Setelah memeragakan di atas panggung, secara berpasangan dua orang, setiap ladies bergantian harus praktik bela diri dengan memerankan jadi korban dan pelaku kejahatan. Â Wah, ternyata teknik bercermin dan menggaruk efektif, lho! Cukup berasa sakitnya sehingga membuat cengkraman tangan bisa terlepas !
Kalau ini, tentu saja ada pada kemampuan prediksi atau membaca situasi. Perempuan harus peka terhadap lingkungan. Selalu ada jarak tertentu sebelum korban berada langsung di depan korban. Kewaspadaan harus tetap ada meskipun dengan orang yang sudah dikenal. Bila tidak memungkinkan, berlari pun bisa dilakukan.Â
Ingat kasus Yuyun? Ada pelaku yang ternyata kenal dengan korban. Meski tak semua, sejumlah kasus yang terungkap pun ternyata juga memperlihatkan kejahatan atau pelecehan bisa dilakukan oleh orang  yang dikenal ataupun orang dekat.
Contoh-contoh ini hanya beberapa saja. Semuanya itu tetap perlu latihan agar peka membaca situasi. Ya, pengenalan self defense yang hanya sekali dengan durasi dua jam belumlah mencakup semuanya.
Saya terkesan dengan sugesti memunculkan keberanian dan keyakinan dalam diri perempuan supaya mampu melawan pelecehan atau tindakan kejahatan yang mungkin dialami. Sugesti yang  dilakukan sebelum dan sesudah latihan itu begitu mengena bagi kaum perempuan sehingga memunculkan kekuatan sekaligus berpikir positif. Lembut bukan berarti lemah. Di dalam kelembutan tersimpan kekuatan !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI