Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saatnya Membatasai Sampah Plastik untuk Masa Depan Lautan

31 Oktober 2018   23:41 Diperbarui: 1 November 2018   00:50 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah yang terdapat di sisi kapal lingkungan Rainbow Warrior saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, April 2018 lalu (foto:windhu)

Namun, itulah yang menjadi permasalahan besar. Setelah tak digunakan, barang yang terbuat dari plastik akan  menjadi sampah plastik yang sangat mengganggu lingkungan.

Plastik memiliki daya tahan lama untuk bisa terurai. Sampah plastik akan tetap ada selama 500 tahun. Laman Greenpeace bahkan mengilustrasikan jika Leonardo Davinci  menggunakan botol minuman dari plastik saat melukis Monalisa, maka sampahnya masih akan bertahan hingga saat ini.

Mungkinkh jumlah sampah di laut lebih banyak dari jumlah ikan? (gambar:EU-UF)
Mungkinkh jumlah sampah di laut lebih banyak dari jumlah ikan? (gambar:EU-UF)
Sampah Plastik di Laut

Semakin hari, semakin banyak benda dari plastik yang diproduksi, digunakan, dan dibuang. Hal ini menjadi tantangan yang cukup serius bagi Indonesia dan juga dunia, dalam menghadapi sampah plastik.

Permasalahan sampah plastik di laut menjadi salah satu hal yang dibahas dalam perhelatan akbar Our Ocean Conference, yang berlangsung selama dua hari mulai Senin 29-30 Oktober 2018, di Nusa Dua Bali.

Jacqueline Savit, Chief Policy Officer Oceana, sebuah organisasi konservasi laut global menuturkan, saat ini lautan  mau tidak mau harus menghadapi  ancaman sampah plastik.

Kata Jacqueline, setidaknya ada 17,6 miliar ton sampah plastik masuk ke lautan setiap tahunnya. Sampah plastik itu tidak hanya mengancam  lautan Indonesia, tapi juga hampir seluruh negara di dunia.

Membersihkan sungai dari sampah di Bali (sumber:www.mongabay.co.id)
Membersihkan sungai dari sampah di Bali (sumber:www.mongabay.co.id)
"Banyak perusahaan yang terus-menerus menggunakan kemasan plastik menghancurkan tempat-tempat yang indah seperti Bali. Kita telah membuang satu truk sampah plastik ke lautan setiap menitnya," ujarnya, seperti dikutip dari liputan6.com.

Menteri Luar Nageri Retno Marsudi pun menyadari jika Indonesia telah menghasilkan jumlah cukup besar sampah pastik, termasuk sampah plastik di laut. Karenanya, kegiatan OOC pun diawali dengan  kampanye membersihkan pantai.

Laut Bukanlah Tempat Sampah

Pandu Laut, komunitas binaan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bahkan telah melakukan aksi bersih-bersih pesisir laut pada  76 titik di berbagai wilayah Indonesia, sejak Agustus 2018 .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun