Kisah legenda lainnya adalah Sumita Tobing, perempuan pertama dunia pertelevisian yang menjabat pemimpin redaksi televisi pertama dan Direktur Utama TVRI pertama di Indonesia. Tangan dingin Sumita Tobing, telah menciptakan cara talkshow yang berlangsung cepat dan menarik meski memotong-motong pernyataan narasumber. Takshow Ira Koesno yang dikenal dengan Cabut Gigi, salah satunya. “Saya dulu sempat berpikir berapa transmitter yang harus dilepas,” kata Sumita, yang juga sempat berurusan dengan meja hijau.
Legenda keroncong asal Solo Waldjinah yang hadir dengan mengenakan kursi roda, juga terlihat berkaca-kaca. Karya Waldjinah yang berjudul Walang Kekek malah sangat dihapal dan dapat dinyanyikan oleh Presiden RI Joko Widodo, yang tampil melalui tayangan layar #SuaraIndonesia.
Hadir sebagai salah satu Kompasianer dalam acara #Suara Indonesia, berupa siaran langsung, saya menyaksikan sebuah wujud transformasi yang diusung Kompas sebagai TV Berita dan inspirasi sekaligus penganugerahan para tokoh yang menyuarakan Indonesia, di Jakarta Convention Center,Kamis 28 Januari lalu.
Meski hadir meriah dan megah dalam bentuk acara siaran langsung di Kompas TV, yang bisa disaksikan juga secara streaming, pengukuhan Kompas TV sebagai TV berita bukan hanya bertabur artis dan perayaan mewah gemerlap saja. Banyak mana tersirat yang dihadirkan.
Bukan pula hanya sekedar acara yang menyuguhkan pagelaran musik papan atas yang dilengkapi dengan acara makan-makan dengan aneka menu santapan yang komplit beragam.
Walaupun dihadiri oleh para pejabat pemerintah dan legislatif, pentas #Suara Indonesia tidak tampil jaim. Berkali-kali para pejabat justru mendapat sentilan-sentilan ucapan dari atas pentas. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir juga disebut-sebut diundang bukan sebagai RI 2, melainkan karena pernah menggawangi acara Jalan Keluar selama 3 tahun di Kompas TV.
Tampil bersama Cak Lontong, aktor Butet Kertaredjasa memerankan beberapa tokoh presiden,mulai dari Sukarno, Suharto, BJ Habibie, Gus Dur, hingga Joko Widodo dengan gaya jenaka
Rosiana Silalahi, pemimpin Redaksi Kompas TV mengatakan, publik sekarang membutuhkan tayangan berita yang berkualitas, cepat, dan dapat dipercaya. Setelah beberapa tahun diisi dengan tayangan Berita dan Entertainment. Itulah yang agaknya mulai disuarakan tepat saat pengukuhannya sebagai televisi berita.