Aksi Laga Penuh Darah
Film 24 Hours To Live produksi Saban Film ini, sejak tayang pembuka penuh dengan aksi laga. Kebut-kebutan mobil dengan menabrak semua yang berada di jalan dan dinding tembok. Tembak menembak senjata. Peluru yang berdesing kesana kemari. Puluhan orang jatuh tertembak dan mati bergelimpangan.
Ya, jadi  siapa pun yang menonton film ini harus siap-siap melihatnya. Darah yang bercipratan hingga ke wajah, akibat aksi tembak menembak yang nyaris ada di sepanjang film berdurasi  1 jam 33 menit ini.
Bayang-bayang istri dan anaknya selalu saja hadir setiap kali Travis menjalankan aksinya. Travis digambarkan sebagai ayah yang bertanggung jawab dan sangat mencintai keluarganya.
Dia pun dekat dengan ayah mertuanya. Travis memiliki penyesalan mendalam karena tidak bisa menyelamatkan keluarganya. Memberikan waktu yang cukup saat anak dan istrinya masih hidup. Luput mementingkan keluarganya semata demi tugas berbahaya yang dilakukannya dan mendapatkan bayaran uang yang banyak.
Sertakan Banyak Stuntman
Film 24 Hours To Live bisa dibilang merupakan film yang menjadi pengobat rindu bagi siapa pun penyuka aksi laga Ethan Hawke. Film ini mulai tayang mulai 7 Februari 2018 di jaringan bioskop seluruh Indonesia, mulai dari Cinemaxx Theatre, CGV Cinema, dan FLIX Cinema. Ethan, lelaki tegap bertubuh besar  179 cm ini memang sudah membintangi puluhan film sejak berkecimpung dalam dunia peran mulai tahun 1985.
Ethan sebelumnya bermain di film Boyhood (2014) dan Training Day (2001). Juga di tiga film drama berjudul tiga Before, yakni Before Sunrise (1995), Â Before Sunset (2004), dan Before Midnight (2013). Ethan merupakan sosok multi talenta asal Amerika, yang pernah dinominasikan di Academy Awards sebagai aktor, penulis, bahkan sutradara.
Film mampu menonjolkan sisi humanis sebagai manusia dan sebagai seorang ayah. Halusinasi kehadiran anak istri yang telah meninggal berpadu dengan penggambaran betapa canggih dan modernnya markas Gunung Merah. Bahkan gambaran sisi hati seorang sahabat lama pun hadir.