Mohon tunggu...
Rian Saputra
Rian Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor

Mahasiswa IPB’57 2020 Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Departemen Silvikultur Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modul Nusantara PMM2 ULM di Provinsi Kalimantan Selatan

28 Februari 2023   22:59 Diperbarui: 25 April 2023   21:25 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo aku Rian Saputra dari IPB University, di bulan agustus lalu, aku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran mahasiswa ke Universitas Lambung Mangkurat yang terletak di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Program ini berlangsung selama 154 hari atau 5 bulan. Dalam program tersebut, kita tidak hanya belajar mengenai akademik di kampus ULM, tetapi juga belajar kebudayaan khas Kalimantan Selatan. Nah, nama program tentang kebudayaan Kalselnya ini dinamakan "Modul Nusantara" yang diadakan sebanyak 24 kali pertemuan, yaa kira-kira 1 minggu 1 kali deh yaa...

“Menghargai perjuangan pahlawan di masa lalu”
“Menghargai perjuangan pahlawan di masa lalu”

Kegiatan 1

Kegiatan ini berkunjung ke Museum Waja Sampai Kaputing (WASAKA) di Banjarmasin. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal budaya dan sejarah Kalimantan Selatan. Dalam kegiatan ini mahasiswa mendapatkan buku profil dari Museum Wasaka sebagai referensi. Museum tersebut memberikan saya sebuah pengalaman tentang perjuangan rakyat Kalimantan selatan dalam memerangi penjajahan yang terjadi di maa lalu, selain itu saya juga mengetahui mengenai baju adat, rumah adat hingga senjata daerah khas Kalimantan selatan. 

"Berlatih alat musik panting di Warung Soto Bang Amat, Banjarmasin" 
Kegiatan 2

Kami mengunjungi pertunjukan alat musik khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yakni Panting. Alat musik panting terdiri dari gendang, kecapi, gong, biola, hingga krecek. Disana kami belajar sejarah alat musik panting, susunan anggota grup musik panting, hingga pakaian yang biasanya dikenakan oleh para pemain alat musik panting. Disana kami mencoba menggunakan alat musik panting. Ada yang memegang biola, ada yang memegang gong, ada yang memegang kecapi khas kalsel hingga ada yang mencoba gendang. Kami mengetahui jikalau kesenian alat musik panting ini merupakan sebutan nama kesenian yang namanya diambil dari satu nama alat musik, yakni panting. Menarik bukan?

“Selera Kuliner Banjar di Depot Soto Bang Amat Banjarmasin
“Selera Kuliner Banjar di Depot Soto Bang Amat Banjarmasin"

Kegiatan 3

Pada kegiatan ini mahasiswa diperkenalkan makanan khas Banjar yaitu Soto Banjar sambil mengenal musik Banjar dengan alat musik panting yang dimainkan di tempat makan tersebut. Soto banjar memiliki kemiripan dengan ketupat Betawi. Menurut saya, soto banjar lebih menjurus ke semur, dibanding soto, karena memiliki komposisi bahan yang mirip dengan semur, seperti penggunaan santan, telur, dan ketupat. Soto Banjar dengan citarasa rempah yang kaya namun tetap menjadi favorit semua orang (terkadang ada beberapa orang yang tidak menyukai rempah kuat). Pertama kali menyicipi Soto Banjar saya terbuai citarasanya yang otentik lagi unik. Selain itu, kuah soto yang cenderung gurih karena selalu menggunakan Kaldu dari Ayam Kampung menjadikan nilai tambah bagi soto ini. 

"Kartu Kata"

Kegiatan 4

Kegiatan ini dilakukan di Gedung Prodi Kesehatan Masyarakat Banjarbaru, kegiatan ini berupa refleksi untuk meninjau kembali apa yang didapatkan selama melakukan kebhinekaan 1 dan 2 yaitu setelah berkunjung ke museum Wasaka dan kuliner ke soto bang amat dengan metode sharing. Disana saya mendapatkan pertanyaaan “Apa perbedaan budaya Kalsel dan budaya asal daerahmu?” Disana saya menjelaskan jikalau budaya kalsel memiliki sedikit persamaan yakni pada alat musik tradisional, terutama alat musik petik. 

"Mengenal Sasirangan"

Kegiatan 5

Kegiatan ini dilakukan di NDF Sasirangan Hj. Imay bertempat di Cempaka, kegiatan yang dilakukan mulai dari mempola, menjahit sampai dengan pewarnaan kain sasirangan. Output yang didapatkan mahasiswa mampu mengenali kain sasirangan dan cara membuatnya serta masing-masing dapat membawa kain sasirangan hasil yang mahasiswa buat sendiri.

"Membantu kelompok ibu Cempaka dalam pewarnaan kain sasirangan khas Kalimantan Selatan" 
Kegiatan 6

Kami mendatangi kelompok ibu yang sedang melakukan pewarnaan kain sasirangan khas Kalimantan Selatan. Kegiatan ini berada di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Disana kami satu-persatu diberikan alat semacam jarum kecil dengan ujung terbelah dua, yang mana digunakan untuk memotong tali ikatan yang ada pada rendaman kain sasirangan. Kami juga membantu kelompok ibu tersebut untuk membantu menjempur kain sasirangan yang sudah siap untuk dikemas. Selanjutnya kami mendengarkan penjelasan ibu itu mengenai proses pewarnaan dan sumber warna-warna itu berasal, dan kelompok ibu itu menggunakan pewarna sintetis, karena lebih mudah didapatkan dan lebih banyak pilihan warnanya. 

"Semeja Bersama"

Kegiatan 7

Kegiatan ini dilakukan di NDF Sasirangan Hj. Imay Cempaka, Banjarbaru. Kegiatan ini dilakukan dengan duduk bersama mengevaluasi hasil kegiatan pembuatan kain sasirangan dan sambil sharing terkait makna dari kain sasirangan. Kegiatan dimulai dari pembuatan sketsa sasirangan dengan bantuan cetakan. Sketsa dibuat dengan pensil khusus dengan ketebalan lebih dari 2B, setelah itu, kain di jahit menggunakan jarum dan benang berwarna emas. Lalu di ikat dan direndam dengan soda api dan pewarna sintetis. Sehabis itu, kain di keringkan dengan cara dipanaskan secara manual. Tahap akhir kain di lepaskan dari tali dan jadilah sasirangan khas Kalimantan selatan. 

“Yang Muda Yang Menginspirasi”
“Yang Muda Yang Menginspirasi”

Kegiatan 8

Kegiatan ini dilakukan di NDF Sasirangan Hj, Imay Cempaka dengan mendatangkan narasumber dari finalis putri muslimah sasirangan Kalimantan Selatan. Narasumber menjelaskan makna dari setiap gambar sasirangan dan warna dari kain sasirangan, serta menjelaskan makna dari kain sasirangan itu sendiri. Ke-khas-an sasirangan itu terletak pada garis jelujur yang melintang, membujur, dan melingkar di sepanjang kain. Saya pikir, masyarakat kalsel sudah tidak menilai kain sasirangan sebagai kain sakral dan magis. Kain ini sudah mudah diperoleh dan banyak pilihan dan dipakai sehari-hari. Konon, sasirangan awalnya memang dibuat berdasarkan pesanan untuk tujuan perayaan upacara dan pengobatan. Untuk tujuan pengobatan, terdapat cerita unik, kalau ingin sembuh dari stroke kita pakai sasirangan warna hijau, warna hitam (hirang) untuk gatal, dan warna habang (merah) untuk meredakan demam

“Karya Purun: Seni Kerajinan Tangan Warisan Nenek Moyang.” 
“Karya Purun: Seni Kerajinan Tangan Warisan Nenek Moyang.” 

Kegiatan 9

Berkunjung ke kampung purun, sekitar 8km dari kos kami. Disini kami belajar apa itu purun dan bagaimana cara membuat produk kerajinan dari purun. Disana saya belajar menganyam purun menjadi sebuah tas kecil. Mulanya saya belajar membuat produk dasar berupa hiasan bros bunga mawar, awalnya sulit karena harus memadukan 4 helai purun. Akan tetapi setelah diajarkan oleh acil/bibi, maka saya sudah bisa menghasilkan produk dari purun. Pulangnya, kami membawa hasil kerajinan kami dari purun, berupa tas kecil yang cantik. 

"Wisata Alam Bukit Kiram"

Kegiatan 10

Berkunjung ke bukit kiram untuk menikmati keindahan lanskap Kabupaten Banjar. Kami berkeliling Bukit Kiram yang mayoritas merupakan kebun karet. Hamparan luas kebun karet, jalan berkelok dan sungai kiram berbatu yang sangat besar. Selain kita menikmati bukit kiram, kami disana menjaja makanan khas kalsel di resto saung pinggir sungai kiram berbatu. Sembari makan, kami mendengarkan tentang sejarah bukit kiram, yang sengaja dibuka untuk pariwisata, terlebih akan diadakan MTQ Nasional di Bukit Kiram. 

img-9261-1-64475957a7e0fa2e4c1662d7.jpg
img-9261-1-64475957a7e0fa2e4c1662d7.jpg
Kegiatan 11

Masjid Bambu dengan arsitektur bangunan yang unik berbahan dasar bambu. Masjid Bambu ikonik karena hampir semua bangunan dari bahan bambu. Keramik hanya di lantai dasar atau ruang luar, seperti untuk wudhu dan toilet. Lantai II Masjid Bambu adalah ruang induk tempat melaksanakan ibadah salat lima waktu dan indah salat Jumat. Bentuk bangunan Masjid Bambu, memadukan kearifan lokal dan unsur bangunan sejarah. Itu karena menyerupai perahu atau jukung dan bangunan pucuk masjid menyerupai Masjid Sultan Suriansyah. Memang peran Masjid Bambu ini diperuntukkan untuk pelaksanaan hari hari besar keagamaan Islam dan sebagai objek wisata religi di Kabupaten Banjar. Kami memasuki bangunan Masjid Bambu sebelum ba’da Dzuhur, disana kami melihat tempat wudhu yang sangat sejuk dan rapih, selain itu kami ke lantai 2 untuk melihat kontruksi bangunan masjid bambu. Bambu besar didatangkan dari Pulau Jawa, sedangkan bambu penopang kecil di datangkan dari Kabupaten Banjar, Kalsel. Kapasitas jamaah masjid bambu berkisar antara 800-1100 jamaah. Kami berfoto ria kearah kiblat, karena didepan masjid pemandangan langsung kearah hutan tanaman karet.

“Tokoh Menginspirasi: Walikota Banjarbaru”
“Tokoh Menginspirasi: Walikota Banjarbaru”

Kegiatan 12

Datang ke Kantor Walikota Banjarbaru, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dimasa pademi COVID-19. Sharing session diadakan oleh asisten Walikota Banjarbaru dengan tema “Siap Menjadi Pemimpin Masa Depan yang Berkebhinnekaan Global, Profesional, Berintegritas, dan Menyongsong Indonesia Emas 2025”. Disana kami sharing mengenai kepemimpinan yang ada di dalam diri orang itu. Jiwa kepemimpinan ini terdiri dari kemampuan sosial (kepekaan terhadap situasi sosial dan mampu berperan sesuai dengan situasi); kebijaksanaan (terbuka terhadap sudut pandang orang lain), keberanian (dalam mempertahankan dan melakukan hal yang dianggap benar), mampu mengatasi peramasalahan, mampu membuat keputusan (mengetahui kapan harus membuat keputusan), dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan memang bukanlah sesuatu yang ‘sekali jadi’. Kompetensi ini merupakan sesuatu yang berkelanjutan. Jangan menyerah dan terus berlatih menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri. Ingat, jika ingin mengubah dunia, pimpin terlebih dahulu diri sendiri untuk melakukan perubahan dalam diri.  

“Peta Pikiran”
“Peta Pikiran”

Kegiatan 13

Kegiatan ini dilakukan dengan merefleksikan kegiatan pada pemahaman kegiatan kebhinekaan yang sudah dilakukan dengan metode mind mapping. Menurut saya mind mapping sangat membantu untuk mengingat sesuatu, belajar, ataupun melakukan pembelajaran. Hal itu dikarenakan dalam mind mapping melakukan apa yang disebut penjabaran secara sistematik dan dalam penjabarannya, kitalah yang menentukan. Jadi ini mirip seperti menulis untuk mengingat, namun lebih dalam aspek yang sistematik dan pragmatis. Setelah saya mengetahui mind-mapping, saya dapat mengambil intisari dan mengingat poin-poin penting dari apa yang disampaikan oleh asisten walikota Banjarbaru. Saya juga dapat mengingat pengalaman kembali mengenai kegiatan modul nusantara sebelumnya.

