Penundaan tersebut disebabkan oleh keterbatasan peralatan dapur yang belum memadai untuk mendukung operasional program.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan kapan program ini akan dimulai. Keterbatasan infrastruktur, seperti dapur umum dan peralatan masak, menjadi kendala utama dalam implementasi program MBG di daerah ini.
Sementara itu, di beberapa daerah lain di Sumatera Barat telah memulai program ini. Misalnya, Kota Pariaman telah melaksanakan program MBG dengan membagikan 3.456 porsi makanan bergizi kepada siswa TK hingga SMA. Menu yang disediakan antara lain nasi, ayam goreng, telur, tumis sayur, dan buah pisang.
Untuk Kota Padang Panjang, pemerintah daerah perlu mempersiapkan infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan agar program MBG dapat segera dilaksanakan. Hal ini mencakup penyediaan dapur umum yang memadai, peralatan masak, serta pelatihan bagi tenaga pengelola.
Dengan demikian, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat setempat.
Harapan Si Dedek
"Bagaimana MBG di sekolah, Dek?" tanya Ayah sambil menatap Dedek yang tengah membuka bekal makanannya. Pas pulang sekolah. Bekal itu bersisa.
Dedek menghela napas, "Belum ada, Yah. Katanya dapurnya belum siap. Tapi bu guru bilang kita harus bawa bekal sehat dulu, sambil menunggu programnya jalan."
Ayah tersenyum, meski hatinya miris. Ia tahu pentingnya makanan bergizi untuk anak-anak. "Yah, kalau programnya jadi, Dedek bisa makan ayam goreng tiap hari dong? Nggak beli lagi di kantin?" tanya Dedek penuh harap. Ayah hanya mengangguk kecil, tak ingin memadamkan semangat anaknya.
Target dan Realita Kebijakan
"Murid Kauman Muhammadiyah Padang Panjang gimana Yah? Tanya si Dedek lagi.