Mohon tunggu...
Rian Saputra
Rian Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor

Mahasiswa IPB’57 2020 Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Departemen Silvikultur Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modul Nusantara PMM2 ULM di Provinsi Kalimantan Selatan

28 Februari 2023   22:59 Diperbarui: 25 April 2023   21:25 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukcuk bimbi Bimbiku dalam sarunai 

Takucuk takulibi Muhanya kaya panai

 Pantun itu dibaca tiga kali berturut-turut, sambil mengetuk-ngetuk punggung yang “jadi” sesuai irama pantun. Setelah selesai membaca pantun maka kertas yang telah disiapkan diletakkan ke telapak tangan salah seorang pemain yang segera menggenggamnya. Semua pemainpun menggenggam kedua belah tangannya sambil memutar-mutar kedua tanggannya dengan berkata bersama-sama: 

Sagincu liu-liu. Sagincu liu-liu 

Sagincu liu-liu. Sagincu liu-liu 

Yang “jadi” tadi segera bangun dan memperhatikan sekeliling semua temannya, kemudian menebak pemain yang diduga menggenggam kertas itu, yang ditebak sebgera membuka kedua tangannya. Apabila yang ditebak tadi ternyata benar tangannya menggenggam kertas itu maka dia harus menggantikan yang “jadi” tadi. Bila keliru maka dia harustelungkup lagi dan kembali membaca pantun diatas dan mengulangi urutan permainan, sampai ada yang ketebak untuk kemudian menggantikannya.

“Permainan Balogo”
“Permainan Balogo”

Kegiatan 35

Sejatinya permainan Balogo ini dimainkan dalam bentuk kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari 3 – 4 orang didalamnya. Adapun yang memainkan permainan ini bisa dari kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa baik itu laki-laki maupun perempuan. Dilansir dari situs Wikipedia Balogo adalah salah satu jenis permainan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Balogo diambil dari kata “logo”, karena permainan itu menggunakan logo. Sampai dengan tahun 80-an permainan ini masih sering dilakukan di kalangan masyarakat Banjar. Adapun logo itu sendiri terbuat dari berbagai macam bahannya, mulai dari tempurung (batok) kelapa, plastik yang dilelehkan dan dibentuk dalam sebuah wadah seperti kaleng dan bisa juga terbuat dari kayu yang berbentuk bulat. Permainan balogo sering dimainkan di tempat yang datar seperti halnya halaman yang sudah di semin, di pelataran sekolah atau bisa juga ditanah lapang dengan tekstur tanah yang datar. Adapun cara memainkan permainan ini adalah dengan mengundi tim atau kelompok mana yang pasang dan kelompok mana yang akan melakukan pukulan. Kelompok yang pasang maka setiap anggotanya akan memasang logo yang dimilikinya ditengah-tengah secara berjajar, adapun jarak log antar anggota sekitar 1 – 2meter. Dan bagi kelompok yang memukul bisa memulai permainan dengan melemparkan logonya kearah logo yang dipasang tadi. Dalam melakukan pukulan para pemain menggunakan alat bantu berupa pemukul yang sering disebut oleh masyrakat Banjar dengan nama Panapak. Panapak ini nantinya digunakan sebagai alat untuk mendorong logo supaya mengenai logo yang telah dipasang tadi. Panapak ini terbuat dari kayu dengan Panjang sekitar 30-40 cm, untuk ketebalannya menyesuaikan keinginan si pemain. Apabila semua logo yang telah dipasang berhasil dijatuhkan maka pemenangnya adalah tim pemukul dan permainan dimulai dari awal lagi, tetapi apabila ada logo yang terpasang tidak terjatuh maka pemenangnya adalah tim pemasang dan permainan dimulai Kembali dengan bertukar posisi.

“Eksplor Keberagaman Wadai Khas Banjar”
“Eksplor Keberagaman Wadai Khas Banjar”

Kegiatan 36

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun