Untunglah ibuku mengingatkan, bersyukurlah masih bisa memberikan sesuatu dengan yang dimiliki kepada seseorang yang kita tahu memang benar-benar membutuhkan. Ada kesempatan untuk bersedekah. Tidak perlu merasa terbebani karena dalam harta yang dimiliki sebenarnya ada hak milik orang lain yang memerlukan.
Sedekah, Untuk Siapa?
Melakukan kebaikan ternyata dapat mendatangkan kebahagiaan. Saat melihat anak si ibu tetangga makan dengan lahap, entah kenapa senang melihatnya. Bila teringat, jadi tersadar jika terkadang enggan menyantap sesuatu atau tidak menghabiskan sesuatu dengan alasan tidak menyukai hidangan yang disajikan.
Padahal, pada saat yang sama, ada yang rela menahan lapar, meminta nasi kepada orang lain terlebih dulu, sebelum kemudian bisa makan dengan lahap.Tidak memikirkan sayur dan lauk pauk yang didapatkan.
Sedekah memang ajaib. Ibu bercerita pernah memberikan seseorang dalam jumlah tertentu. Tak lama kemudian, tiba-tiba ibu mendapatkan suatu hal yang bila dihitung nominalnya berkali lipat dari yang diberikan.
Meski demikian, dalam memberikan sedekah tetap harus diingat juga jika niatnya harus ikhlas dan tidak semata-mata mengharapkan balasan. Allah Maha Tahu sudah memasukkannya sebagai pahala.
Kisah keajaiban sedekah sudah banyak yang merasakanannya. Agama Islam selalu mengajarkan untuk memberikan infaq, sedekah dan zakat. Contohnya didapatkan dari sejak zaman Rasulullah dan juga dilakukan oleh para sahabat nabi.
Wahai orang-orang yang beriman,belanjakanlah (di jalan Allah), sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. (QS. Al Baqarah 254)
Laki-laki dan perempuan bisa bersedekah sesuai dengan kemampuannya. Sahabat rasulullah seperti Umar bin Khatab, Abu Bakar Shiddiq, Abu Thalhah, Abu Ubaidah, sangat terkenal rajin memberi sedekah.
Demikian pula halnya dengan keluarga nabi yang perempuan, dari istrinya Khadijah, Aisyah, Zainab, hingga Fathimah selalu bersedekah dengan yang dimilikinya.
Dari Umar bin Khathab RA: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya setiap amal disertai niat, dan seseorang itu hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya.'" (HR Bukhari no 1 dan Muslim no  1907)