Dalam buku itu, juga disampaikan, seberapa pun uang yang kita dapatkan hari ini pasti akan habis, mau dihabiskan sekarang atau nanti. Perencanaan keuangan harus dilakukan sejak dini. Sebelum berinvestasi, harus dilakukan financial check up,mengenai kondisi keuangan yang ada sekarang. Bangkrut, cukup, atau punya uang lebih untuk disimpan. Membuat catatan keuangan sehari-hari, misalnya pembelian terhadap sesuatu.
Siapapun dapat melakukan hal ini tidak hanya orang yang berpenghasilan besar. Â
Tinggal tentukan kapan, berapa banyak, dan menentukan caranya. Untuk persiapan masa depan, harus melakukan investasi. Pilihannya beragam,mulai dari tabungan, deposito, reksadana, saham, emas, asuransi,tanah, dan properti. Ingin rasanya berinvestasi di semua kemungkinan yang ada.
Namun, kembali pada mana yang tepat? Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya yang ada, dengan kesiapan menghadapi setiap risiko investasi.
Dengan penghasilan yang saya miliki, selain tabungan, akhirnya saya membeli produk asuransi sejak 6 tahun lalu.
Saya membutuhkan proteksi sekaligus juga menginginkan dapat pensiun pada usia 55 Â tahun. Saya mengambil asuransi dwiguna dengan lama pembayaran premi 15 tahun dengan uang pertanggungan tertentu (UP), yang memiliki penjadwalan keluar dana pensiun pada usia 55 tahun dan pembayaran setiap ulang tahun polis selama 5 tahun setelahnya.Pada asuransi ini, saya menambahkannya dengan sejumlah rider, yakni kesehatan, kecelakaan dan pembebasan bayar premi.
Tiga tahun berikutnya, saya akhirnya mengambil produk asuransi unitlink pensiun. Kali ini dengan nilai UP yang kecil dengan proteksi yang juga kecil. Harapannya, akan ada hasil investasi yang cukup besar sesuai dengan harga unit link. Pilihan investasi unitlink keseluruhannya saya masukkan pada saham. Penambahan uang yang alokasinya 100 % investasi Â
Berkomitmen dan disiplin untuk selalu dapat melakukan pembayaran yang sudah terjadwal menjadi tantangan tersendiri. Saya harus menahan diri untuk mengurangi pengeluaran atau belanja hal yang tidak perlu saat ini. Semua untuk masa depan yang tidak ingin bergantung pada siapa pun. Kalaupun saat usia tua bekerja tidak lebih sekedar mengisi waktu dan bukan sumber nafkah utama.
Saya sadar, jika disebut investasi yang dimiliki saat ini mungkin saja masih belum optimal. Ke depannya, saya pun ingin meningkat pada reksadana, saham, dan properti. Tentu saja, dengan catatan  saya harus lebih memperbesar penghasilan atau memperkecil pengeluaran. Semoga terlaksana