“Taman Hutan Rakyat Sultan Adam, Mandiangin” (Dokpri)
“Taman Hutan Rakyat Sultan Adam, Mandiangin” (Dokpri)

Kegiatan 14

Taman Hutan Rakyat (TAHURA) Sultan Adam, Mandi Angin. Tahura sekarang menjadi objek wisata alam yang banyak dikunjungi oleh masyarakat di Provinsi Kalimantan Selatan. Keindahan tahura menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat menikmatinya baik Bersama keluarga, teman maupun rekan kerja. sudah banyak objek wisata yang ada di daerah Kawasan Tahura tersebut, ada pulau yang dikhususkan untuk Monyet Bekantan yang disebut Pulau Bekantan dan Pulau Rusa dan sudah banyak tempat tempat foto jadi ada jembatan gantung yang menarik sebagai obyek foto, dan paling membanggakan dari kolam Belanda ke puncaknya bisa melihat Waduk Riam Kanan dengan Keindahan yang disebut Raja Ampat Kalimantan Selatan.

"Inspirasi Sejarah Tahura Sultan Adam dan Pemandian Belanda Bukit Mawar" 
Kegiatan 15

Kami mendatangi kedai kopi bertemakan adat banjar, disana kami ditemani oleh Duta Wisata Kalimantan Selatan. Disitu beliau menceritakan tentang sejarah adanya kolam belanda. Dikatakan bahwa pada bulan Februari 1939 dibuka pasanggrahan dengan kolam renang dan lapangan tenis di ketinggian 150 meter yang dinamakan Mandi-Angin (Windbad). Pasanggrahan ini lokasinya terletak sekitar 50 kilometer dari Banjarmasin. Pasanggrahan Maadiangin dan fasilitasnya seperti kolam renang dan lapangan tenis diresmikan pada tanggal 26 Februari 1939 oleh Gouverneur van Borneo. Hingga saat ini, kolam mandiangin masih menjadi wisata alam favorit di Kalimantan Selatan. Sayangnya kami tidak dapat melihat langsung kolam belanda itu, karena kondisi sedang berkabut dan sedang turun hujan, jadi sangat berbahaya jika mendekati kolam belanda tersebut, ditakutkan akan terjadi longsor ataupun banjir bandang.

"Konservasi Satwa Liar Kalimantan Selatan" 

Kegiatan 16

Kami berkunjung ke konservasi satwa liar kalimantan yang berada didalam kawasan tahura sultan adam, disana kami mendapatkan informasi satwa-satwa khas kalimantan seperti rusa sambar, beruang madu, rusa totol, binturong, buaya sapit dan biul kalimantan. Kami mendapatkan informasi berpa habitat ideal dari masing-masing satwa, pakan satwa liar, penyakit satwa liar, hingga proses perkawinan dari masing-masing jenis satwa. Kami memberi makan rusa sambar dengan kangkung yang diberikan diawal. Saya baru mengetahui jikalau tubuh rusa sambar itu sangat besar, kepalanya melebihi badan saya sepertinya. Disana juga saya melihat beruang madu, yang mana merupakan hewan asli Kalimantan Selatan, badannya kecil dengan rauman yang kecil, saya kira awalnya itu merupakan musang besar, tetapi itu merupakan beruang yang berukuran kecil.

"Sisi Religius Masyarakat Banjar” 
Kegiatan 17

Kami melakukan ziarah ke Makam Sultan Suriansyah di daerah Kuin Utara Banjarmasin.Pada saat ziarah ke komplek Makam Sultan Suriansyah kita dapat menemukan makam-makam raja ke-2 yaitu Sultan Rahmatullah dan Raja Ke-3 yaitu Sultan Hidayatullah serta beberapa makam yang lain termasuk di antaranya Makam Khatib Dayan pembawa Islam pertama kali ke banua Banjar ini. Ada yang menarik dari perjalanan ziarah ke Makam Sultan Suriansyah ini adalah beberapa peninggalan yang ada di komplek pemakaman beliau tersebut di antaranya adanya sumur raja yang biasanya dipakai oleh istri-istri raja dan penghuni kerajaan. Di makam raja, juga terdapat Sungai Kuin yang menjadi daya tarik wisatawan di Kalimantan Selatan.

"Sejarah Islam di Tanah Banjar: Museum Sultan Suriansyah" 
Kegiatan 18

Kami mendatangi Museum Sultan Suriansyah. Didalam museum, kami disuguhkan dengan beberapa peninggalan Raja Sultan Suriansyah, berupa pecahan genteng, tembikar, guci kuno, perhiasan kerajaan, hingga baju adat daerah Kuin pada masa lalu. Disana kami belajar tentang raja banjar pertama. Raja Banjar pertama yaitu Sultan Suriansyah oleh utusan kerajaan Demak yang saat itu dalam masa jayanya, karena sang penguasa memeluk Islam akhirnya rakyatnya pun ikutan memeluk Islam. Sultan Suriansyah sendiri adalah pangeran kerajaan Daha yang dibuang oleh pamannya, sehingga Sultan Suriansyah meminta bantuan kerajaan Demak dan akhirnya mendirikan kerajaan baru. Semasa kekuasaan kesultanan Banjar para penguasa berusaha membangun hubungan dengan para ulama, banyak dari mereka yang dinikahkan dengan putri kesultanan Banjar, sehingga pengaruhnya semakin besar. Tidak hanya belajar tentang sejarah masuknya islam di Kalimantan Selatan, akan tetapi kami juga belajar tentang asal muasal kain sasirangan, yang mana menjadi cikal bakal sasirangan pada masa kini. 

"Wisata Susur Sungai Martapura: Wisata Andalan Kota Seribu Sungai"
Kegiatan 19

Kegiatan dimulai pukul 4 pagi, dimulai dari titik 0 Banjarmasin atau yang dikenal dengan nama "Taman Siring". Matahari masih gelap, kami menaiki klotok berukuran sedang, sebagian mahasiswa berada diatas kapal, sebagiannya lagi berada dibagian dalam kapal. Saya berada dibagian atas kapal. Sungguh indah pemandangan sungai martapura ini. Saya melihat kehidupan masyarakat banjar dipinggiran sungai martapura ini, ada kampung hijau yang satu kampung full di cat berwarna hijau, ada juga kampung biru yang mana semua rumah disana di cat berwarna biru. Selain itu, ada ekosistem hutan rawa sagu yang ada disepanjang pesisir Sungai Martapura. Dikapal, kami juga dijelaskan tentang sejarah sungai martapura yang menjadi jalur transportasi air masyarakat banjar. Kesenian daerah hingga makanan khas juga banyak yang lahir dari pesisir Sungai Martapura, seperti seni manopeng. Manopeng biasanya digelar sebagai ungkapan syukur, ritual bebersih desa atau penolak bala. Tarian yang digelar setahun sekali setiap Muharram ini menjadi kesenian khas Banjarmasin. Daya tarik Manopeng terletak pada ritual mengundang para leluhur dan mahluk gaib lainnya. Jika makanan, contohnya yakni wadai dan sate ayam banjar. 

“Pasar Terapung: Susur Sungai Lokbaintan”
“Pasar Terapung: Susur Sungai Lokbaintan”

Kegiatan 20

Pasar terapung tradisional yang ada sejak dulu kala. Dan sekarang menjadi objek wisata yang terkenal itu. Hanya buka di hari Sabtu dan Minggu pagi saja. Buka sampai siang. Kami ke Pasar terapung menggunakan kelotok (perahu besar) yang menawarkan jasa kepada wisatawan yang ingin menyusuri Sungai Martapura baik secara regular maupun sewaan. Harga tiket untuk kelotok regular sangat murah meriah, namun rute perjalanannya pun singkat, hanya sekitar 10–15 menit saja. Di Pasar terapung itu, acil-acil (ibu-ibu) menjual dagangannya dengan naik perahu kecil. Bermacam-macam, buah-buahan, kerajinan, dan hasil bumi lainnya. Ada pula perahu kecil dengan atap yang dijadikan warung makan. Selain itu, ada beberapa penjual makanan dan camilan khas Banjar. Duduk di bangku kecil atau beralaskan tikar. Ketika ada perahu motor yang melintas dengan kecepatan tinggi, ombak yang ditimbulkan membuat dermaga kayu juga bergoyang-goyang.

"Pulau Curiak: Habitat Asli Monyet Bekantan di Sungai Barito" 
Kegiatan 21

Kami ke Pulau Curiak yang terletak di kawasan sungai Barito, tepatnya di wilayah Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel). Dengan kapal kelotok, kami menyusuri sungai-sungai kecil di sekitar pulau, masuk ke sela-sela hutan mangrove rambai yang asri. Kawasan Pulau Curiak juga dijadikan kawasan Mangrove Rambai Center, yang menawarkan pembibitan pohon mangrove rambai, rumah mangrove, dan arboretum mangrove. Untuk mencapai Pulau Curiak, Kami dapat menempuh jalur darat melalui jalan trans Kalimantan menuju Jembatan Barito, dengan jarak tempuh sekitar 120 menit. Perjalanan mesti dilanjutkan dengan menggunakan kelotok selama 10 menit dengan titik pemberhentian di Camp Tim Roberts. Pulau seluas 3,9 hektar ini memiliki beraneka tanaman khas macam rambai, bakau dan tanaman lainnya. Juga ada hewan khas yaitu bekantan yang jumlahnya lumayan banyak. Selain itu, banyak jenis burung seperti burung kuntul, dara laut, dan jenis burung air lainnya akan bergerombol di sekitar pantai Pulau Curiak. Di pulau ini juga bermukim burung elang brontok yang dilindungi dan dikenal sebagai predator paling atas di kawasan tersebut. Saya mendengar ‘kicauan’ burung elang brontok, akan tetapi saya tidak melihat keberadaan burung elang brontok tersebut.

“Eksplorasi Ekosistem Lahan Basah: Stasiun Bekantan & Mangrove Forest”
“Eksplorasi Ekosistem Lahan Basah: Stasiun Bekantan & Mangrove Forest”
Kegiatan 22

Kami mendatangi stasiun riset bekantan yang mana terdapat hutan mangrove rambai. Upaya perlindungan lingkungan ini diharapkan dapat menjaga keberlangsungan hidup bekantan yang merupakan primata endemik Pulau Borneo. Mangrove rambai yang ditanam di Pulau Curiak penting bagi habitat bekantan di mana pucuk daunnya menjadi sumber pakan utama bagi hewan yang terancam punah ini. Selain itu, penanaman mangrove rambai ini juga dapat berkontribusi menyerap karbon dan memperbaiki ekosistem lahan basah dalam mendukung kehidupan satwa dan kehidupan manusia secara berkelanjutan. Saya berharap pohon – pohon yang sudah kami tanam ini dapat memberikan dampak positif terhadap kelestarian dan keseimbangan alam, khususnya untuk habitat bekantan. Selain berdampak pada pelestarian lingkungan, buah dari pohon mangrove dari jenis Sonneratia alba, Sonneratia Caseolaris dan Bruguera Gymnorrhiza pun dapat dimanfaatkan untuk menjadi kreasi panganan lokal sebagai salah satu pendapatan masyarakat seperti dodol, keripik dan sirup. Selain itu, keberadaan mangrove mampu meningkatkan penghasilan masyarakat di sektor pariwisata dan menambah pendapatan nelayan di sekitar kawasan hutan mangrove tersebut. 

"Wisata Susur Sungai Barito: Pacu Adrenalin Sambil Nikmati Keindahan Alam Barito" 
Kegiatan 23

Kami menyusuri Sungai Barito menggunakan kapal klotok. Sungai ini terletak di Kabupaten Barito Kuala yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Tengah. Sungai Barito memiliki lebar yang sangat besar, jarak antara bibir sungai di barat dan bibir sungai di timurnya hingga 800meter. Kami menyusuri Sungai Barito dari bawah Jembatan Barito, kapal klotok yang digunakan mirip dengan kapal klotok yang kami naiki di Sungai Martapura. Disana tidak diizinkan untuk duduk diatas kapal, karena badan sungai terlalu besar dan angin yang terlalu kencang, ditakutkan salah satu dari kami terjatuh ke Sungai Barito. Disana kami melihat berbagai macam ekosistem sungai, seperti ekosistem rawa pesisir sungai, ekosistem bakau, dan ekosistem rawa palem. Kami diberitahu oleh para relawan yang merupakan alumni mahasiswa ULM yang ada disana mengenai sejarah maupun kondisi Sungai Barito pada saat ini. Sungai ini sedari dahulu sudah digunakan sebagai jalur transportasi masyarakat Barito Kuala, terlebih menjadi jalur utama kapal-kapal tongkang yang ada di sepanjang Sungai Barito. Kapal tongkang ini membawa batubara yang berasal dari Kalimantan Tengah, menuju ke muara yang berada di Muara Sungai Barito, yang berada di Kalimantan Selatan. Kami berkeliling Sungai, melihat aktivitas penyandaran kapal tongkang. Selain itu, kami juga berkunjung ke pulau Bakut yang berada persis di tengah Jembatan Barito. Disana terdapat populasi monyet bekantan khas Kalimantan Selatan. Kami dengan mudahnya melihat populasi monyet bekantan yang lalu lalang diantara rimbunnya pohon bakau.

“Pepadahan wan Madihin: Edukasi Masyarakat lewat Seni Tutur Kata Madihin”
“Pepadahan wan Madihin: Edukasi Masyarakat lewat Seni Tutur Kata Madihin”

Kegiatan 24

Madihin yang menyanyikan pantun seorang diri sekaligus sebagai pemusiknya atau pengiringnya. Madihin adalah salah satu bentuk sastra lisan Banjar di Kalimantan Selatan. Nama madihin berasal dari kata madah, yakni sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia. Kesenian madihin menyajikan syair-syair sebagai suatu puisi. Penampilan masing-masing pamadihinan memegang terbang yang diletakkan di atas paha dekat lutut mereka. Para pamadihinan biasanya memakai kostum yang bebas karena pakaian tidak turut berfungsi dalam kesenian madihin, Tetapi sekarang sudah lebih maju dengan mempergunakan kostum khas Banjar, sehingga penampilan lebih menarik. Madihin termasuk dalam genre puisi menurut kaidah konvensional sastra lisan Banjar. Secara fisik madihin tidak berbeda dari syair, yaitu dalam tiap bait terdiri atas empat baris. Tapi berbeda dengan syair, madihin tidak bersifat naratif, tidak berkisah atau tidak memiliki alur cerita sebagaimana syair. Fungsi utama madihin adalah hiburan bagi masyarakat di waktu-waktu tertentu, misalnya sebagai hiburan pelepas lelah sesudah panen, sebagai hiburan selepas pesta perkawinan di siang hari.

"Melestarikan Pohon Kesturi: Maskot Flora Kalsel yang Hampir Punah" 
Kegiatan 25

Kami mendatangi lokasi yang mana banyak populasi pohon kesturi, pohon asli Kalimantan Selatan, lokasinya di Pengaron, Kabupaten Banjar. Disana kami mendatangi desa dengan dominansi pohon durian dan pohon kesturi. Besar dan tinggi sekali pohon-pohon disana, kami mengunjungi kepala desa disana, lalu bertanya banyak hal mengenai pohon kesturi dan agroforestri tradisional sana, yang dinamakan "dukuh". Kami berkeliling di desa tersebut melihat aktivitas perkebunan dan perdagangan, sebab dibawah pohon-pohon kesturi, warga sekitar memanfaatkan lahan kosong dibawah sebagai tempat tumpangsari/ agroforestri, yakni agroforestri laos/lengkuas dan agroforestri nanas. Saat ini mangga kasturi sudah tidak ditemukan di habitat aslinya, juga di hutan-hutan wilayah lain. Bahkan, mangga ini tidak ada di negara lain sehingga dapat dikatakan sebagai jenis mangga asli Indonesia. Penyebaran mangga kasturi memang terbatas hanya di kebun campuran di Desa Mataraman, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar. Umumnya, kebun campuran ditumbuhi tanaman padi dan diselingi pohon mangga kasturi yang usianya sudah lebih dari 50 tahun, itupun sebenarnya tidak sengaja ditanam warga. Buah ini juga banyak ditemukan di Kabupaten Banjar dan hulu Sungai Selatan, serta dapat tumbuh di lahan kering dan lahan rawa pasang-surut. Mangga kasturi biasanya panen pada awal musim hujan dan melimpah pada bulan Januari. Namun, karena banyak pohonnya sudah tua maka produktivitas pun semakin menurun.

"Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Komunitas Manajemen Hutan Indonesia (KOMHINDO) 2022" 

Kegiatan 26

Kami mendatangi acara Seminar Nasional Komhindo yang diadakan di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Seminar kali ini bertemakan “Peluang Karbon Sebagai Komoditas Utama Pengelolaan Hutan Lestari”. Sebelum datang keacara tersebut, kami mempersiapkan proposal / rencana proposal penelitian kecil yang kami telah buat, lalu kami presentasikan didepan para pemakalah lainnya. Saya membuat proposal mengenai perhitungan karbon di agroforestri tradisional dukuh yang pada agenda sebelumnya telah pilih. Lalu kami presentasikan didepan pemakalah lainnya. Seminar ini akan menghasilkan gagasan-gagasan yang cemerlang, dalam rangka memberikan kontribusi kepada pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan kampus, untuk menjaga kelestarian hutan. Beliau juga menyampaikan bahwa karbon akan selalu menjadi topik yang strategis untuk didiskusikan, sebab bidang ini sangat penting untuk seluruh dunia. Isu-isu yang mengemuka di dalam diskusi seminar antara lain terkait pehitungan nilai ekonomi dan perdagangan karbon, bagaimana aksi untuk mensosialisasikan kelestarian hutan, ancaman dan kebijakan terhadap kehadiran industri-industri ekstraktif seperti pertambangan terhadap cadangan karbon, dan kontribusi lahan pertanian terhadap emisi karbon. Selepas pulang, kami mendapatkan pula sertifikat kegiatan kepesertaan Seminar Nasional Komhindo ini.

“Talkshow Inspiratif Tema: ‘Get Ready To Start Your Experience Be A Smart And Creative Millennial Entrepreneur’ ” 
“Talkshow Inspiratif Tema: ‘Get Ready To Start Your Experience Be A Smart And Creative Millennial Entrepreneur’ ” 

Kegiatan 27

Chef Agus Sasirangan menceritakan awal mula berdirinya Warisan Rasa ini terinspirasi dari buku ke 14 yang ia terbitkan. Buku ini berisi tentang bagaimana warisan rasa yang diberikan oleh sang ibunda tercinta kepada dirinya. Kegiatan bertujuan menumbuhkan inspirasi dan jiwa kewirausahaan kaum muda milenial agar dapat mengelola ide-ide usaha serta bagaimana membuat kreasi usaha di Industri 4.0. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan potensi wirausaha muda milenial dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya demi meningkatkan tingkat kesejahteraan dan perekonomian nasional. 

“Obrolan kita”
“Obrolan kita”

Kegiatan 28

Madihin merupakan kesenian yang hampir punah. Madihin agak sulit untuk berkembang karena terbatasnya seniman pamadihinan. Madihin menduduki tempat yang sangat komunikatif, yang didukung oleh bahasa banjar pamadihinan dalam bahasa daearah Banjar yang mudah dan langsung dapat dipahami. Pamadihinan adalah pihak komunikator yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan kepada penonton. Seniman kesenian ini merupakan para seniman rakyat yang berada di tengah-tengah rakyat.

"Festival Tari Nusantara: Menumbuhkan Kembali Kesenian Tradisional Peninggalan Nenek Moyang"  
Kegiatan 29

Kami berlatih tari nusantara dengan iringan musik pelajar pancasila. Kami latihan tari selama sebulan di Aula Pertanian ULM. Tari Nusantara ini merupakan gabungan dari tari-tari daerah yang disatukan dengan tarian kreasi. Dengan begitu, kami jadi mengetahui tentang berbagai macam tari daerah, seperti tari dayak, tari melayu dan tari banjar. Hasil dari latihan ini kami tampilkan didepan mahasiswa PMM lainnya dan juga dosen ULM.

"Wisata Religi: Ziarah ke Makam Datuk Selampaian di Martapura" 
Kegiatan 30

Makam Datuk Selampaian yang terletak di Kabupaten Banjar kami datangi. Kami menghabiskan waktu 10 hingga 15 menit untuk membaca surah yasin, zikir, doa dan sebagainya. Di makam Datuk Selampaian juga banyak sekali pedagang yang menjajakan dagangannya di lorong masjid yang menghubungkan 2 makam. Di lorong ini, sisi kanan dan kirinya dipenuhi dengan warga yang menggelar dagangannya berupa souvenir dan sebagainya. Selain melakukan zikir dan doa, kami juga dibimbing langsung oleh warga sekitar yang menjadi tour guide di Makam Datuk Selampaian. Beliau menceritakan tentang tokoh Datuk Selampaian. Walaupun dijelaskan dengan bahasa banjar, kami tetap dapat mengerti penjelasan dari tour guide tersebut.  Sosok Syekh Muhammad Arsyad Albanjari memang dikenal sebagai seorang ulama yang alim dan saleh di masanya. Beliau dilahirkan di Desa Lok Gabang, Kabupaten Banjar pada 17 Maret 1710 dan meninggal dunia di desa Dalam Pagar, Kabupaten Banjar pada 13 Oktober 1812. Makamnya berada di Desa Kalampayan Tengah Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar. Karena bermakam di Desa Kalampayan Tengah, oleh orang-orang Banjar, ulama kharismatik ini kemudian sering digelari Datuk Kalampayan. Semasa hidupnya, ulama bermazhab Imam Syafi’i ini mengabdi sebagai mufti atau tokoh agama di Kerajaan Banjar. Beliau banyak mengarang kitab fikih Islam, di antaranya adalah Kitab Sabilal Muhtadin dan Kitab Tuhfatur Raghibin. Kedua kitab ini sangat dikenal di kalangan umat Islam Kalimantan Selatan karena dijadikan nama dua masjid terkenal di Banjarmasin, yaitu Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan Masjid Jami Tuhfatur Raghibin atau Masjid Kanas. 

“Mengenal Tarian dan alat musik Kalimantan Selatan”
“Mengenal Tarian dan alat musik Kalimantan Selatan”
Kegiatan 31

Mengenal Tarian dan alat musik Kalsel di Gedung PSKM FK ULM BJB. Panting adalah alat musik tradisional sejenis gambus namun dengan ukuran yang lebih kecil. Istilah panting sendiri berasal dari kata memanting yang dalam bahasa Banjar berarti memetik. Pada awalnya, alat musik panting dimainkan secara solo atau perorangan. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, panting akan lebih menarik apabila dimainkan dengan beberapa alat musik lainnya. Maka sekarang musik panting lebih sering dimainkan sebagai ensambel dengan alat-alat musik seperti babun, gong, dan biola. Tarian Baksa Kambang merupakan salah satu jenis tari tradisional khas Suku Banjar yang biasa dipertunjukan dan dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu besar dan terhormat di Kalimantan Selatan. Kata “Baksa” sendiri memiliki makna dan arti berupa kelembutan sehingga menjadi filosofi bentuk kelembutan tuan rumah terhadap para tamunya. Tarian klasik ini biasa dibawakan oleh seseorang atau sekelompok yang semuanya wanita dengan jumlah ganjil. Tari Baksa Kambang sendiri memiliki gambaran tema cerita para remaja putri yang memiliki paras cantik sedang bermain bunga di sebuah taman. Kemudian, para remaja putri yang cantik itu memetik dan merangkai bunga tersebut menjadi kembang bogam. 

"Mengenal  Tanah Gambut: Geowisata Gambut di Sukamara, Landasan Ulin Utara" 

Kegiatan 32

Kami mendatangi kawasan tanah gambut yang terletak di Sukamaju, Landasan Ulin Utara, Banjarbaru. Saya baru pertama kali melihat tanah gambut, sebab di daerah asal saya, yakni di Tangerang, tidak ditemukan tanah gambut sama sekali. Saya memegang tekstur tanah gambut, lalu melihat pertama kali air gambut. Ternyata air gambut berwarna seperti air soda dan saat saya menceburkan kaki saya di rawa gambut, telapak kaki saya terasa cekat-cekit. Disana saya diberitahu mengenai ekosistem rawa gambut, seperti susunan tanah gambut, vegetasi tanah gambut, risiko kebakaran tanah gambut hingga aktivitas warga yang tinggal disekitar lahan rawa gambut. Hal terunik yang saya tahu adalah daun-daun pohon yang hidup disekitaran rawa gambut berwarna kuning (menguning).

“Lagu dan Permainan Ampar-Ampar Pisang khas Kalimantan Selatan
“Lagu dan Permainan Ampar-Ampar Pisang khas Kalimantan Selatan" 
Kegiatan 33

Di Provinsi Kalimantan selatan, atau di tanah banjar banyak sekali permainan - permainan tradisional yang bisa anda coba untuk di mainkan dengan teman atau dengan orang lain sesama teman sejawat. Berikut ini permainan tradisional Kalimantan Selatan yang masih bertahan yakni Ampar-Ampar Pisang. Kedua permainan ini tanpa alat khusus, hanya cukup menggunakan kedua tangan sebagai media bermain dan iringan lagu dari mulut pemain. 

"Permainan Tradisional Anak Banjar dan Dayak: Cuk-cuk Bimbi" 
Kegiatan 34

Cuk cuk bimbi adalah permainan tradisional anak-anak Banjar, menggunakan alat yang sangat sederhana hanya menggunakan kertas kecil yang didilipat kecil kurang lebih 1cm yang akan digenggam oleh seorang pemain. Permainan ini dapat diikuti baik anak laki-laki maupun anak perempuan dari 3 sampai 5 orang yang duduk bersila berhadapan dengan membuat bundaran, satu orang dari mereka harus “jadi” atau yang jaga, yang ditentukan dengan cara hompimpah terlebih dahulu. Yang kalah harus harus membungkukkan badan atau telungkup. Semua yang main meletakkan kedua belah tangannya dengan terbuka diatas yang “jadi” sambil Bersama- sama membaca pantun yang berbunyi : 

Cukcuk bimbi Bimbiku dalam sarunai 

Takucuk takulibi Muhanya kaya panai

 Pantun itu dibaca tiga kali berturut-turut, sambil mengetuk-ngetuk punggung yang “jadi” sesuai irama pantun. Setelah selesai membaca pantun maka kertas yang telah disiapkan diletakkan ke telapak tangan salah seorang pemain yang segera menggenggamnya. Semua pemainpun menggenggam kedua belah tangannya sambil memutar-mutar kedua tanggannya dengan berkata bersama-sama: 

Sagincu liu-liu. Sagincu liu-liu 

Sagincu liu-liu. Sagincu liu-liu 

Yang “jadi” tadi segera bangun dan memperhatikan sekeliling semua temannya, kemudian menebak pemain yang diduga menggenggam kertas itu, yang ditebak sebgera membuka kedua tangannya. Apabila yang ditebak tadi ternyata benar tangannya menggenggam kertas itu maka dia harus menggantikan yang “jadi” tadi. Bila keliru maka dia harustelungkup lagi dan kembali membaca pantun diatas dan mengulangi urutan permainan, sampai ada yang ketebak untuk kemudian menggantikannya.

“Permainan Balogo”
“Permainan Balogo”

Kegiatan 35

Sejatinya permainan Balogo ini dimainkan dalam bentuk kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari 3 – 4 orang didalamnya. Adapun yang memainkan permainan ini bisa dari kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa baik itu laki-laki maupun perempuan. Dilansir dari situs Wikipedia Balogo adalah salah satu jenis permainan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Balogo diambil dari kata “logo”, karena permainan itu menggunakan logo. Sampai dengan tahun 80-an permainan ini masih sering dilakukan di kalangan masyarakat Banjar. Adapun logo itu sendiri terbuat dari berbagai macam bahannya, mulai dari tempurung (batok) kelapa, plastik yang dilelehkan dan dibentuk dalam sebuah wadah seperti kaleng dan bisa juga terbuat dari kayu yang berbentuk bulat. Permainan balogo sering dimainkan di tempat yang datar seperti halnya halaman yang sudah di semin, di pelataran sekolah atau bisa juga ditanah lapang dengan tekstur tanah yang datar. Adapun cara memainkan permainan ini adalah dengan mengundi tim atau kelompok mana yang pasang dan kelompok mana yang akan melakukan pukulan. Kelompok yang pasang maka setiap anggotanya akan memasang logo yang dimilikinya ditengah-tengah secara berjajar, adapun jarak log antar anggota sekitar 1 – 2meter. Dan bagi kelompok yang memukul bisa memulai permainan dengan melemparkan logonya kearah logo yang dipasang tadi. Dalam melakukan pukulan para pemain menggunakan alat bantu berupa pemukul yang sering disebut oleh masyrakat Banjar dengan nama Panapak. Panapak ini nantinya digunakan sebagai alat untuk mendorong logo supaya mengenai logo yang telah dipasang tadi. Panapak ini terbuat dari kayu dengan Panjang sekitar 30-40 cm, untuk ketebalannya menyesuaikan keinginan si pemain. Apabila semua logo yang telah dipasang berhasil dijatuhkan maka pemenangnya adalah tim pemukul dan permainan dimulai dari awal lagi, tetapi apabila ada logo yang terpasang tidak terjatuh maka pemenangnya adalah tim pemasang dan permainan dimulai Kembali dengan bertukar posisi.

“Eksplor Keberagaman Wadai Khas Banjar”
“Eksplor Keberagaman Wadai Khas Banjar”

Kegiatan 36

Salah satu warung penjual wadai khas banjar adalah Waroeng Bandjar yang berada di Jalan Pramuka No.2, Pemurus Luar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin. Warung ini menjual berbagai masakan khas Banjar dan harga yang ramah di kantong. Warung ini juga menjual kue khas Banjar seperti bingka, bingka berandam, kararaban, kikicak, bulungan hayam, kelalapon, cingkarok batu, wajik, apam, undi-undi, untuk-untuk, sarimuka, wadai balapis, cincin, cucur, lamang, gagatas, gaguduh, dan ronde. Waroeng Bandjar memiliki cabang lain yang terletak di Mentaos, Kota Banjarbaru. Waroeng Bandjar sangat ramai pengunjung, pengunjung berdatangan tidak hanya dari dalam kota, ada juga yang dari luar kota. Seperti dari Tanah Laut, Tanah Bumbu, Banjarbaru hingga Batola. Jenis makanan ini sangat beragam. Harga makanan mulai dari Rp2000 per biji. dalam Budaya Banjar, wadai 41 adalah sebutan untuk jenis makanan atau panganan khas Banjar yang selalu dihadirkan dalam perayaan tradisional Kalsel. Menurut budayawan Kalsel, angka “41” itu sakral, sama sakralnya dengan hari ke-41 dalam tradisi keseharian urang Banjar. Ada pula yang menafsir bahwa jumlah wadai yang lazim dihadirkan dalam beragam perayaan urang Banjar memang punya 41 jenis. Bagaimana pun budaya akan tetap selalu dijunjung, Waroeng Bandjar merupakan warung yang wajib didatangi untuk sekadar santai dan mengisi perut, tentu dong dengan berbagai macam kue khas Kalsel.

“Berkunjung ke Penggosokan Intan Martapura”
“Berkunjung ke Penggosokan Intan Martapura”

Kegiatan 37

Pusat Informasi Pariwisata Dan Penggosokan Intan Martapura terletak di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Di tempat ini, wisatawan dapat melihat secara langsung koleksi dan proses penggosokan intan sampai menjadi perhiasan yang siap dipakai. Selain berlian disini juga menjual dan mengoleksi berbagai jenis batu mulia seperti zamrud,blue safir, merah delima/ruby, phyrus, batu bacan, red borneo, kecubung ungu, kecubung air dan lain-lain. Harganya beragam tergantung hasil penggosokan yang dilakukan, batu intan yang diperjual belikan di Penggosokan Intan ini sudah diolah dalam bentuk perhiasan. Harganya berkisar antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung keunikan ataupun kelangkaan jenis batu intan. Peluang bisnis batu intan Martapura tidak hanya ada di kota ini. Intan yang dibeli seharga Rp30.000 di Penggosokan Intan Martapura bisa dijual kembali dengan harga Rp 50.000 bahkan Rp 100.000 di pulau Jawa. Sungguh bisnis yang cukup menguntungkan. Murahnya harga batu intan di pasar ini tentu saja karena proses penggosokan batu intan masih dilakukan secara tradisional sehingga pesonanya kurang terpancar. Dalam pembuatan perhiasan ini, kualitas dapat dilihat berdasarkan empat hal yaitu warna, penggosokan, kebersihan dan karat. Semakin baik empat hal tersebut, maka harganya akan semakin mahal.

"Festival Kharisma Nusantara: Merajut Kebhinnekaan, Merawat Kebudayaan, Kokohkan Semangat Kebangsaan" 

Kegiatan 38

Kami mendapatkan pengalaman untuk memperkenalkan adat budaya kami melalui pakaian adat daerah. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya nusantara.Berbagai pakaian adat dikenakan oleh mahasiswa, mulai dari pakaian adat Dayak, Betawi, Jawa, Madura, Minangkabau, Melayu dan lain-lain. Saya menyiapkan baju adat daerah Melayu, yakni baju cekak musang khas Riau. Alasan saya pakai adat melayu, karena saya merupakan keturunan melayu betawi, yang menjadikan saya membawakan adat ini. Kegiatan Modul Nusantara Ini mencerminkan bahwa indonesia kaya dengan ragam budaya yang dimilikinya berbasis etnis dan kesukuan kita masing-masing, akan tetapi hidup dalam kebersamaan di Republik Indonesia dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"Permainan Snowball"

Kegiatan 39

Permainan snowball merupakan metode pembelajaran yang dapat menggali potensi kepemimpinan anggota Baimbai dalam kelompok dan ketrampilan membuat dan menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju. Permainan Snowball diterapkan dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk anggota Baimbai yang diharuskan menjawab soal dari mentor atau pemateri. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut. Disana saya mendapatkan pertanyaan tentang jenis batuan yang ada di Penggosokan Intan Martapura, saya ditanya, ‘Batu yang cocok untuk seseorang yang lahir di bulan Juli, yaitu batu?’ saya menjawab ‘batu mata kucing’. Disana saya juga menuliskan pertanyaan diatas kertas berupa ‘sebutkan 13 kota/kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan?’

“Talkshow Softskills 101 di Panti Asuhan Mulia Satria”
“Talkshow Softskills 101 di Panti Asuhan Mulia Satria”

Kegiatan 40

Kontribusi sosial ini berfokus pada remaja yang sudah mulai memasuki usia remaja, dengan rentang usia 10-18 tahun. Beberapa remaja yang ada di PPRSAR Mulia Satria seperti remaja dengan perlakuan salah dan diterlantar oleh orang tua atau keluarga, remaja yang berhadapan hukum, remaja dengan korban tindak kekerasan, dan remaja yang diperlakukan khusus, atau remaja yang kehilangan hak asuh dari orang tua atau keluarga. Maka dari itu, kami dari kelompok Baimbai ingin mengadakan talkshow mengenai manajemen emosi dan berpikir kritis dengan kemampuan yang dimiliki oleh para anak panti. Disana kami sharing mengenai softskill dan juga manajemen emosi. Anak-anak panti berbagi cerita mengenai pengalaman kepemimpinan mereka selama hidup di panti asuhan. Acara juga diramaikan dengan sesi Ice breaking, yakni estafet sarung dan memasukkan spidol dalam botol. Semua anak-anak tertawa dan ikut Bahagia dalam permainan ini.

Sekian dari ceritaku di Kalimantan  Selatan, sampai jumpa kembali di lain kesempatan.

salam hangat, 

Rian Saputra

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun