Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Emil Dardak, Puisi, dan Tentang Perempuan

13 Agustus 2018   23:11 Diperbarui: 15 Agustus 2018   07:35 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emil di booth Ladiesiana dan RTC (dok.windhu)

Terdampar di di Karangbolong 

Bawa tongkat galih asam

Temu ratu pantai selatan

 Sungguh kau cinta padaku?

Tanya buih digulung ombak

***

Baris-baris dalam bait puisi berjudul Mencintai Ratu Pantai Selatan, karya kompasianer Ikhwanul Halim itu dengan tenang dibacakan oleh Emil Dardak, Wakil Gubernur Terpilih Jawa Timur.

Semua penontonnya, terutama para perempuan yang memenuhi booth kolaborasi komunitas Ladiesiana dan Rumpies The Club (RTC) memandangnya saat berpuisi, tak henti. "Gantengnya pak Emil Dardak," celetuk sebuah suara.  

Kedatangan Wagub Jatim berusia muda dan memang berwajah rupawan ini merupakan salah satu yang ditunggu-tunggu. Pun, di booth kolaboraksi Ladesiana dan RTC, di gelaran Indonesia Community Day (ICD) Malang, 5 Agustus 2018.

Emil E Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, membaca sebuah puisi di booth kolaboraksi Ladiesiana dan RTC, di ajang ICD 2018 (dok.windhu)
Emil E Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, membaca sebuah puisi di booth kolaboraksi Ladiesiana dan RTC, di ajang ICD 2018 (dok.windhu)
Sejak diumumkan lolos menjadi salah satu komunitas peserta ICD dan melihat foto-foto kedatangannya di kantor Kompasiana yang dibagikan di Facebook oleh para adminnya, niat agar wakil gubernur cerdas dan penuh talenta ini bisa mampir di booth komunitas Ladiesiana & RTC tersembul.

Maka, kehadiran mantan Bupati Trenggalek ini sangat disayangkan jika berlalu tanpa baca puisi. Bukan sebuah kebetulan jika bentuk kolabroraksi yang diambil dua komunitas, yakni Ladiesiana dan RTC adalah membaca puisi.

Tepatnya, lomba mencipta dan membaca puisi bertema perempuan bagi para peserta yang ikut. Jadi, suatu hal yang sesuai sekali jika Emil, pasangan gubernur Jatim Khofifah Indar Pariwansa itu dapat berpuisi. Tak perlu banyak. Cukuplah sebuah puisi saja.

Hal itu menjadi nyata begitu usai mengunjungi booth pertama, Emil Dardak yang didampingi COO Kompasiana Nurulloh, langsung menuju booth kolaboraksi Ladiesiana & RTC.

Melihat isi booth dan bertanya mengenai kegiatan. Disitulah kemudian permintaan perempuan-perempuan yang  memadati booth kemudian memintanya berpuisi. "Pak Emil, baca puisi dong!

Emil Dardak membaca puisi (dok.windhu)
Emil Dardak membaca puisi (dok.windhu)
Emil sempat berkata tidak membawa buku puisi. Namun, kemudian bersedia dan tak berkeberatan untuk membaca sebuah puisi dari buku Rampaian Puisi Apresiasi  RTC, yang ditulis oleh para sahabat  rumpies.

Puisi Ikhwanul Halim berjudul Mencintai Ratu Pantai Selatan, yang ditulis di Bandung 13 Maret 2016 itulah yang kemudian dibacanya.  Emil Dardak pun agaknya tahu cara menyenangkan komunitas booth, tempatnya membaca puisi. 

"Salut buat RTC dan Ladiesiana," ucapnya sambil menyunggingkan senyum manis, yang dapat melelehkan hati perempuan.     

"Aduh, beruntung sekali Arumi Bachsin punya suami Emil Dardak," ujar seorang ibu, tak hentinya memuji betapa beruntungnya perempuan yang mendapatkan suami muda usia, cerdas, dan tampan.

Saya tersenyum, sebelum menukas,"Bu, bukan cuma Arumi yang beruntung. Pak Emil pun beruntung punya perempuan seperti Arumi. Secantik Arumi."

Emil di booth Ladiesiana dan RTC (dok.windhu)
Emil di booth Ladiesiana dan RTC (dok.windhu)
Puisi dan Ekspresi

Banyak alasan orang untuk berpuisi. Bisa jadi untuk menyampaikan ekspresi, sebuah ungkapan hati, atau sebuah pesan yang ingin disampaikan si pembuatnya.

Sebuah puisi,  tak jarang membuat banyak orang terkagum-kagum pada kata-kata cantik yang membingkai.

Semua orang boleh berpuisi. Dengan latar belakang apapun, berpendidikan apapun, laki-laki dan perempuan, tua atau muda, pejabat maupun orang biasa. Namun, selain menyenangkan untuk ditulis, dibaca, dan didengarkan, puisi memiliki kekuatan sebagai sarana untuk mendekatkan.

Banyak pejabat mampu berpuisi. Emil Dardak, Wagub terpilih Jawa Timur itu pun dekat dengan puisi. Melalui puisi yang  sempat dibacakan oleh istrinya Arumi Bachsin sebelum Pilkada Jatim, sungguh mendengarkannya mendatangkan rasa haru.

Puisi itu berkisah mengenai dukungan Arumi sebagai seorang istri terhadap suaminya untuk melangkah menjadi pemimpin daerah. Begitu kuatnya pengaruh sebuah puisi yang dibacakan seorang perempuan, seorang istri. Lalu siapakah yang beruntung?

Sri Rahayu, curhat perempuan soal anak berkebutuhan khusus (ABK). (dok.windhu)
Sri Rahayu, curhat perempuan soal anak berkebutuhan khusus (ABK). (dok.windhu)
Kolaboraksi Puisi Bertema Perempuan

Baiklah, kembali mengenai kolaboraksi komunitas Ladiesiana dan RTC dalam lomba membuat dan membaca puisi bertema perempuan di ajang ICD Malang 2018.  Lomba yang diselenggarakan di booth yang terletak di arah sisi kiri  panggung utama, boleh dibilang cukup diminati.

Meski dalam pelaksanaannya, para peserta yang mengikuti lomba duduk lesehan beralaskan tikar merangkai kata demi kata, membuat puisi, lalu kemudian membacakannya. 

Untungnya di tengah-tengah para peserta tersedia kudapan, permen, dan minuman gelas kemasan. Setiap peserta diabadikan melalui jepretan foto dan direkam melalui video ponsel. Meski terkadang suara mereka harus tenggelam oleh bunyi kegiatan di panggung utama.

Sebuah kolaboraksi Ladiesiana dan RTC yang positif.  Peminat lomba membuat dan membaca puisi bertema perempuan, tak hanya perempuan. Ada sejumlah laki-laki yang ikut serta.

Peserta lomba pun tak hanya orang dewasa seperti pekerja kantoran ataupun memang penulis puisi, para mahasiswa hingga anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah pun ikut serta.  

Para peserta menceritakan tentang kekagumannya pada sosok perempuan. Entah ibunya, saudaranya, kakaknya, pahlawan perempuan, teman perempuan, hingga gurunya.  Sah saja. Semua memang boleh berpuisi. Semua memang boleh mencintai puisi dan mengungkapkannya dalam bait puisi.  

Begitupun saat kemudian diputuskan pemenang I dan II ternyata belakangan diketahui keduanya masih berstatus mahasiswa universitas negeri di Malang. Tampaknya tema perempuan memang selalu menarik untuk dibahas.

Setidaknya, seperti puisi Mencintai Ratu Pantai Selatan karya Ikhwanul Halim, yang terinspirasi dari novel Perjanjian dengan Maut karya Harijadi S Hartowardojo pun juga tak jauh-jauh dari menyinggung soal cinta pada perempuan.


Semua Tentang Perempuan

Satu hal yang pasti, booth kolaboraksi komunitas Ladiesiana dan RTC di ICD Malang 2018 memang lebih banyak didatangi para perempuan. Tak hanya admin komunitas yang keseluruhannya perempuan.

Ladiesiana, sebagai komunitas pun bergerak dalam kegiatan yang terkait dengan perempuan. Para peserta lomba buat dan baca puisi yang mayoritas perempuan, bercerita mengenai perempuan. Sesuai dengan warna pink alias merah muda yang  

Saat Wagub Jawa Timur Emil Dardak terpilih usai membaca puisi, seorang ibu menggendong seorang anak mendatanginya. Sri Rahayu, perempuan itu curhat mengenai kekhawatiran seorang ibu mengenai masa depan untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus (ABK).     

Dalam pelukan perempuan asal Malang itu, seorang  bayi berusia enam bulan ternyata mengidap Down Syndome (DS). Terlihat jelas dari ciri khas wajahnya. Ibu ini meminta agar anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan perlakuan yang layak. Suasana haru sempat tercipta.

Satu hari di ICD Malang, dalam kolaboraksi dua komunitas mengangkat tema perempuan, menunjukkan jika sebuah kerja sama itu memungkinkan dan sangat mungkin dilakukan. Sebuah peluang peluang untuk bisa sama-sama hadir di sebuah ajang bertemunya puluhan komunitas.

Buktinya, sejumlah admin dari berbagai komunitas pun bersedia untuk ikut serta dalam membaca puisi. Sebut saja SElamet Hariadi, Lilik Fatimah, dan lainnya. Kolaboraksi memang tak harus berhenti di ICD.

Masih banyak dan panjang jalan yang perlu dilakukan sebuah komunitas jika ingin bisa bertahan. Dibutuhkan kekompakan, satunya visi, kerja sama, pengertian, dan tentu saja  adanya pendanaan sebagai roda menjalankan kegiatan.

Semoga saja, COMMA atau Community Affiliation, yakni program yang mempertemukan komunitas dengan pihak ketiga (sponsor) dalam penyelenggaraan kegiatan (online/offline) dengan konsep kerjasama profesional, bisa menjadi jawaban.  

Begitulah harapan Ladiesiana, komunitas perempuan yang sudah dua kali ikut serta di dua ICD, saat COMMA diluncurkan di malam penutupan ICD. Untuk apa? Tentu saja, supaya perempuan-perempuan menjadi semakin maju.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun