Tapi sekarang? Kamto menggeleng-gelengkan kepalanya. Semua sudah berubah. Tidak banyak lagi yang mau berlangganan koran.Â
Semua berita sudah ada di internet. Tinggal ketik-ketik di mbah google, semua berita sudah bisa didapatkan.Â
Lewat hape yang kecil semua berita sudah bisa dibaca. Berapa banyak yang masih sudi membaca koran cetak?Â
'Korannya berhenti aja. Sudah nggak ada yang baca. Sudah dapat langganan koran lewat hape dari kantor," Ucapan salah seorang pelanggan koran yang memutuskan berhenti berlangganan.Â
Kamto ingat masih sempat mengucapkan terima kasih. Tapi, dadanya berdesir.
Berkurang sudah pendapatannya untuk bulan depan. Berkurang juga  uang yang bisa dibawanya untuk Dewi, istrinya.Â
Kamto segera memasukkan sebagian koran yang ada di tas selempangnya. Sisanya, diikatnya dilapisi plastik pada jok belakang motornya.Â
Sayup masih didengarnya suara Dani, sesama pengantar koran yang mengabarkan jika salah satu langganan tidak perlu diantar lagi besok pagi.Â
"Kalau begini terus, Lama-lama habis dong koran yang perlu diantar. " Â Suara itu terdengar.Â
***
Motor Kamto mulai berbelok ke arah perumahan Cempaka. Masih ada lima pelanggan koran disini. Dulu, rasanya ada dua puluh koran.Â