Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Alasan Memilih Semarang sebagai Tempat Slow Living

22 Januari 2025   01:30 Diperbarui: 23 Januari 2025   17:58 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kuliner nikmat nasi kuning ayam bakar: pikiran rakyat.com

Semarang tentu tak asing buat kita semua. Semarang sebagai Kota Provinsi Jawa Tengah. Kali ini aku ingin mengupas Semarang sebagai tempat slow living-ku pada bulan Agustus 2024 lalu. Kebetulan putra keduaku berkuliah di sana.

"Ayah yang mengantar Putra ke Semarang gimana?" Tanya suami saat Putraku lulus Uji Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).

Putraku diam saja kala itu. Nampak wajahnya masam dan cemberut."Biar Mama saja yang antar, Pa." Bujukku kepada suami kala itu.

Akhirnya kami sepakat mengartar Putra ke Semarang, aku. Kamipun berangkat pada tanggal 6 Agustus 2024. Aku ambil cuti 6 hari kerja. Ke Semarang butuh waktu 2 hari satu malam.

Hutan Mini Salah satu Perguruan Tinggi Semarang-sejuk: Unnes.ac.id
Hutan Mini Salah satu Perguruan Tinggi Semarang-sejuk: Unnes.ac.id

Untuk melakukan perjalanan dari Padang Panjang ke Semarang kami menggunakan bus dan kereta api dengan mengikuti rute:

1. Bus dari Padang Panjang ke Jakarta

Perusahaan Otobus (PO) banyak menyediakan layanan bus dari Padang Panjang ke Jakarta. Berdasarkan informasi dari BusOnline jadwal keberangkatan bus ANS dari Padang Panjang ke Jakarta tepatnya Kampung Rambutan memakan waktu dari pukul 10.30 WIB hingga pukul 16.00 WiB esok harinya.

Selama di perjalanan ini kita sudah bisa merasakan suasana slow living dengan menikmati hamparan Bukit Barisan sepanjang jalan, terus pemandangan Danau Singkarak yang indah memukau sejak dari Batipuh, Ombilin, hingga Singkarak jelang Kabupaten Solok.

Pemandangan sepanjang jalan ini sangat memukau. Selang seling sih biasanya. Tidur lalu bangun lagi. Apalagi armada bus nyaman dengan kursi stelnya, ada bantal, selimut, dan full AC.

Cuma kadang diselingi bau rokok yang tak taat aturan. Bila ini terjadi kita pakai masker aja. He he he. Kita semalaman di bus melewati daerah Solok, Sijunjung, Darmasraya, Sungai Rumbai, Jambi, Palembang, dan Lampung.

Banyak daerah itu menyuguhkan keindahan yang berbeda-beda dengan beragam rutinitas yang nampak dari atas bus yang kita tumpangi. Bahkan ketika melewati pedagang-pedagang kecil, petani pulang kerja, dan anak-anak bergembira merupakan pemandangan luar biasa sepanjang jalan yang dilewati.

Laut Lepas yang Menenangkan: Foto Yusriana Siregar Pahu
Laut Lepas yang Menenangkan: Foto Yusriana Siregar Pahu

2. Pelabuhan Bakauheni

Perjalanan dari Padang Panjang ke Semarang via bus ini dapat menjadi pengalaman yang menarik pula dengan memanfaatkan berbagai moda transportasi lanjutan berupa kapal ferry.

Ya setibanya bus di Pelabuhan Bakauheni, kita akan melanjutkan perjalanan dengan menyeberangi Selat Sunda menggunakan kapal ferry menuju Pelabuhan Merak di Banten.

Penyeberangan ini juga sangat seru buat slow living. Biasanya kita sampai di sini pukul 11.30 WIB esok harinya. Memakan waktu sekitar 2-3 jam pula saat menyeberang.

Selama penyeberangan, kita dapat menikmati pemandangan laut yang luas dengan latar belakang Gunung Krakatau yang legendaris. Duh kerennya!

Jika beruntung dari segi waktu, kita juga dapat menyaksikan matahari terbenam yang indah di cakrawala laut. Namun siang ini pun pemandangan laut memanjakan mata dengan kapal-kapal fery yang bertebaran. Seolah kita melihat lukisan keren anak-anak TK. 

Pelabuhan Bakauheni sendiri telah mengalami renovasi dan pengembangan, menjadikannya lebih modern dan nyaman bagi para penumpang.

Fasilitas Kereta yang Mewah: Yusriana Siregar Pahu
Fasilitas Kereta yang Mewah: Yusriana Siregar Pahu

3. Kereta Api dari Jakarta ke Semarang

Setibanya di Jakarta, Kampung Rambutan, setelah menyeberangi Selat Sunda yang luas, kitapun dapat melanjutkan perjalanan ke stasiun Kereta Api Indonesia di Gambir. Kami berdua Putraku dijemput si sulung. Kamipun naik KRL menuju stasiun.

Bunyi kereta ini bagaikan musik menenangkan rasanya. Kereta pun nyaman hingga stasiun terdekat. Kemudian kami lanjut naik grep. Ternyata dapat sopir yang ramah pula. Sungguh Jakarta hari ini merupakan kota yang ramah menurutku.

Memang sejatinya Kementerian Perhubungan atau dinas terkait tiap kota memberikan edukasi dan pelatihan kepada seluruh pekerja transportasi di Indonesia. Pelatihan dan edukasi transportasi ramah penumpang. Bila ini terealisasi tentu tingkat kunjungan dan wisata meningkat positif.

Menuju Semarang kita menggunakan kereta api yang nyaman pula. Kereta api yang kami tumpangi KA Argo Sindoro melayani rute dari Stasiun Gambir (Jakarta) ke Stasiun Semarang Tawang dengan jadwal keberangkatan sore hari. Banyak pula pengalaman menarik kami temui di stasiun ini.

Memasuki stasiun terlihat sudah modern dan aman dari copet dan sejenisnya karena tingkat keamanan yang tersedia pun lengkap. Security ada di mana-mana hingga kita merasa nyaman duduk dan beristirahat. Di sini pun ada mini market, ATM, dan fasilitas lengkap berupa toilet dan kursi duduk. 

Pelayanan armada kereta juga ramah dan bagus. Keamanan sistem daftar pun tinggi melalui fokus wajah dan sidik jari. Dengan demikian copet dan oknum tak berkepentingan tak ada di ruang tunggu maupun di dalam kereta.

Durasi perjalanan kereta api eksekutif ini sekitar 6 jam. Bagusnya lagi di dalam kereta nyaman dengan kursi yang nyaman, ada toilet yang bersih, dan adapula tempat pesan antar makanan. Meski mahal tapi enak. Kedua putraku berulang mesan makanan.

Kereta api yang melayani rute Gambir–Semarang menawarkan berbagai pilihan makanan siap saji untuk penumpang. Beberapa menu yang tersedia meliputi:

  • Nasi Goreng Parahyangan Legend Komersil
  • Nasi Ayam Geprek Komersil
  • Nasi Train Chicken Komersil
  • Nasi Rames Ayam Serundeng Komersil

Selain itu, terdapat juga menu seperti Nasi Rames Nusantara yang terdiri dari nasi putih, mie goreng, telur balado, orek tempe, acar kuning, dan sambal terasi.

Pun setelah sampai di Stasiun Tawang Semarang, kami disambut ramah petugas security di sana. Dicarikan jasa taksi nan ramah. Siap mengantar kami dan mencarikan tempat kos malam itu. Sungguh masyarakat yang ramah dan baik hati.

Alasan Memilih Semarang sebagai Tempat Slow Living

Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, menawarkan kombinasi unik antara kehidupan urban yang dinamis dan nuansa tradisional yang santai. Seperti kami temui di stasiun dan kos-kosan anakku.

Dengan karakteristik yang khas, kota ini menjadi pilihan yang ideal bagi yang ingin menjalani gaya hidup slow living---gaya hidup yang menekankan pada ketenangan, keseimbangan, dan penghargaan terhadap momen-momen sederhana.

Berikut adalah alasan mengapa Semarang merupakan tempat yang tepat untuk slow living:

1. Kekayaan Budaya dan Sejarah

Semarang adalah kota dengan sejarah panjang yang tercermin dalam arsitektur dan budayanya. Malam itu keluar dari stasiun sopir taksi sengaja melambat. Beliau perkenalkan kepada kami Kota Lama Semarang.

Kawasan Kota Lama, dengan bangunan-bangunan berarsitektur kolonial Belanda. Bangunan itu menawarkan suasana yang menenangkan dan membawa pengunjung kembali ke masa lampau.

