Cukcuk bimbi Bimbiku dalam sarunai
Takucuk takulibi Muhanya kaya panai
Pantun itu dibaca tiga kali berturut-turut, sambil mengetuk-ngetuk punggung yang “jadi” sesuai irama pantun. Setelah selesai membaca pantun maka kertas yang telah disiapkan diletakkan ke telapak tangan salah seorang pemain yang segera menggenggamnya. Semua pemainpun menggenggam kedua belah tangannya sambil memutar-mutar kedua tanggannya dengan berkata bersama-sama:
Sagincu liu-liu. Sagincu liu-liu
Sagincu liu-liu. Sagincu liu-liu
Yang “jadi” tadi segera bangun dan memperhatikan sekeliling semua temannya, kemudian menebak pemain yang diduga menggenggam kertas itu, yang ditebak sebgera membuka kedua tangannya. Apabila yang ditebak tadi ternyata benar tangannya menggenggam kertas itu maka dia harus menggantikan yang “jadi” tadi. Bila keliru maka dia harustelungkup lagi dan kembali membaca pantun diatas dan mengulangi urutan permainan, sampai ada yang ketebak untuk kemudian menggantikannya.
Kegiatan 35
Sejatinya permainan Balogo ini dimainkan dalam bentuk kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari 3 – 4 orang didalamnya. Adapun yang memainkan permainan ini bisa dari kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa baik itu laki-laki maupun perempuan. Dilansir dari situs Wikipedia Balogo adalah salah satu jenis permainan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Balogo diambil dari kata “logo”, karena permainan itu menggunakan logo. Sampai dengan tahun 80-an permainan ini masih sering dilakukan di kalangan masyarakat Banjar. Adapun logo itu sendiri terbuat dari berbagai macam bahannya, mulai dari tempurung (batok) kelapa, plastik yang dilelehkan dan dibentuk dalam sebuah wadah seperti kaleng dan bisa juga terbuat dari kayu yang berbentuk bulat. Permainan balogo sering dimainkan di tempat yang datar seperti halnya halaman yang sudah di semin, di pelataran sekolah atau bisa juga ditanah lapang dengan tekstur tanah yang datar. Adapun cara memainkan permainan ini adalah dengan mengundi tim atau kelompok mana yang pasang dan kelompok mana yang akan melakukan pukulan. Kelompok yang pasang maka setiap anggotanya akan memasang logo yang dimilikinya ditengah-tengah secara berjajar, adapun jarak log antar anggota sekitar 1 – 2meter. Dan bagi kelompok yang memukul bisa memulai permainan dengan melemparkan logonya kearah logo yang dipasang tadi. Dalam melakukan pukulan para pemain menggunakan alat bantu berupa pemukul yang sering disebut oleh masyrakat Banjar dengan nama Panapak. Panapak ini nantinya digunakan sebagai alat untuk mendorong logo supaya mengenai logo yang telah dipasang tadi. Panapak ini terbuat dari kayu dengan Panjang sekitar 30-40 cm, untuk ketebalannya menyesuaikan keinginan si pemain. Apabila semua logo yang telah dipasang berhasil dijatuhkan maka pemenangnya adalah tim pemukul dan permainan dimulai dari awal lagi, tetapi apabila ada logo yang terpasang tidak terjatuh maka pemenangnya adalah tim pemasang dan permainan dimulai Kembali dengan bertukar posisi.
Kegiatan 36