Begitu juga kisah berikut dapat kita tulis berdasar kejadian di Pasar juga.
"Daun Singkong Nenek"
Pagi itu, pasar tradisional masih setengah penuh. Udara segar bercampur bau rempah dan ikan asin menyeruak di antara hiruk-pikuk pedagang.
Di salah satu sudut pasar, seorang nenek duduk di atas tikar lusuh, di depannya tertata beberapa ikat daun singkong yang masih segar dan muda. Biasa dijual 2000 perikat.
"Daun singkong, Nek? Berapa?" Tanyaku.
"Lima ribu seikat saja," katanya dengan suara pelan tapi jelas, menawarkan padaku. Sambil mengangkat satu ikat.
Aku berhenti, aku memperhatikannya. Kulitnya sudah keriput, tangannya kasar, dan tubuhnya sedikit bungkuk. Tapi senyum yang ia berikan begitu hangat.
"Daun singkong, Nek?" tanyaku lagi.
"Iya, Nak. Lima ribu seikat, Â sambil sedekah, Nak." Rayunya.
"Tapi ini bukan cuma jualan, ya. Nenek juga minta sedekah, Nak."
Aku tercengang. Mengapa mahal sekali dan dikaitkan pula dengan sedekah.