Menjelajahi tempat-tempat bersejarah seperti Lawang Sewu, Klenteng Sam Poo Kong, dan Gereja Blenduk memberikan pengalaman yang mendalam, memungkinkan warga dan wisatawan untuk menghargai budaya lokal dalam suasana yang santai di sini. Sopir taksi dengan sabar bercerita. Kadang beliau berhenti.

Sudut Kota Lama Semarang: Foto Kompas.com
Sudut Kota Lama Semarang: Foto Kompas.com

2. Keindahan Alam

Semarang memiliki beragam keindahan alam, mulai dari perbukitan di daerah Ungaran, suasana sejuk Tanjung Pati, hingga pantai-pantai di sekitar kota. Semua bisa kami kunjungi esok harinya.

Tempat-tempat seperti Candi Gedong Songo dan Pantai Marina menawarkan pemandangan alam yang menenangkan pula, ideal untuk relaksasi dan menikmati keindahan alam tanpa tergesa-gesa. Udara yang segar dan suasana yang tenang di tempat-tempat ini mendorong gaya hidup yang lebih lambat dan penuh kesadaran.

Masyarakatnya yang ramah tamah dan menerima kita layaknya tamu tentu menimbulkan arti mendalam. Transportasi pun murah dan mudah di sini. Cuma 3000 sudah bisa keliling Semarang.

Salah satu kuliner nikmat nasi kuning ayam bakar: pikiran rakyat.com
Salah satu kuliner nikmat nasi kuning ayam bakar: pikiran rakyat.com

3. Kulinari Lokal yang Autentik

Kehidupan slow living tidak lengkap tanpa menikmati kuliner lokal yang autentik. Semarang dikenal dengan beragam hidangan khas, seperti lumpia, tahu gimbal, dan bandeng presto, yang dapat dinikmati di warung-warung tradisional.

Proses menikmati makanan di Semarang, yang sering kali disajikan dengan penuh cinta dan perhatian terhadap detail, memungkinkan warga untuk benar-benar menghargai setiap gigitan dan momen makan. Hari pertama di sini kami pun menikmati sarapan pagi nasi kuning yang gurih.

4. Biaya Hidup yang Terjangkau

Salah satu kelebihan Semarang adalah biaya hidup yang relatif terjangkau dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hal ini memungkinkan penduduk untuk menjalani kehidupan yang lebih sederhana dan tidak terlalu terbebani oleh tekanan finansial.

Dengan biaya hidup yang rendah, warga dapat fokus pada kualitas hidup, menikmati waktu bersama keluarga, dan mengejar hobi atau kegiatan yang memberikan kebahagiaan. Ya di sini cerminan hidup sederhana

5. Konektivitas yang Baik

Meski menawarkan kehidupan yang lebih santai dan sederhana, Semarang tetap memiliki konektivitas yang baik dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Bandara Internasional Ahmad Yani dan jalur kereta api yang terintegrasi membuat

Semarang mudah dijangkau sehingga tetap terhubung dengan dunia luar tanpa kehilangan esensi slow living. Ini memberikan keseimbangan yang ideal antara kenyamanan modern dan kehidupan yang tenang.

6. Komunitas yang Ramah

Masyarakat Semarang dikenal dengan keramahan dan sikap gotong royongnya. Kami disambut kos-kosan yang ramah. Di antar pakai motor. Interaksi yang hangat dan komunitas yang suportif menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup slow living di sini.

Dalam komunitas yang erat, penduduk dapat menikmati hubungan sosial yang lebih dalam dan bermakna, yang merupakan inti dari kehidupan yang tenang dan seimbang. Kamipun disuguhi teh manis. Nuansa ini membuat kangen di hati. Tak terasa sudah 6 bulan berlalu.

Namun kenangan perjalan ke Semarang masih bersisa rasa manis dan rindu. Putraku pun bisa meraih IP di kampusnya nan sejuk, 3, 68. Wow, momen yang musti disyukuri.

Kesimpulan

Dengan kekayaan budaya, keindahan alam, kuliner lokal yang lezat, biaya hidup yang terjangkau, konektivitas yang baik, dan komunitas yang ramah, Semarang menawarkan segala yang dibutuhkan untuk menjalani slow living.

Kota ini memungkinkan penduduknya untuk melambat, menikmati setiap momen, dan menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Bagi mereka yang mencari kehidupan yang lebih tenang dan bermakna, Semarang adalah pilihan yang tepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun