To : lovely
“Ah sori, kemarin lusa itu pas banget pulsaku habis, dan duit lagi pas-pasan… Selamat ya, btwâ€
From : lovely
“hahaha gapapa kok. Iya, makasihâ€
Aku pernah dengar tentang para nijikon dan kecintaan mereka pada tokoh-tokoh rekaan, tokoh-tokoh 2D. Mereka selalu menganggap tokoh-tokoh 2D itu jaduh lebih baik daripada manusia asli, atau manusia 3D, karena mereka murni, tidak akan meninggalkan mereka begitu saja begitu ada cowok lain yang lebih ganteng, lebih pintar atau lebih kaya, seperti yang dilakukan sebagian cewek 3D.
Secara wajar, ada yang menentang itu. Penentang mereka selalu mengutarakan kalau para tokoh 2D itu tidak ada, mereka tidak nyata. Para tokoh dari dunia dua dimensi tersebut hanyalah rekaan dari seorang manusia biasa, mungkin om-om jelek gendut yang sudah dua minggu tidak menukur kumis dan janggutnya karena tekanan deadline komik mingguan. Respons yang para tokoh 2D itu kirim pada kita sudah ada pola-pola tertentu, membosankan.
Debatnya bisa panjang, tapi intinya adalah, pertama kali aku mendengar berita ini dari sebuah situs berita luar negeri, aku langsung teringat dengan hubunganku dengan lovely. Well, dia tidak bisa dibilang nyata, sebaliknya dia juga tidak bisa dibilang tidak ada. Mungkin saja kepribadian yang dia miliki di internet itu palsu, dia buat-buat saja. Atau malah mungkin saja kalau kepribadian yang bisa kutangkap lewat chat messages dan sms-sms yang dia kirimkan padaku itu adalah kepribadian aslinya, yang dia tekan supaya tidak keluar di dunia nyata.
Aku jadi berfikir, apakah lovely itu seorang tokoh 2,5D? Aku sadar kalau dia tidak punya unsur “nyataâ€, tapi dia punya unsur “pikiranâ€. Dia bukan kumpulan kode-kode komputer, atau kombinasi garis dan warna yang menyusun suatu penggambaran manusia dengan mata sebesar bola tenis dan berambut merah muda, bukan.
Well sayang sekali sih. Berkat unsur “pikiran†itu, sekarang dia jadi punya pacar.
Tapi sudahlah, aku bukanlah seorang yang mudah stres dan jadi depresi untuk hal-hal sepeti ini. Dalam waktu seminggu, rasio sms di dalam inbox kembali seperti biasa, meskipun sedikit memburuk. Wajar sih, soalnya dia juga sudah punya pacar, tentu aja dia juga harus bagi-bagi alokasi pulsa. Nggak mungkin kan kalau alokasi pulsanya untukku lebih tinggi daripada alokasi pulsanya untuk pacarnya itu.
***
From : lovely
“Dadu, sebenarnya buat apa sih manusia dilahirkan kalau malah bikin manusia lain repot? Nyawa itu berharga ga?â€
To : lovely
“Well, setiap orang punya fungsinya masing-masing, sih… Dan ofc nyawa itu berharga. Btw, kenapa, li? Tiba-tiba tanya gituan…â€
From : lovely
“gapapa, tanya aja…â€