Mohon tunggu...
bulu beterbangan
bulu beterbangan Mohon Tunggu... Penulis - (pengen jadi) penulis

try again

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biografi Muhammad Hatta

21 Desember 2016   23:27 Diperbarui: 21 Desember 2016   23:32 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Hatta bersama beberapa rekannya dari PI dan seorang dari mesir, Abdul Manaf, menghadiri Kongres menentang Kolonialisme di Brussels, Belgia. Dalam kongres ini Hatta berkenalan dengan Jawaharlal Nehru dari India yang kemudian dilanjutkan dengan hubungan lewat surat-menyurat. Pada kongres Liga ke-2 di Frankfurt pada 1929, beliau mulai berkenalan dengan banyak lagi tokoh-tokoh dunia. Setelah itu, Hatta dan Nehru juga dua orang lainnya yang aktif dalam Liga dipecat. Lepas dari itu, Hatta berpidato tentang Indonesia pada Liga Wanita dan Kemerdekaan yang diadakan di Gland, Swiss. Pidatonya berisi tentang penderitaan rakyat Indonesia karena penjajahan. Setelah itu, beliau sering menulis dan berpidato di Belanda dan juga mengemukakan soal koperasi. Seusai Hatta mundur dari kedudukan ketua, PI jatuh ke komunis dan mengecam keras kebijakan Hatta.

  • Masa Pergerakan di Jakarta, Digul, dan Banda Neira, 1932-1941

            Pada masa pergerakan ini, banyak masalah yang mengganjal hubungan antara Hatta dan Soekarno. Diantaranya adalah perbedaan cara pandang perjuangan. Maka kalangan PNI, juga Soekarno menuduhnya tidak konsisten dalam menjalankan sikap nonkooperatif. Dan Hatta menuduh Soekarno tidak memegang prinsip. Dalam menggalang massa dan kaderisasi, Hatta lebih suka mendidiknya tetapi Soekarno lebih suka menghadapi massa.

            Pada tanggal 25 Februari 1934, Hatta bersama Sjahrir ditangkap dan mulanya di Penjara Glodok lalu dibuang ke Digul, dan kemudian ke Banda Neira oleh Belanda. Sebelum penangkapan itu, Hatta memberikan kursus kader kepada kelompoknya di Jakarta dan Bandung, yakni Pendidikan Nasional Indonesia atau PNI baru yang didirikan pada Desember 1931 yang sebelumnya bernama Golongan Merdeka.

            Ketika Hatta dibuang di Boven Digul, beliau membawa semua bukunya dalam peti. Beliau merasa perlu dekat dengan buku. Namun, beliau juga peduli terhadap sesama tahanan. Maka semacam kursus pun beliau adakan yang bisa membuat para tahanan bertahan dalam keyakinan politik mereka. Apalagi di Digul juga terdapat orang-orang Islam yang masih taat agama, terutama shalat dan puasa.

            Pada tahun 1936, Hatta dipindahkan ke Banda Neira. Di pembuangan ini pun Hatta masih juga menulis dalam bahasa Belanda. Banda Neira memang memberikan kesempatan lain bagi dirinya. Di pembuangan ini pula, Hatta mengajar empat orang pemuda, diantaranya satu pemuda dari Bukittinggi dan satu pemuda dari Banda. Keempat anak muda tersebut belajar ekonomi dan akuntansi dengan Hatta. Dan akhirnya pada tahun 1942, Perang Pasifik pecah. Hatta menulis artikel agar rakyat Indonesia tidak memihak pihak barat ataupun fasisme Jepang, yang harus diperjuangkan adalah Indonesia merdeka.

  • Di Bawah Pendudukan Jepang, 1942-1945

           Setelah pecah Perang Pasifik (Desember 1941) Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Sukabumi. Buku-buku Hatta banyak ditinggal. Beliau senang kembali dipindahkan ke Jawa. Namun beliau juga khawatir dengan Indonesia yang dibawah pimpinan Jepang. Kekhawatirannya terbukti ketika Indonesia terbagi menjadi tiga daerah pemerintahan. Lalu setelah pemerintah Hindia Belanda kalah, banyak opsir Jepang mendekatinya untuk membicarakan situasi yang dihadapi dan Hatta tidak dapat menolak kerja sama itu. Kemudian pada 8 Desember 1942, beliau berpidato di lapangan Ikada (sekarang Monas) bahwa beliau kembali menekankan cita-cita agar Indonesia merdeka.

            Pada Mei 1943 Menteri Asia Timur Raya, Aoki, berkunjung ke Jakarta dan bertemu Hatta sebagai wakil dari Empat Serangkai. Dengan terus terang Hatta mengemukakan kekecawan bangsa Indonesia. Beliau menuntut pengibaran bendera Merah Putih kembali dan diizinkan untuk menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan menginginkan Indonesia dalam satu pemerintahan.

            Kemudian perjuangan untuk kemerdekaan dipusatkan pada Poetra (Pusat Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh Empat Serangkai dan Hatta menjabat sebagai direktur jenderal. Kemudian Hatta menjadi wakil ketua di lembaga yang bersifat politik, yakni Tyuo Sangi-in.

            Pada bulan November 1943, Hatta bersama Soekarno dan Ki Bagus Hadikusumo dari Muhammadiyah pergi ke Tokyo untuk menghadap Kaisar dan Pemimpin Jepang. Hatta bersama Soekarno dan Ki Bagus memperoleh bintang kehormatan dari Kaisar Jepang. Ini berarti bahwa orang yang mendapat kehormatan dari Kaisar tidak bisa diapa-apakan lagi oleh pihak Jepang.

            Dalam bulan April 1945, Hatta dipercaya untuk memimpin Sekolah Tinggi Islam dan dibuka kembali pada April 1964 di Yogyakarta di bawah pimpinan A. Kahar Muzakir dari Muhammadiyah. Lembaga ini juga diperluas menjadi Universitas Islam Indonesia, dan Hatta memberikan kuliah di Universitas ini.

  • BPUPKI dibuka pada 28 Mei 1945 dan keesokan harinya melangsungkan sidang pertama sampai tanggal 2 Juni. Tugas BPUPKI adalah menyusun rancangan undang-undangan dasar. BPUPKI diketuai oleh Radjiman Wedyo Dinigrat. Hatta berperan dalam empat hal yaitu :
  • Pembukaan yang biasa dirujuk dengan piagam Jakarta
  • Soal pembentukan negara
  • Soal hak asasi
  • Soal ekonomi
  • Dalam pembentukan negara Hatta lebih suka negara serikat atau federasi, tetapi Beliau tidak mengungkapkannya dalam sidang. Hatta hanya mengingatkan membuang sikap imperalisme. Menurut Beliau mengenai pasal 33 UUD 1945, rakyat yang lemah menghendaki ekonomi disusun atas dasar dan kekeluargaan. Hatta juga menekankan bahwa cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Namun bukan berarti pihak swasta tidak boleh berperan, tetapi harus dijaga agar tidak menghancurkan tujuan mencapai kemakmuran rakyat. Beliau juga mengatakan bahwa dalam hubungan eksekutif dan legislatif perlu adanya kabinet bersifat presidensial.
  • Perang             Pasifik bertambah seru, banyak tentara Jepang yang  mundur dalam peperangan. Pada tanggal 1 Agustus 1945 PPKI dibentuk. Yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta pada tanggal 12 Agustus Jendral Terauchi berpidato bahwa akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
  • Perang Kemerdekaan, 1945-1949
  • Perang Pasifik sudah berakhir dengan kalahnya Jepang. Tapi hal ini baru diketahui oleh Hatta dan Soekarno dari Sjahrir karena pihak Jepang sendiri tidak mengemukakannya. Akhirnya Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan di Pegangsaan Timur kira-kira pukul 10 pagi dengan teks proklamasi yang didekte Hatta dan ditulis oleh Soekarno.
  • Pengesahan UUD 1945 dilakukan esok harinya oleh Panitia Persiapan. Dalam pembukaan UUD 1945 sila pertama yang mengandung kata Syariat Islam dapat menimbulkan masalah. Warga Indonesia bagian timur tidak setuju dengan sila tersebut. Hatta tidak ingin Indonesia terpecah belah. Dan akhirnya sila tersebut diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa setelah beberapa kali rapatdengan Panitia. Namun, hal tersebut bukan berarti Hatta tidak senang dengan ajaran agama. Pahamnya tentang Islam kemudian diperlihatkan dalam penafsirannya atas pancasila, yang tentunya sangat berbeda dengan pemikiran Soekarno. Pada tahun 1967 Hatta membentuk organisasi dengan generasi muda yang berasal dari mahasiswa Islam, yang disebut dengan Partai Demokrasi Islam. Namun Soeharto melarangnya.

            Hatta dan Soekarno, terutama di masa revolusi 1945-1949, seperti dwitunggal. Mereka bekerja sama tanpa ada perselisihan lagi. Mereka saling mengisi dan saling mempercayai. Hatta sering membuat keputusan penting bagi Negara jika Soekarno pergi keluar kota. Hatta juga ikut berperan dalam pembentukan tentara Indonesia. Ketika beliau bertemu dengan Urip Sumohardjo, maka pertemuannya itu membuahkan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun