Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saatnya Membatasai Sampah Plastik untuk Masa Depan Lautan

31 Oktober 2018   23:41 Diperbarui: 1 November 2018   00:50 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah menumpuk di pinggir laut (gambar:www.kkp.go.id)

Kampanye untuk melindungi laut dari sampah plastik kemudian dipertegas dalam aksi Menghadap Laut dalam bentuk konser yang ada di OOC. Hal ini untuk menggarisbawahi dengan tebal jika laut, bukanlah sebuah tempat sampah besar. Laut bukanlah  tempat penampungan berbagai  jenis sampah yang mengancam kelangsungan biota laut.

PPSU melakukan bersih-bersih laut dari sampah (gambar:beritajakarta.co.id)
PPSU melakukan bersih-bersih laut dari sampah (gambar:beritajakarta.co.id)
Bahkan Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris meski tak bisa datang dalam kegiatan dua hari Our Ocean Conference (OOC), dalam video yang dilansir channel youtube Kementerin Kelautan dan Perikanan (KKP), juga menyoroti permasalahan sampah laut, salah satunya.   

Selebihnya, Pangeran Charles juga mendukung pemberantasan ilegal fishing dan dampak perubahan iklim terhadap laut. Kegiatan melindungi laut dan mengupayakan laut  sehat harus dilakukan.  

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry saat memberi pidato dalam gelaran Our Ocean Conference 2018  mengungkapkan kekhawatiran nantinya  jumlah sampah plastik di lautan akan lebih banyak daripada  ikan. Padahal di saat yang sama, banyak oran yang menginginkan terhidangnya daging ikan segar yang tersaji sebagai menu hidangan.

Sampah yang terdapat di sisi kapal lingkungan Rainbow Warrior saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, April 2018 lalu (foto:windhu)
Sampah yang terdapat di sisi kapal lingkungan Rainbow Warrior saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, April 2018 lalu (foto:windhu)
Kerry  mengajak untuk menyelamatkan laut dengan melakukan semua upaya. Tujuannya, agar generasi mendatang bisa merasakan dan mencicipi hasil tangkapan laut yang masih segar dan bagus.

Kata Kerry, saat ini setidaknya  sudah lebih dari 500 dead zone ada di laut dunia dan kemungkinan akan terus meningkat  akibat ulah manusia. Di area dead zone, tidak ditemukan kehidupan karena rusaknya perairan. Laut saat ini sedang kritis karena banyaknya sampah plastik.

Selain menghasilkan kesepakatan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, Our Ocean Conference 2018 yang  membahas keberlangsungan laut telah menghasilkan 287 komitmen baru, yang  terdiri atas Marine Protected Area (62), climate change (40), maritim security (41), maritim pollution (61), Sustainable Fisheries (39), suistainable blue economy (44).  

Sampah menumpuk di pinggir laut (gambar:www.kkp.go.id)
Sampah menumpuk di pinggir laut (gambar:www.kkp.go.id)
Komitmen Untuk Laut Sehat Polusi Plastik 

Perusahaan multinasional Prancis, Veolia di OOC ikut menandatangani komitmen global untuk memberantas limbah plastik. Komitmen yang  didukung berbagai produsen, merek, pengecer, dan pendaur ulang kemasan plastik terkemuka di dunia.

Senior Executive Vice President Development, Innovation and Markets Veolia, Laurent Auguste mengatakan, Veolia akan memperluas bisnis daur ulang plastiknya lima persen hingga 2025.

Melalui program yang  diprakarsai oleh Ellen MacArthur Foundation, yang  berkolaborasi dengan lembaga PBB, United Nations Environment Programme (UNEP), melakukan komitmen global pemberantasan sampah plastik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun