Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Harga Elpiji Naik, Akankah Harga Makanan Ikut Naik?

2 Januari 2022   06:15 Diperbarui: 3 Januari 2022   02:52 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga gas elpiji naik, mungkinkah harga makanan naik? (dok.windhu)

Ibu kaget saat akan membayar harga gas elpiji yang diantarkan ke rumah. Herman, laki-laki yang biasa mengantar gas ke rumah bilang, uang yang diberikan kurang. Nggak cukup untuk membayar harga gas elpiji ukuran tabung 12 kilogram.

"Harga gas sudah naik, bu!" Katanya. Ibu membelalak. Nggak menyangka. Tanggal 30 Desember 2021, dua hari sebelum Tahun Baru 2022, gas elpiji di rumah tiba-tiba habis. Padahal, sedang merebus air minum. 

Saat kompor gas nyala apinya sudah tidak ada lagi, rebusan air belum mendidih. Belum layak untuk diminum. Bisa-bisa sakit perut kalau belum matang sempurna.

"Pertamina naikin harga dari tanggal 25 Agustus, bu," kata Herman, sambil menyebut jumlah harga elpiji tabung 12 kilogram yang harus dibayar. 

Kenaikan harga berkisar Rp 1.600 sampai Rp 2.600, yang dilakukan beragam tiap daerah. Bukan main, untuk saat ini kenaikan harganya bikin ibu kaget. Harga gas elpiji yang harus dibayar Rp 180.000.

Duh, tadinya ibu sudah berpikir akan ada sisa dari uang Rp 200.000 yang dipegangnya. Selain gas elpiji 12 kilogram. Ibu membeli juga sekardus air mineral gelas yang memang biasa disediakan di rumah jika sewaktu-waktu ada tamu. Apalagi pas tahun baruan seperti ini, nggak ada salahnya menyediakannya. Lagipula, air minum juga belum direbus.

Nah, kenaikan harga gas elpiji non subsisi dari harga biasa Rp 155.000 ke Rp 180.000 memang cukup bikin kaget sebagai kejutan akhir tahun. Harga gas yang dijual ini sudah termasuk biaya antar ke rumah. 

Ibu kemudian bertanya-tanya. Kalau harga gas elpiji tabung 5,5 kilogram juga mengalami kenaikan menjadi Rp 80.000. 

Untuk elpiji tabung 3 kg harganya Rp 22.000. "Beli yang tabungya lebih kecil aja, bu. Lebih murah," ucap Herman.

Gas elpiji naik (sumber:kompas.com)
Gas elpiji naik (sumber:kompas.com)

Hitung-Hitungan Beli Gas Elpiji Tabung 

Ibu mulai berhitung. Membeli gas elpiji tabung 5,5 kilogram sepertinya jauh lebih murah. Ada selisih harga jika membeli elpiji tabung 12 kilogram. 

Kalau dalam sebulan membeli epiji sebanyak dua tabung gas 5,5 kilogram, berarti dapat 11 kilogram. Biaya yang harus dikeluarkan cuma Rp 160.000. Ada selisih Rp 20.000 walau berkurang 1 kilogram.

Itu berarti, pemakaian gas elpiji di rumah harus dikurangi. Eits, nanti dulu. Kalau di rumah aktif memasak setiap hari, pemakaian gas elpiji 12 kilogram ternyata nggak sampai satu bulan. Biasanya cuma bertahan selama tiga minggu. Kalau mau penggunaan satu bulan, berarti harus lebih jarang masak. Nah,lho!

Penggunaan gas elpiji 12 kilogram cuma sekitar minggu itu sudah ibu survei sebelumnya dari obrolan-obrolan bersama para tetangga. 

Rumah tangga yang biasanya rajin memasak untuk anggota keluarga sekitar 4-6 orang habisnya sekitar tiga minggu.

Elpiji tabung melon untuk masyarakat miskin (dok.windhu) 
Elpiji tabung melon untuk masyarakat miskin (dok.windhu) 

Gas Elpiji Melon yang Menggoda

Terus apa solusinya? Ah ya, melihat para tetangga yang penggunaan gas elpijinya lebih irit, ibu melihat ada beberapa hal yang meraka lakukan :

1. Beli Gas Elpiji 3 Kilogram

Harga elpiji tabung melon jauh lebih murah. Meski di tabung 3 kilogram itu tertulis "Hanya Untuk Masyarakat Miskin" penggunannya tak seluruhnya benar-benar miskin. Mereka yang ingin berhemat karena masih ada kebutuhan lain juga termasuk.

"Beli yang tabung melon saja," usulku asal. Harga gas tabung melon Rp 22.000 di penjual langganan, tapi kalau belinya agak jauh sedikit di toko yang dekat pinggir kali, bisa beli cuma sekitar Rp 19.000 tanpa antar. Hemat, kan? Beli 12 kilogram, jauh lebih murah dibandingkan langsung tabung gede 12 kilogram yang dijual Rp 180.000.

Ah masa' iya harus seperti ini.Nggak bagus punya pikiran begini. Namun, ini bisa jadi catatan, siapa tahu ada yang tergoda beralih ke tabung lemon karena harga gas elpiji yang naik?

2. Minumnya Air Mineral 

Jika lebih banyak mengonsumsi air mineral, maka penggunaan gas elpiji pastinya akan lebih murah. 

Penggunaan gas elpiji terbesar salah satunya ya sering merebus air minum. Entah kenapa air minum di rumah cepat habis.

Sebagai gantinya, bisa jadi pengeluaran untuk beli air mineral yang meningkat. Tapi, masih ada solusi lainnya, yakni membeli di sumur tetangga. 

Ya, ada seorang tetangga yang di rumahnya menggunakan olah oksigen untuk sumurnya. Tetangga sebelah rumah isi ulang untuk air minum dari rumah tetangga itu. Lebih murah ketimbang beli air mineral galon atau mengisinya di depot isi ulang.

Cuma, karena belum pernah agak ragu. Lebih sehatkah? Lebih baguskah?

3. Pelajari Masak Cepat dan Metode Hemat Gas

Selain merebus air, kegiatan memasak yang cukup sering juga ikut membuat penggunaan gas elpiji cepat habis. 

Nah dengan mengurangi jumlah varian menu yang dimasak, pastinya akan memperpanjang waktu gas elpiji untuk habis.

4. Beli Makanan Online

Membeli makanan online cukup membantu supaya gas tidak habis. Para ibu muda sering banget memanfaatkan promo-promo yang cukup muncul di aplikasi online. Dengan antusias, informasi makanan online yang sedang diskon disebar. 

"Lumayan, diskonnya banyak. Nggak perlu masak tapi sudah bisa makan untuk sekeluarga." Begitu bunyi salah satu komentar yang pernah kubaca di salah satu grup whatsappku.

Beli makanan promo cukup membantu. Untuk lebih banyak menggunakan peralatan serba listrik, nantinya akan berdampak pada kenaikah harga listrik yang perlu dibayar. Lagian selama ini yang paling sering digunakan sehari-hari cuma rice cooker.

Harga makanan matang mungkinkah ikut naik? 
Harga makanan matang mungkinkah ikut naik? 

Gas Elpiji Naik, Harga Makanan Matang Naik?

Namun sayangnya, kalau sering beli makanan online, makanan promo atau beli makanan matang di warung yang jual murah, mungkin saja bukanlah suatu solusi yang bisa bertahan lama. Soalnya, membaca berita, warung-warung makanan juga kelabakan dengan kenaikan harga alias penyesuaian harga gas elpiji.

Bisa jadi jika mereka bingung karena keuntungan akan berkurang dan makin tipis karena penyesuaian harga makanan yang dijual, mereka juga akan ikut menyesuaikan harga makanan yang dijual selama ini. Harga makanan yang dijual akan naik. 

Harga ketoprak yang biasa keliling perumahan contohnya, sudah beberapa kali menyesuaikan harga. Dari yang dulunya dijual Rp 10.000, sekarang sudah Rp 14.000. 

Nah kalau harga gas elpiji naik lagi, dalam waktu nggak lama lagi bisa naik. Eh, tapi mereka pakai gas melon kan, ya?

Imbas dari penyesuaian harga elpiji bikin khawatir harga dagangan makanan matang ikut naik. Warteg-warteg, berdasarkan pemberitaan yang kubaca secara online, sudah mulai mengeluh dan melirik tabung melon. 

Sedih juga jika kemudian harga makanan matang ikutan naik harga. Kalaupun harganya tetap, nantinya juga tetap ada yang berubah. Biasanya yang dikurangi sama penjual adalah dari jumlahnya, kualitasnya, sampai rasanya yang tidak akan sama lagi.

Harga gas elpiji tabung 5,5 kilogram dan tabung 12 kilogram naik, jadi timbul kekhawatiran makanan matang warungan juga naik. 

Berharapnya sih nggak karena aku masih makan di warung kalau sedang tidak ada di rumah atau beli makanan matang kalau sedang tidak masak. Setidaknya, akan menggoyang kegiatan kulineran untuk sementara waktu. 

Jkt, 020122

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun