Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan Bisa Bela Diri dengan Gunakan Benda dalam Tas!

31 Desember 2016   09:30 Diperbarui: 31 Desember 2016   11:06 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenali titik lemah lawan/laki-laki (dokpri)

Kekerasan terhadap perempuan bisa apa saja, bisa terjadi dimana saja.Korban dan dan pelaku bisa berlatar belakang profesi dan pendidikan apa pun. Namun, yang kerap kali terjadi di tempat umum adalah pelecehan seksual. Mulai dari siulan, godaan, lirikan nakal, colekan, ataupun hadangan yang kerap dilakukan laki-laki tidak benar, yang sudah pasti membuat tidak nyaman perempuan.

Di tempat yang sempit banyak orang, terkadang ada laki-laki pelaku pelecehan  yang berusaha menggesekkan dan menempelkan kemaluannya kepada perempuan, yang ada di dekatnya. Bahkan, ada yang tanpa malu sengaja memperlihatkan kemaluannya kepada perempuan yang kebetulan melintas.

Penuh ekspresi, para perempuan yang menjadi peserta pelatihan Women Self Defense Kopo Ryu (WSDK) bercerita pengalaman tidak enak yang pernah dialami pada Jumat 23 Desember 2016 sore. Saat itu dari atas panggung, coach Eko Hendrawan, pelatih bela diri WSDK sedang mengenalkan dan  menjelaskan bagaimana cara perempuan dapat membela diri di berbagai kesempatan. 

Pastinya, para perempuan yang  tergabung dalam komunitas Ladiesiana  Kompasiana, di Mitra Terrace, Jl. Jendral Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sangat antusias.  Para anggota komunitas yang semuanya perempuan itu langsung mengungkapkan kejadian yang kerap dialami perempuan di tempat umum, termasuk aksi kejahatan berupa pencopetan dan penodongan.

Para perempuan antusias untuk tahu bela diri praktis WSDK, acara yang digelar Ladiesiana Kompasiana, di Mitra Terrace, 23 Desember 2016. (dokpri)
Para perempuan antusias untuk tahu bela diri praktis WSDK, acara yang digelar Ladiesiana Kompasiana, di Mitra Terrace, 23 Desember 2016. (dokpri)
“Nempel-nempel kalau pas sempit banyak orang. Ada juga yang mengeluarkan kemaluannya,” kata salah seorang peserta Ladiesiana. 

Coach Eko Hendrawan yang datang khusus dari Bandung untuk kegiatan Ladiesiana itu mengatakan, untuk itulah perempuan harus memiliki kemampuan melindungi diri. Kemampuan bela diri (self defense) sangat penting karena perempuan tidak bisa selalu mengandalkan orang lain untuk memberikan pertolongan.

Perempuan jangan diam saja kalau ada kejadian. Harus berani,” ujar Eko.

Eko Hendrawan, coach WSDK bela diri praktis yang diciptakan di Bandung (dokpri)
Eko Hendrawan, coach WSDK bela diri praktis yang diciptakan di Bandung (dokpri)
Harus Bisa Bela Diri

Ya, perempuan yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, seringkali harus pulang malam sendiri untuk berbagai keperluan. Jumlah yang menggunakan kendaraan umum sangat banyak. Saya salah satunya. Nah, kemampuan melindungi diri sangat penting dimiliki. Keahlian bela diri menjadi solusi.

Belajar bela diri atau Self Defense nggak berarti  asal menyerang tak tentu arah bila terjadi suatu kejahatan atau kekerasan. Setidaknya, perempuan lebih waspada dan tahu tindakan yang harus dilakukan, sehingga mampu menghindar dari kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.

Coach Eko Hendrawan WSDK menjelaskan tentang bela diri praktis WSDK di atas panggung (dokpri)
Coach Eko Hendrawan WSDK menjelaskan tentang bela diri praktis WSDK di atas panggung (dokpri)
Karena itulah, saya dan para perempuan yang hadir, pastinya sangat tertarik bergabung dalam acara WSDK yang digagas oleh Ladiesiana ini. Apalagi, artikel yang saya baca di Kompas.Com menyebutkan, DKI Jakarta selalu menempati posisi pertama sejak sepuluh tahun terakhir untuk tingkat kekerasan terhadap perempuan. Sementara kekerasan terhadap anak di DKI pun, tertinggi selama lima tahun terakhir. Nah, kebayang kan alasan perempuan harus bisa bela diri?

Tambah ngeri jika membaca berita-berita mengenai pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan. Dengan mengetikkan kata pelecehan di mesin pencari google, segera bermunculan banyak artikel dari berbagai situs.

Semakin sesak, jika teringat kasus pemerkosaan berkelompok yang berujung kematian Yuyun, remaja asal Rejang Lebong, Bengkulu tahun 2016 ini. Kasus ini mampu menggerakkan orang untuk mengutuk perbuatan biadab dan para pelaku yang keji.

Pemaparan mengenai bela diri praktis WSDK diperagakan oleh Satto Raji sebagai pelaku dan kompasianer Yayat sebagai pemandu acara (dokpri)
Pemaparan mengenai bela diri praktis WSDK diperagakan oleh Satto Raji sebagai pelaku dan kompasianer Yayat sebagai pemandu acara (dokpri)
Namun tetap saja kasus pelecehan selalu ada. Tahun 2014, pernah terjadi kasus pelecehan seksual terhadap seorang perempuan pengguna bus Trans Jakarta di ruang genset halte Transjakarta.Pelecehan seksual terhadap perempuan juga pernah terjadi di dalam bus Transjakarta, pada tahun 2013. Kala itu, seorang pria kepergok tengah menggesekan alat kelaminnya kepada dua penumpang perempuan.

Seperti yang dikutip dari Kompas.Com,  Komnas Perempuan menyampaikan, sebanyak 16.217 jumlah kasus dapat didokumentasikan dari 232 lembaga mitra Komnas Perempuan di 34 provinsi. Kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol kekerasan terjadi di ranah personal.  

Catatan tahunan yang disampaikan terkait dengan hari perempuan Internasional 8 Maret 2016 itu  menunjukkan terjadi kenaikan data jenis kekerasan seksual di ranah personal dibanding tahun sebelumnya, yakni 11.207 kasus. Di ranah komunitas, terdapat 5.002 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sebanyak 1.657 kasus di antaranya jenis kekerasan seksual.

Bela Diri Pakai Apa?

Beragam pertanyaan diajukan para perempuan Ladiesiana. Mulai dari bagaimana cara melindungi diri, mengatasi rasa takut yang muncul saat ada kejahatan, memiliki postur tubuh perempuan yang lebih kecil dari laki-laki, hingga dengan alat apa perempuan bisa membela diri?

Tangan mengepal memiliki kekuatan lebih (dokpri)
Tangan mengepal memiliki kekuatan lebih (dokpri)
Wah, ternyata perempuan bisa melindungi diri dengan apa saja. Bahkan yang ada di dalam tas sekalipun. Semua yang ada di dalam tas perempuan bisa menjadi senjata bela diri perempuan ! Mulai dari kertas, tisu, pulpen, handphone, lipstik, parfum, botol minuman,  payung, sampai tongsis.

Bela diri yang diajarkan benar-benar praktis tapi bisa melumpuhkan. Jauh dari kesan yang sulit dan menakutkan. Malahan menyenangkan dan mudah bisa dilakukan asal tahu caranya. Coach Eko Hendrawan memeragakannya langsung dengan bantuan Satto Raji, yang pura-puranya menjadi pelaku kejahatan di atas panggung Mitra Terrace. Kompasianer Yayat memandu acara.

Women Self Defense Kopo Ryu (WSDK) yang diajarkan coach Eko, tidak sekedar menendang dan menangkis. Dalam WSDK, ada yang dikenal 4 P, yakni

1. Pray atau kekuatan doa

Saat akan mulai beraktivitas, harus berdoa kepada Allah sebagai sebaik-baik pelindung bagi manusia.

2. Prediksi

Kemampuan membaca situasi. Contohnya, saat naik angkot jangan mengeluarkan handphone tanpa melihat keadaan sekeliling. Bisa memancing orang melakukan tindakan kejahatan di depan umum. Padahal bisa diminimalkan kemungkinan terjadinya.

3. Preventif atau Persiapan

Setelah membaca situasi, keluarkan apa yang ada di dalam tas sebagai senjata perempuan. Semua bisa digunakan untuk bela diri, dari pulpen sampai parfum.

4. Proteksi

Proteksi maksudnya mau berlatih supaya berdaya dan paham konsep bela diri. Tujuannya, selain percaya diri juga perlu ketenangan diri.

WSDK (Women Self Defense Kopo-ryu) adalah bela diri khusus perempuan yang sifatnya praktis. WSDK diciptakan di jalan Kopo Bandung oleh H. Sofyan Hambally yang merupakan seorang praktisi beladiri penyandang sabuk DAN VI Karate International (WKKO) dan tingkatan DAN VI Ju-Jitsu (WJJKO)

Benda yang ada di dalam tas, seperti tongsis bisa dijadikan senjata bela diri (dokpri)
Benda yang ada di dalam tas, seperti tongsis bisa dijadikan senjata bela diri (dokpri)
Kenali Titik Lemah

Mengenali titik lemah laki-laki penting bagi perempuan. Saat terjadi pelecehan, ingatkan dengan pandangan mata tak suka. Jika berlanjut, keluarkan lisan seperti berteriak.  Setelah itu baru lakukan kekuatan fisik. Gunakan kekuatan pinggul, siku, kepala atas untuk mendorong pelaku.  Siku merupakan bagian padat yang bisa digunakan untuk menyerang dagu, perut, kepala, dan selangkangan. Jangan berpikir tidak tega. 

Injak kaki pelaku, lakukan dengan cepat pada bagian alat vital laki-laki sebagai salah satu titik lemah. Tangan dan jari bisa digunakan untuk mencengkeram dan mencolok mata. Ingat, saat mengeluarkan benda dari dalam tas, pegang dalam keadaan tangan mengepal. Kenapa?  Karena dengan mengepal kekuatannya menjadi 3x lipat dibandingkan dalam keadaan tangan kosong biasa.

Siapkan serangan bila terjadi penarikan tangan (dokpri)
Siapkan serangan bila terjadi penarikan tangan (dokpri)
Menyesuaikan dengan kondisi, ada baiknya bila terjadi tarik menarik ikuti dulu dan jangan melawan. Namun, tetap menyiapkan serangan. Sore itu, para ladiesiana diajarkan teknik bercermin dan menggaruk untuk melumpuhkan laki-laki yang mengganggu. Begitu pun halnya dengan menggunakan alat bantu tongsis.

Setelah memeragakan di atas panggung, secara berpasangan dua orang, setiap ladies bergantian harus praktik bela diri dengan memerankan jadi korban dan pelaku kejahatan.  Wah, ternyata teknik bercermin dan menggaruk efektif, lho! Cukup berasa sakitnya sehingga membuat cengkraman tangan bisa terlepas !

gunakan teknik bercermin (dokpri)
gunakan teknik bercermin (dokpri)
Kenali titik lemah lawan/laki-laki (dokpri)
Kenali titik lemah lawan/laki-laki (dokpri)
Coach Eko Hendrawan menghampiri setiap pasangan latihan dan membetulkannya bila ada yang kurang tepat. Saat itu, ada yang bertanya, bagaimana kalau tidak sempat mengeluarkan benda di dalam tas?

Kalau ini, tentu saja ada pada kemampuan prediksi atau membaca situasi. Perempuan harus peka terhadap lingkungan. Selalu ada jarak tertentu sebelum korban berada langsung di depan korban. Kewaspadaan harus tetap ada meskipun dengan orang yang sudah dikenal. Bila tidak memungkinkan, berlari pun bisa dilakukan. 

Ingat kasus Yuyun? Ada pelaku yang ternyata kenal dengan korban. Meski tak semua, sejumlah kasus yang terungkap pun ternyata juga memperlihatkan kejahatan atau pelecehan bisa dilakukan oleh orang  yang dikenal ataupun orang dekat.

contoh gerakan (dokpri)
contoh gerakan (dokpri)
Melepaskan tangan lawan yang mencengkeram tangan bisa dilakukan (dokpri)
Melepaskan tangan lawan yang mencengkeram tangan bisa dilakukan (dokpri)
Jadi, perempuan juga harus pandai menempatkan diri mengenal zona aman. Siaga saat jalan sendirian. Berhati-hati di jalan yang gelap. Kalau naik kendaraan bermotor, sebaiknya tas diletakkan di tengah. Jika menggunakan ransel, lebih baik diletakkan di depan badan. 

Contoh-contoh ini hanya beberapa saja. Semuanya itu tetap perlu latihan agar peka membaca situasi. Ya, pengenalan self defense yang hanya sekali dengan durasi dua jam belumlah mencakup semuanya.

Tangan dan jemari tangan juga bisa digunakan untuk membela diri (dokpri)
Tangan dan jemari tangan juga bisa digunakan untuk membela diri (dokpri)
Dengan bela diri praktis WSDK, perempuan bertubuh kecil pun bisa mengatasi pelaku yang badannya lebih besar (dokpri)
Dengan bela diri praktis WSDK, perempuan bertubuh kecil pun bisa mengatasi pelaku yang badannya lebih besar (dokpri)
Namun, buat saya dan para ladiesiana yang datang sore itu sungguh menyenangkan dan terbantu karena tahu sejumlah trik. Sayangnya, di Jakarta WSDK tidak ada. Beberapa perempuan, menurut coach Eko melaju dari Jakarta ke Bandung untuk ikut latihan. Ah, semoga saja komunitas Ladiesiana semakin memberdayakan anggotanya. Tutup tahun bermanfaat dari Ladiesiana dengan belajar bela diri. Sebelum kegiatan dimulai, para ladiesiana sudah menikmati kudapan dan minuman yang tersedia. 

Saya terkesan dengan sugesti memunculkan keberanian dan keyakinan dalam diri perempuan supaya mampu melawan pelecehan atau tindakan kejahatan yang mungkin dialami. Sugesti yang  dilakukan sebelum dan sesudah latihan itu begitu mengena bagi kaum perempuan sehingga memunculkan kekuatan sekaligus berpikir positif. Lembut bukan berarti lemah. Di dalam kelembutan tersimpan kekuatan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun