rent-sheeking.

b. Pelarangan Riba

Maulana Maududi menjelaskan akibat yang didapatkan karena melakukan riba dalam perekonomian diantaranya: a.) Riba menambah rasa tamak, menimbulkan rasa kikir yang berlebihan dan mementingkan kepentingan diri sendiri, keras hati dan menjadi pemuja uang. b) Riba dapat menimbulkan rasa kebencian, permusuhan dan bukan sikap simpati dan koorprasi. c). Riba mendorong terjadinya penimbunan dan akumulasi kekayaan sehingga mampu menghambat investasi dan perdagangan. d.) Riba juga dapat mencegah sirkulasi kekayaan karena kekayaan itu hanya berada pada pemilik-pemilik modal.

Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan ataupun masyarakat kelas atas. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada dipasar, mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi. Aktivitas yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan produsen dan konsumen masing masing dari mereka mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pembentukan harga dalam pasar.

PEMBAHASAN

Distorsi Pasar

Distorsi pasar yang sering terjadi dalam sebuah transaksi adalah tadlis, gharar, maysir, ihtikar dan bay'najasy. Distorsi pasar ini sering dilakukan oleh para pelaku pasar untuk mencari keuntungan cepat atau di atas wajar dengan merugikan pihak lain. Distorsi ini menciptakan ketidakadilan dan ketidakseimbangan di pasar. Menguntungkan bagi satu pihak tetapi merugikan bagi pihak lain. Agar tercipta pasar yang Islami di pasar sekunder, bentuk- bentuk distosi ini akan dibahas satu persatu dan bagaimana wujudnya di pasar sekunder dengan berbagai pandangan dan pendapat para ahli. 

Pasar menentukan harga dan cara berproduksi, tidak boleh ada gangguan yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar tersebut. Namun dalam kenyataannya sulit ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair). Kondisi demikianlah kita sebut sebagai distorsi pasar. Dalam kenyataannya, Distorasi pasar tetap sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak yang terlibat sebagai pelaku pasar.

Distorsi pasar ini sering dilakukan oleh para pelaku pasar untuk mencari keuntungan cepat atau di atas wajar dengan merugikan pihak lain. Distorsi ini menciptakan ketidakadilan dan ketidakseimbangan di pasar. Menguntungkan bagi satu pihak tetapi merugikan bagi pihak lain.

Mekanisme Pasar dalam Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun