Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Serunya Mengunjungi Proyek MRT Jakarta!

14 Maret 2017   13:47 Diperbarui: 15 Maret 2017   02:01 5011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasuki lingkungan proyek, gunakan sepatu boots (dokpri)

Nah saat berkunjung, menggunakan alat pengaman diri (APD) merupakan hal yang wajib bila berada di dalam lingkungan proyek. Karena itu, semua yang datang  wajib menggunakan helm, rompi, dan sepatu proyek. Kalau pekerja, malah perlu melengkapinya dengan sarung tangan dan tali jika bekerja di ketinggian.

Salah seorang perempuan calon pengunjung terowongan MRT, yang jadi barengan saya, nyaris nggak diperkenankan masuk ke dalam lingkungan proyek. Dia menggunakan sepatu fantovel perempuan, yang sudah pasti tidak pas dan tidak bisa digunakan di lingkungan proyek.

Para pekerja proyek MRT mengangkati trey kabel (dokpri)
Para pekerja proyek MRT mengangkati trey kabel (dokpri)
Minimal gunakan sepatu kets. Untunglah, saat itu masih ada sepatu proyek, jadi kegiatan tinjauan lapangan tetap bisa dilanjutkan. Waduh, sayang sekali kalau sampai jauh-jauh datang, batal berkunjung. Nggak asyik juga, kalau ada teman yang seharusnya bareng sampai batal cuma karena sepatu. Oh ya, selain sepatu. sebaiknya membawa tas yang tak mudah terlepas.

Paling aman sih pakai ransel. Jangan tas yang dicangklong di pundak, apalagi tas tangan. Nanti isi tas juga diperiksa dulu untuk memastikan tidak membawa suatu hal yang dianggap mencurigakan.

Sesuai dengan arahan dari petugas MRT yang mendampingi kami, secara beriringan dan tetap dalam satu barisan, kami yang bersepuluh orang dan dua pendamping MRT,  mulai memasuki bawah MRT.  Tidak boleh terpencar dengan wanti-wanti karena jika terjadi sesuatu sudah pasti sebagai pengunjung tidak akan tahu jalur evakuasi.

Pekerja MRT di setasiun Setiabudi (dokpri)
Pekerja MRT di setasiun Setiabudi (dokpri)
Kami langsung mengambil  sejumlah foto, mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan dari petugas MRT yang mendampingi.  Para pekerja  di terowongan MRT tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing.

MRT dibangun dengan double tunnel (dua terowongan) . Masing-masing terowongan merupakan single track. Dua buah terowongan besar  terlihat di lokasi proyek MRT yang luas langsung terlihat.

Saat kunjungan, saya dan teman-teman menyaksikan kegiatan pembongkaran mata bor mustikabumi 2 di Stasiun Setiabudi.  Selesai sudah pekerjaan empat mata bor yang telah bekerja non stop selama 24 jam kecuali hari minggu untuk perawatan. Keempat bor, yakni Antareja 1, Antareja 2, Mustikabumi 1 dan Mustikabumi 2. telah bertemu di Stasiun Setiabudi.  

Tunnel MRT yang akan dicor (dokpri)
Tunnel MRT yang akan dicor (dokpri)
Bertemunya empat mata bor itu menandakan pekerjaan struktur bawah tanah telah selesai 80 %. Sementara secara keseluruhan pengerjaan MRT Jakarta telah selesai 65 %.

Total panjang terowongan yang dikerjakan oleh bor-bor itu sekitar 1.400-2.600 meter dengan diameter setinggi  6,69 meter. Bor Mustikabumi 1 dan 2  telah melakukan penggalian untuk pembuatan terowongan jalur bawah tanah MRT dari arah Bundaran HI ke Stasiun Setiabudi sejak awal Maret 2016. Sedangkan bor Antareja I dan Antareja II bekerja sejak September 2015 dari arah Patung Pemuda ke Setiabudi.

Buat saya, ternyata saat berada di lingkungan proyek cukup panas hawanya dan membuat berkeringat. Namun, para pekerja terlihat terbiasa. Sejumlah pekerja mengangkati trey (untuk kabel) yang panjang dan berat  secara bergantian.  Mereka tetap terlihat professional kendati ada kelompok masyarakat yang sedang mengunjungi terowongan bawah tanah MRT. Bulir-bulir keringat terlihat di dahi dan kening pekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun