Di ruang conference tersebut, juga terlihat peralatan olahraga, yang menurut penjelasan digunakan oleh kapten kapal untuk menjaga kebugarannya selama dalam melakukan perjalanan ke berbagai negara dunia.Â
Kenapa Rainbow Warrior berkunjung ke Indonesia ? Merapat ke pelabuhan Jakarta?  Itu pertanyaan yang melintas. Misi penyelamatan lingkungan dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentignya menjaga lingkungan harus diberikan.Selain tentunya  kegiatan ini juga menggugah pemerintah setempat, terutama Jakarta sebagai ibukota negara  untuk melakukan tindakan untuk menjaga penyelamatan lingkungan.Â
Saya terdiam saat menuruni tangga usai dari conference room menuju ke deck, melihat banyak tumpukan sampah yang terlihat terhempas air di sisi kapal.Indonesia memang menghadapi masalah sampah. Selain juga masuk ke dalam negara yang memiliki tingkat polusi tinggi, seperti  disampaikan Liputan6.comyang mengutip The Eco Experts dari Britania Raya, yang pada tahun 2017  memberikan peringkat terbaru dari berbagai negara mengenai tingkat polusi. Perhitungan ini mengambil data dari 135 negara mulai dari emisi karbon, tingkat polusi udara, konsumsi energi, dan penggunaan energi terbarukan.
Itulah sebabnya, kata salah seorang relawan bernama Monic, pengunjung diminta untuk menitipkan semua bawaannya, baik berupa botol minuman plastik maupun yang ada dalam kemasan plastik bagi siapapun yang ingin open boat Rainbow Warrior. Untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyelamatan lingkungan.
Mengunjungi  kapal hijau Raibow Warrior, setidaknya bisa melihat langsung kapal paling ramah lingkungan yang pernah dirancang dan dibuat di dunia. Konsisten mengampanyekan penyelamatan lingkungan agar selalu hiijau.Â
Kapal Rainbow Warrior yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok merupakan kapal ketiga yang beroperasi sejak 14 Oktober 2011. Sebelumnya, kapal Rainbow kedua pensiun pada tanggal 16 Agustus 2011, setelah lebih dari 22 tahun melakukan kampanye lingkungan.
Kapal Rainbow kedua merupakan kapal yang menggantikan kapal Rainbow Warrior pertama, yang  pada tahun 1985  dibom oleh Perancis, saat sedang berkampanye menghentikan uji coba nuklir di Pasifik, untuk memblokir pelabuhan batubara dan menghentikan operasi penangkapan ikan yang merusak.