JIKA punya  kesempatan hidup kembali hanya selama 24 jam setelah kematian, apa yang akan dilakukan? Pikirkanlah. Namun, buat Travis Conrad, ia  ingin menanggalkan kenangan lalu dan menyelesaikan sebuah misi yang bisa menyelamatkan banyak orang. Â
Semuanya bermula ketika Travis Conrad, seorang lelaki bayaran  yang bertugas dalam sebuah misi pembunuhan, ditembak mati oleh agen interpol Hongkong Lin.
Di meja operasi kantor Gunung Merah (Red Mountain) kelompok militer rahasia Rusia yang bekerja sama dengan Jim Morrow, kawan lama yang menugaskannya, Travis menjalani pembedahan.
Upaya eksperimen medis yang berhasil karena Travis bisa hidup kembali. Ini ditujukan untuk kepentingan pengungkapan keberadaan Keith Zerra, yang hanya diketahui oleh Travis.
Keith melihat puluhan mayat dengan posisi luka yang sama, yakni jahitan di bagian dada. Tidak sedikit keluarga yang kehilangan anggota keluarganya. Â Keith berada di bawah pengawasan agen interpol Lin.
Melarikan Diri
Saat menyadari hidupnya akan dihabisi setelah Gunung Merah tahu keberadaan Keith, Travis meloloskan diri. Dari dokter di ruang bedah, Travis diberitahu jika meski hidup kembali akibat eksperimen medis, nyawanya akan berakhir dalam waktu 24 jam.
Penandanya adalah serupa jam di pergelangan tangan, yang jam, menit, dan detiknya akan berkurang sesuai dengan guliran waktu. Travis sadar, ia harus melakukan sesuatu yang berarti dengan waktu 24 jam yang dimilikinya. Terlebih, Travis selalu dibayang-bayangi rasa bersalah karena anak dan istrinya yang tewas secara tragis.
Semua tak berjalan mudah karena banyak sekali anggota pasukan bersenjata terlatih yang meski dihadapi. Membawa saksi kunci pergi dan melakukan penyelamatan terhadap Christoper, anak agen interpol Lin, yang ditangkap oleh pasukan Gunung Merah. Berhasilkah Travis menggunakan waktunya yang hanya 24 jam untuk hidup dan menyelamatkan Christoper dalam berondongan tembakan senjata?
Aksi Laga Penuh Darah
Film 24 Hours To Live produksi Saban Film ini, sejak tayang pembuka penuh dengan aksi laga. Kebut-kebutan mobil dengan menabrak semua yang berada di jalan dan dinding tembok. Tembak menembak senjata. Peluru yang berdesing kesana kemari. Puluhan orang jatuh tertembak dan mati bergelimpangan.
Ya, jadi  siapa pun yang menonton film ini harus siap-siap melihatnya. Darah yang bercipratan hingga ke wajah, akibat aksi tembak menembak yang nyaris ada di sepanjang film berdurasi  1 jam 33 menit ini.
Bayang-bayang istri dan anaknya selalu saja hadir setiap kali Travis menjalankan aksinya. Travis digambarkan sebagai ayah yang bertanggung jawab dan sangat mencintai keluarganya.
Dia pun dekat dengan ayah mertuanya. Travis memiliki penyesalan mendalam karena tidak bisa menyelamatkan keluarganya. Memberikan waktu yang cukup saat anak dan istrinya masih hidup. Luput mementingkan keluarganya semata demi tugas berbahaya yang dilakukannya dan mendapatkan bayaran uang yang banyak.
Sertakan Banyak Stuntman
Film 24 Hours To Live bisa dibilang merupakan film yang menjadi pengobat rindu bagi siapa pun penyuka aksi laga Ethan Hawke. Film ini mulai tayang mulai 7 Februari 2018 di jaringan bioskop seluruh Indonesia, mulai dari Cinemaxx Theatre, CGV Cinema, dan FLIX Cinema. Ethan, lelaki tegap bertubuh besar  179 cm ini memang sudah membintangi puluhan film sejak berkecimpung dalam dunia peran mulai tahun 1985.
Ethan sebelumnya bermain di film Boyhood (2014) dan Training Day (2001). Juga di tiga film drama berjudul tiga Before, yakni Before Sunrise (1995), Â Before Sunset (2004), dan Before Midnight (2013). Ethan merupakan sosok multi talenta asal Amerika, yang pernah dinominasikan di Academy Awards sebagai aktor, penulis, bahkan sutradara.
Film mampu menonjolkan sisi humanis sebagai manusia dan sebagai seorang ayah. Halusinasi kehadiran anak istri yang telah meninggal berpadu dengan penggambaran betapa canggih dan modernnya markas Gunung Merah. Bahkan gambaran sisi hati seorang sahabat lama pun hadir.
Meski awalnya agak bingung juga selalu tampil adegan anak dan perempuan di sejumlah adegan film. Â Namun, diiringi dengan soundtrack film yang memperdengarkan alunan suara khas Marilyn Manson dengan God's Gonna Cut You Down, adegan tembak menembak menjadi lebih seru.
You can run on for a long time
Run on for a long time
Run on for a long time
Sooner or later God'll cut you down
Sooner of later, God'll cut you down
Jadi, wajar saja bila yang terlibat dalam film ini cukup banyak. Saat akhir tayangan film terlihat banyak sekali jajaran nama-nama stuntman. Mereka orang yang paling berjasa dalam sebuah film laga, bukan? Sebagai bintang utama, Travis yang diperankan oleh Ethan Hawke akan berkali-kali lolos dari maut. Sembilan nyawa istilahnya.
Ah ya, mengacu pada judul filmya 24 Hours To Live, yang terpikir adalah bila sempat mengalami hal yang sama, yakni mendapatkan kesempatan hidup kembali setelah mati, dengan rentang waktu 24 jam, apa yang saya akan lakukan? Â Bisa jadi, banyak berdoa, minta maaf, dan menyelesaikan misi yang belum tuntas. Kalau kalian?
Keterangan Film :
Judul     : 24 Hours To Live
Produksi  : Saban Film
Sutradara : Â Brian Smrz
Durasi    : 1 jam 33 Menit
Pemeran  : Travis Conrad (Ethan Hawke),  Jim Morrow (Paul Anderson).
Frank (Rutger Hauer), Keith Zera (Tyrone Keogh), Lin (Qing Xu), Wetzler (Liam Cunningham
Penulis naskah: Zach Dean, Jim McClain, Ron Mita
 Trailer Film 24 Hours To Live
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H