Langkah Awal Menuju Masa Depan
Rina duduk di bangku taman, memandangi langit yang mulai berwarna jingga. Senja selalu memberinya ketenangan, seolah-olah waktu melambat dan membiarkannya merenung.
Di tangannya, ia menggenggam buku harian lusuh yang sudah menemaninya sejak SMA. Ia membuka halaman-halaman lamanya, membaca kembali mimpi-mimpi dan masa depan yang pernah ia tulis di sana.
"Dulu, aku ingin menjadi penulis," gumamnya pelan, sambil tersenyum pahit. Ingatannya kembali di masa SMA. Bu Dina guru Bahasa Indonesianya sedang membaca cerpen yang ia tulis.
"Tulisanmu kurang fokus, Nak. Ngambang. Hingga akhir kisah tak jelas." Begitu kritik beliau saat itu hingga tulisannya gagal tampil di mading sekolah.
Sejak itu, mimpi seolah terkubur di bawah tumpukan kewajiban dan kenyataan hidup. Pekerjaan di sekolah menghabiskan sebagian besar waktunya, dan impian menulis hanya menjadi kenangan manis yang jarang ia sentuh untuk mading sekolah. Tambahan mading sekolah pun tak berlanjut saat itu.
Namun, hari itu pada tahun 2022, ada sesuatu yang berbeda. Sebuah kalimat sederhana yang ia baca pagi itu terngiang di benaknya: "Tidak ada kata terlambat untuk memulai." Kalimat itu terasa seperti panggilan, mengingatkannya bahwa ia masih memiliki kesempatan.
"Kenapa tidak?" pikirnya sambil menutup buku harian dengan mantap. Malam itu, ia memutuskan untuk memulai sesuatu yang baru. Ia mengambil laptopnya dan mulai mengetik. Kalimat demi kalimat mengalir, bercerita tentang seorang gadis yang menemukan keberanian untuk mengejar mimpinya. Kisah itu terasa familiar, seolah-olah ia menulis ulang perjalanannya sendiri.
Rina tahu, mungkin langkah ini kecil. Mungkin ia tidak akan langsung menjadi penulis terkenal. Tapi ia percaya, langkah kecil ini adalah awal dari perjalanan besar. Di tengah malam yang sunyi, di bawah langit berbintang, Rina akhirnya merasa ia sedang berjalan menuju mimpinya yang sempat terlupakan.
Growth Mindset pada Siswa dan Guru