Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Halal Itu Baik Buat Saya Sebagai Konsumen, Untung Buat Produsen

7 November 2017   23:08 Diperbarui: 7 November 2017   23:26 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat saya seorang muslim, menjaga kehalalan segala asupan yang masuk ke dalam tubuh  adalah keharusan. Tidak bisa ditawar lagi karena memang begitulah yang sudah ditentukan dalam agama yang dianut. 

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terbaik di bumi." (QS al-Baqarah [2]: 168).

Halal merupakan segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk dikonsumsi. Terutama yang berkaitan dengan  makanan dan minuman. Halal itu sesuatu yang baik dari apa yang terbaik di muka bumi. Halal disini diartikan halal secara zat, sesuai dengan ketentuan Al-Quran dan Hadis. Halal cara memperolehnya. Halal dalam cara pengolahannya.

Semua hal ini saya perhatikan betul-betul agar saya tidak menyantap makanan dan minuman, ataupun menggunakan produk yang dianggap tidak halal. Ya, halal itu ternyata  tidak terbatas hanya makanan dan minuman. Produk kosmetika pun harus memenuhi unsur halal, seperti misalnya tidak mengandung alkohol.

Logo MUI dan label halal ini yang dicari dalam setiap kemasan (www.halalmui.org)
Logo MUI dan label halal ini yang dicari dalam setiap kemasan (www.halalmui.org)
Teliti Memilih Produk Halal

Biasanya, yang saya lakukan untuk memastikan yang saya konsumsi dan saya gunakan sudah halal atau belum, saya melihat pada kemasan. Saya mencari logo tulisan halal yang ada di kemasan produk.

Bila saya tidak menemukannya, otomatis secara spontan saya menaruhnya kembali di rak tempat produk diletakkan. Untuk kosmetik, obat-obatan,  dan barang impor pun saya biasanya begitu. Itu kalau produk kemasan.

Untuk produk minuman dan makanan hidangan yang siap disantap, saya mencari kios, restoran, atau kedai yang biasanya ada tulisan kata halal atau memperlihatkan sertifikat halal di tempat usahanya.

Saya tidak ingin salah menyantap makanan sehingga saya merasa berdosa dan merasa bersalah berkepanjangan.  Pernah menonton film Rudy Habibie? Saya yakin semua umat muslim pun akan melakukan hal yang sama.

Di film itu, Rudi yang sedang mencari kost untuk tempat tinggal selama kuliah di Jerman, membeli sebuah hotdog.  Rudi yang saat itu ditemani seorang pastur, saat dikatakan makanan yang disantapnya non halal, langsung mengeluarkannya dari mulut. Ya, Rudi adalah muslim yang taat. Pantang baginya untuk memakan yang tidak halal.

Rudi merasa terkejut ketika makanan yang disantapnya tidak halal (trailerrudyhabibie)
Rudi merasa terkejut ketika makanan yang disantapnya tidak halal (trailerrudyhabibie)
Karenanya, bila kebetulan sedang berada di wilayah yang mayoritas non muslim, kemujdian merasa lapar, yang pertama saya tanyakan adalah kehalalan makanan yang dijual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun