Sedikit informasi yang aku dapatkan tentang Killing Field yakni dimulai dengan nama Khmer Merah. Killing field merupakan sebuah situs tempat orang-orang dibunuh dan dikubur sebagai "ladang pembantaian" Cambodia. Those being killed were often hit over the head with clubs in a bid to save bullets. The Khmer Rouge's attempts to create a completely self-sufficient agrarian society led to thousands of deaths from starvation and overwork, and a lack of imported medicine led many others to die unnecessarily from diseases like malaria (washingtonpost.com)
![Killing Field (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180213-151442-5adc52aff133441b1c40caa4.jpg?t=o&v=555)
![Gelang Tangan di Killing Field (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180213-144333-5adc527ff133440fdb731d52.jpg?t=o&v=555)
Di museum ini banyak ditampilkan foto-foto korban, ada ruang kelas yang berfungsi sebagai ruang tahanan, tempat tidur korban, alat-alat penyiksaan yang berfungsi untuk memaksa tahanan untuk memberikan pengakuan. Masuk ke museum ini ngeri euy, saat disana tiba-tiba aku membayangkan kejadian saat itu.
![Tuol Sleng Genocide Museum (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180213-170245-5adc51fadcad5b07db3b22c5.jpg?t=o&v=555)
Rabu, 14 Februari 2018 hari pertama di Siemreap, kami langsung mencari agen bus untuk menuju Bangkok. Akhirnya kami mendapatkan bus menuju Bangkok dengan harga tiket  USD 9. Keberangkatan Jumat, 16 Februari 2018 pukul 08.00 AM. Selesai urusan bus, kami pun mencari makan siang.
Di Siemreap, pada kawasan backpacker banyak terdapat warung muslim. Pemiliknya berasal dari Negeri Jiran. Dari restoran ini juga kami mendapatkan driver tuk-tuk yang akan mengantar kami mengelilingi kawasan Angkor Wat pada esok hari. Di restoran ini juga, kami berkenalan dengan Yani dan Maya yang berasal dari Bali.
![Old Market di Siemreap (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180214-164541-5adc50f1bde57527511d0bf2.jpg?t=o&v=555)
Asia Tenggara rasa dollar. Apabila berbelanja menggunakan dollar dan ada kembalian maka uang kembalian tersebut menggunakan Riel ( mata uang Combodia). Untuk satu dollar = empat ribu riel. Di pasar, pedagang menjajakan dagangannya sambil mengucapkan One Dollar Ladies, ini juga berlaku untuk Tuk-Tuk.
![Maya, Aini, Aku dan Yani (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180214-171808-5adc5131dd0fa86a27533c22.jpg?t=o&v=555)
Rasanya sangat bahagia bertemu dengan orang Indonesia saat sedang traveling. Tak lupa kami sharing-sharing dengan informasi dengan tempat wisata, aksesbilitas dan penginapan.
![Pub Street (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180214-185703-hdr-5adc50adab12ae03f555b1a2.jpg?t=o&v=555)
![Febrian, aku, Aini, Aris dan Arman (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180214-214625-hdr-5adc523acbe5232ebb25dfe2.jpg?t=o&v=555)
Angkor Wat merupakan kompleks religius terbesar diseluruh dunia dan terdiri atas berbagai candi di situs  dengan luas 162 Ha. Kompleks candi ini dibangun oleh Raja Suryavarman II. Untuk mengelilingi kompleks Angkor wat selama 1 hari aku membayar 37 USD. Di tiket masuk ini ada fotoku yang diambil oleh petugas saat membeli tiket. Tiket harus disimpan, soalnya setiap masuk candi akan diperiksa oleh petugasnya.
![Ticket masuk ke kawasan Angkor Wat (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/img-20180215-054556-hdr-5adc5210cbe5232e8844f5d2.jpg?t=o&v=555)