Kipu sangat bangga. Tak henti-hentinya bolak balik ke arah telaga yang memantulkan cahaya matahari.Â
Kipu mematut-matut dirinya yang tampak keren di air bening telaga. Kipu bisa bercermin dengan mengepak-ngepakan sayap indahnya.Â
Ah pantas saja, Rhopa Kupu begitu memperhatikannya. Dia pasti iri dan suka pada indah sayapku, kata Kipu si Kupu, dalam hati.Â
Hahaha, aku mau terbang lebih tinggi. Melesat lebih jauh. Mencari nektar yang lebih legit. "Sayapku paling indah...! " teriak Kipu.Â
Teriakan itu menyentak Rhopa, yang berada tak jauh dari bunga tempat hinggap Kipu.Â
"Kipu, jangan terlalu jauh. Pandangan mata kita terbatas. Bahaya nanti! Aku diingatkan jangan terbang ke arah tanaman dekat telaga." Â
Rhopa mengingatkan Kipu. Daya pandang kupu-kupu paling jauh tiga atau empat meter.Â
Kipu tertawa. "Kenapa? Kau iri padaku? Atau, kau suka padaku? "
Rhopa, Kupu-kupu betina terdiam. Diakuinya memang, kekagumannya muncul  saat melihat Kipu yang sayapnya betul-betul indah. Bahkan mungkin, yang terindah di kawasan itu.Â
Namun bukan itu yang terpenting. "Jangan kesana. Menurut cerita teman-teman yang lain, disitu ada pemburu Kupu-kupu, " lantang Rhopa.Â
Mendengar itu, Kipu malah semakin tertawa. Tanpa menggubris, langsung melesat . Meliuk dan mengepakkan sayapnya.Â