Saat Kongres Muhammadiyah ke-15 tahun 1926 di Surabaya, Siti Walidah mencengangkan banyak orang  karena berpidato di hadapan kongres. Memimpin kongres, adala peristiwa langka bagi perempuan di awal abad ke-20.
Sejumlah harian Surabaya memberitakannya, seperti Pewarta Surabaya. Bahkan, melalui Sin Tit Po, pewartanya mengajak kaum isteri Tionghoa agar bertindak maju seperti yang dipraktekkan warga 'Aisyiyah.
Nyai Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 31 Mei 1946 pada usia 74 tahun. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.042/TK/1971, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Nyai Hj. Ahmad Dahlan untuk menghormati jasa-jasanya dalam menyebarluaskan Agama Islam dan mendidik perempuan.
Dari yang dilakukan Nyai Ahmad Dahlan, dapat ditarik jika perempuan mampu untuk berkiprah dan melakukan yang terbaik. Perempuan bisa cerdas dan memperoleh pendidikan tinggi, berorganisasi, mengembangkan diri, setara dengan lelaki. Â Tindakan Nyai Ahmad Dahlan telah menginspirasi perempuan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H