Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Suara Kompas TV Sebagai TV Berita

2 Februari 2016   22:26 Diperbarui: 2 Februari 2016   23:32 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Saya berharap bung Elly mewariskan semangat juara kepada generasi hari ini. Saya juga berharap bisa menumbuhkan bibit - bibit petinju muda kita. Saya sangat mengharapkan pemerintah bisa mengangkat bung Elly sebagai salah satu pegawai negeri. Kami selalu bangga pada bung Elly. Kami semua selalu mencintai bung Elly,” tutur Chris John, petinju Juara Dunia, sebelum mempersilahkan Ellyas Pical menaiki pentas.

Kisah legenda lainnya adalah Sumita Tobing, perempuan pertama dunia pertelevisian yang menjabat pemimpin redaksi televisi pertama dan Direktur Utama TVRI pertama di Indonesia. Tangan dingin Sumita Tobing, telah menciptakan cara talkshow yang berlangsung cepat dan menarik meski memotong-motong pernyataan narasumber. Takshow Ira Koesno yang dikenal dengan Cabut Gigi, salah satunya.   “Saya dulu sempat berpikir berapa transmitter yang harus dilepas,” kata Sumita, yang juga sempat berurusan dengan meja hijau.

Legenda keroncong asal Solo  Waldjinah yang hadir dengan mengenakan kursi roda, juga terlihat berkaca-kaca. Karya Waldjinah  yang berjudul Walang Kekek malah sangat dihapal dan dapat dinyanyikan oleh Presiden RI Joko Widodo, yang tampil melalui tayangan layar #SuaraIndonesia.

Sebuah penghargaan di kala tak dipuja dan dielu-elukan adalah hal yang sangat berarti. Suatu hal yang acapkali terlupakan dan terlewatkan seiring dengan berlalunya waktu. “Mereka pasti sangat senang dan merasa sangat dihargai,” kata Kompasianer Khairunisa, yang duduk di sebelah saya.

Hadir sebagai salah satu Kompasianer dalam acara  #Suara Indonesia, berupa siaran langsung, saya menyaksikan sebuah wujud transformasi yang diusung Kompas sebagai TV Berita dan inspirasi sekaligus penganugerahan para tokoh yang menyuarakan Indonesia, di Jakarta Convention Center,Kamis 28 Januari lalu.

Meski hadir meriah dan megah dalam bentuk acara siaran langsung di Kompas TV, yang bisa disaksikan juga secara streaming, pengukuhan Kompas TV sebagai TV berita bukan hanya bertabur artis dan perayaan mewah gemerlap saja. Banyak mana tersirat yang dihadirkan.

Bukan pula hanya sekedar acara yang menyuguhkan pagelaran musik papan atas yang dilengkapi dengan acara makan-makan dengan aneka menu santapan yang komplit  beragam.

Walaupun dihadiri oleh para pejabat pemerintah dan legislatif, pentas #Suara Indonesia tidak tampil jaim. Berkali-kali para pejabat justru mendapat sentilan-sentilan ucapan dari atas pentas. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir juga disebut-sebut diundang bukan sebagai RI 2, melainkan karena pernah menggawangi acara Jalan Keluar selama 3 tahun di Kompas TV. 

Penyanyi legenda Iwan Fals ikut menggebrak dengan lagu Bongkar, Wakil Rakyat, dan Bento yang keseluruhannya bernada kritikan. Kotak pun tak kalah menggelegarkan nyanyian yang membangkar semangat.

Tampil bersama Cak Lontong, aktor Butet Kertaredjasa memerankan beberapa tokoh presiden,mulai dari Sukarno, Suharto, BJ Habibie, Gus Dur, hingga Joko Widodo  dengan gaya jenaka

Rosiana Silalahi, pemimpin Redaksi Kompas TV mengatakan, publik sekarang membutuhkan  tayangan berita yang berkualitas, cepat, dan dapat dipercaya. Setelah beberapa tahun diisi dengan tayangan Berita dan Entertainment. Itulah yang agaknya mulai disuarakan tepat saat pengukuhannya sebagai televisi berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun