Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Sikap dan Budaya Sadar Bencana Melalui Radio di Negeri Rawan Multi Bencana

6 Juli 2017   23:59 Diperbarui: 7 Juli 2017   00:44 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiwara Radio Asmara di Tengah Bencana 2 akan disiarkan melalui radio yang ada di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa, mulai Jumat 7 Juli 2017 (gambar:materiBNPB)

Mulai Jumat tanggal 7 Juli 2017, Sandiwara Radio Asmara di Tengah Bencana (ADB) 2 mulai ditayangkan di 60 kab/kota di Jawa Pulau Jawa saja, di 20 kab/kota  di luar Jawa dan 20 radio komunitas

Tidak tanggung-tanggung, sandiwara radio ADB 2 ini akan disiarkan sebanyak 100 episode dalam durasi sekitar 30 menit setiap episode. Jumlah episode yang  jumlahnya dua kali lipat.

Akankah ADB 2 akan dinilai sesukses ADB I? Saya rasa penikmatnya akan semakin banyak karena drama radio ini tetap digarap oleh mereka yang mumpuni  mulai dari S.Tidjab (naskah), sutradara, penata suara, hingga pengisi suara. Mereka semua yang terlibat sudah berpengalaman  dalam sandiwara radio yang pernah populer sebelumnya.

Radio dan Edukasi Bencana

Saur Sepuh, Misteri Gunung Merapi, dan Tutur Tinular sangat terkenal pada tahun 1980-an dan 1990-an.  Melalui tayangan udara, para pendengar sandiwara dapat menikmati roman sejarah.

Nada bicara, penyampaian kisah, dan musik yang mengiringi membawa pendengarnya untuk masuk ke dalam cerita dan membayangkan yang terjadi melalui pendengaran.Dulu, saya bersama orang tua juga mendengarkan secara rutin sandiwara radio Misteri Gunung Merapi.

Kini melalui cerita Asmara di Tengah Bencana (ADB) I, saya pun dapat membayangkan peristiwa yang terjadi akibat gemuruh gunung merapi yang tengah meletus,  suara derap kaki kuda saat membawa rombongan tumenggung dan pasukan Mataram, ataupun dentingan beradunya sendok dan garpu saat sedang bersantap.

Sesuai dengan namanya sandiwara radio, tentu saja sandiwara ini ditayangkan melalui radio. Memang, saat ini bentuk media untuk menyampaikan komunikasi ataupun edukasi semakin banyak.

Ada media cetak (poster, leaflet, flyer,brosur, buku, tabloid, majalah, koran), media online (situs, social media, twitter, facebook), media penyiaran (radio dan televisi),

media tradisional (pertunjukan seni tradisional rakyat, wayang, reog sunda, media luar ruang (baliho, banner, spanduk, umbul-umbul, videotron, pameran),media tatap muka (forum komunikasi pertemuan, jumpa pers, media gathering, seminar, workshop, diskusi).    

Meski demikian, media penyiaran tetap berperan.  Radio memiliki jangkauan yang sangat luas dan dapat didengar hingga pelosok dengan biaya yang sangat murah. Setiap hari, informasi berita yang di antaranya mengenai  bencana  dari berbagai daerah dengan mudah didengarkan. Hanya membutuhkan aliran listrik atau baterai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun