Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mendekap Kehangatan Kuliner Cikini Lewat Semangkuk Bubur dan Semangkuk Bakmi Pangsit

30 Desember 2021   22:50 Diperbarui: 30 Desember 2021   22:54 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siomay gerobak yang laris manis (dok.windhu) 

Beberapa di antara kami akhirnya kembali,"Bingung mau makan apa," ucap mereka yang akhirnya memilih untuk mencicipi Siomay Nur yang terletak pada bagian depan jalan. Sementara, Tauhid dan mas Agung berjalan lurus ke arah TIM menuju jajaran warteg.

Mbak Muthiah memilih gado-gado. Saya memutuskan makan Bubur Cikini saja. Saya berdua mbak Eka pun memasuki tempat jajanan itu.   

Siomay gerobak yang laris manis (dok.windhu) 
Siomay gerobak yang laris manis (dok.windhu) 

Kapan saya terakhir ke Cikini? Sebelum pandemi datang. Sudah lama juga. Pandemi membuat saya hanya langsung pergi ke tempat yang pasti dituju saja. Padahal sebelumnya, Cikini adalah tempat yang asyik buat berjalan kaki bersama teman, mengingat kenangan makan di pelataran depan TIM, nonton teater atau bioskop yang saat ini sudah tidak ada.  

Selama pandemi, jika ingin kuliner dari suatu tempat, lebih banyak memesan makanan lewat online yang langsung antar sampai rumah.  Sekarang, sepanjang Jl Cikini Raya dari Stasiun hingga persimpangan, penjual kaki limanya tidak sebanyak dulu. TIM juga masih dibenahi.  Jadi, menyantap Bubur Cikini adalah pilihan tepat setelah sekian lama.  


Bubur Telur Cikini aroma khas rempah

Dan, siang itulah pertama kali saya mencoba Bubur Telur yang kuning telurnya dimasukkan mentah-mentah ke dalam bubur di mangkuk. Selama ini saya lebih memilih bubur biasa. Sebagai pelengkap, barulah ditambahkan sate, cakwe, telur rebus, dan pelengkap lainnya jika ada.

Alasannya? Saya kadang tidak berselera  dengan makanan yang berbau amis tajam. Jadi, saya harus memastikan nantinya akan suka. Tapi, inilah Bubur Telur Cikini yang digandrungi banyak orang. Masa' saya tidak pernah coba?  Masa' taunya cuma yang biasa saja?

Kuning telur dalam bubur Cikini (dok.windhu) 
Kuning telur dalam bubur Cikini (dok.windhu) 

"Nggak amis, kok! Mau coba?" tanya karyawan Burcik. 

Saya mengangguk. Baiklah, kita coba. Harum bubur tercium. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun