Ingatlah, karakter seseorang tidak bisa diubah dari sananya. Terkadang, ada unconditional love, cintai saja apa adanya. Terima dengan lapang dada. Paling tidak suami selalu ada di rumah. Jadi seorang istri tidak perlu merasa sedih bila tidak memperoleh respon dan tanggapan “Bukankah sebelum menikah, pastinya sudah tahu karakter calon suami sebelumnya?” tanya Sania.
Sani menambahkan, satu hal penting lain yang perlu diingat adalah jangan mengukur dengan memiliki suami sukses itu pasti bahagia.. Belum tentu. Ada yang rumahnya dimana-mana, tanahnya dimana-mana, dan kekayaannya ada dimana-mana tapi tidak menjamin kebahagiaan.
Seringkali, ukuran kesuksesan dilambangkan dan dinilai dengan kesuksesan secara finansial. Sehingga tidak jarang, banyak istri-istri yang menggiring suaminya untuk menghalalkan segala cara untuk memperoleh nafkah. Secara tidak sengaja menjebloskan suaminya ke arah korupsi. Dari memiliki mobil kecil ingin memiliki mobil besar.Padahal bahagia itu berarti menjalankan kehidupan dengan tulus ikhlas, tetap mengupayakan kesuksesan bersama, dan pastinya selalu menjaga romantisme dengan pasangan !
"What counts in making a happy marriage is not so much how compatible you are but how you deal with incompatibility."
---Leo Tolstoy--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H