Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kick Off Program Makan Bergizi Gratis dan Pelaksanaannya di Daerah

9 Januari 2025   21:36 Diperbarui: 9 Januari 2025   21:39 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Siswa Menunggu MBG : Foto Yusriana Siregar Pahu

Kick Off Program Makan Bergizi Gratis, Bagaimana Pelaksanaannya di Daerahmu?

Pemerintah telah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Program ini diharapkan dapat membantu menekan angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar, serta menunjang kesehatan generasi muda. Namun, pelaksanaan program di lapangan sering kali menghadapi tantangan unik, yang berbeda di setiap daerah.

Gambaran Umum Program

Program ini bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada pelajar di sekolah. Menu yang disediakan dirancang oleh ahli gizi, memastikan asupan nutrisi seimbang. Selain itu, program ini mengandalkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, serta masyarakat lokal.

Namun, keberhasilan program ini bergantung pada berbagai faktor, seperti kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan tingkat partisipasi masyarakat. Bagaimana pelaksanaannya di daerah Anda?

Program makan sehat dan bergizi gratis inisiatif yang sangat positif, tetapi keberhasilannya nanti memang bergantung pada beberapa faktor:

1. Kesiapan Infrastruktur

Di daerah, salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya dapur umum atau fasilitas masak yang memadai. Misalnya, di sebuah sekolah penerima manfaat program ini, awalnya hanya ada dapur kecil yang tidak bisa mendukung penyediaan makanan untuk ratusan siswa.

Solusinya, pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun dapur yang lebih besar dan menyediakan alat masak modern. Bila kebijakan tentang dapur ini partai besar, tentu akan menguntungkan segelintir pengusaha katering saja. Masyarakat setempat tak terbantu juga.

2. Sumber Daya Manusia

Pengelola program ini harus memiliki keahlian dalam menyusun menu bergizi dan aman. Di sini, tantangan muncul karena tenaga ahli gizi terbatas. Namun, pemerintah 

Akhirnya mendatangkan ahli gizi dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk  pelatmemberikanihan kepada ibu-ibu kader PKK dan guru. Sekarang, menu yang disajikan lebih bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan gizi anak.

3. Tingkat Partisipasi Masyarakat

Kesuksesan program ini juga dipengaruhi oleh keterlibatan masyarakat. Pada awal pelaksanaan, ada sebagian orang tua yang merasa tidak perlu mengikutsertakan anak-anak mereka karena kurang paham manfaatnya. Setelah dilakukan sosialisasi melalui pertemuan warga dan media lokal, partisipasi meningkat.

Contohnya, di sebuah kelurahan, warga bahkan bergotong royong menyuplai bahan makanan segar untuk mendukung program ini. Di salah satu desa, program makan gizi gratis diintegrasikan dengan pemberdayaan petani lokal. Sayur dan buah yang digunakan dalam menu berasal dari hasil tani setempat. 

Hal ini tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi anak, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani. Anak-anak kini terlihat lebih sehat, dan angka kehadiran di sekolah meningkat karena adanya makanan bergizi yang dinantikan setiap hari.

Tantangan dan Realitas di Lapangan

Di beberapa daerah, khususnya pedesaan dan wilayah terpencil, pelaksanaan program ini menghadapi kendala logistik. Misalnya, distribusi bahan makanan segar sering kali sulit dilakukan karena akses jalan yang kurang memadai. Kondisi ini memengaruhi kualitas makanan yang sampai di tangan anak-anak.

Di sisi lain, beberapa daerah perkotaan menghadapi tantangan berbeda, seperti keterbatasan ruang untuk memasak dan menyajikan makanan di sekolah. Dalam kasus ini, pihak sekolah bekerja sama dengan katering lokal yang mampu menyediakan makanan sesuai standar gizi.

Contoh Pelaksanaan di Kota dan Pedesaan

Di daerah perkotaan, seperti di Jakarta, program ini berjalan relatif lancar. Pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk memastikan ketersediaan makanan bergizi di sekolah-sekolah. Selain itu, pengawasan mutu makanan juga ketat, memastikan semua menu sesuai standar.

Sebaliknya, di pedesaan Sumatera Barat, program ini sering kali melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat. Orang tua murid secara sukarela membantu memasak di sekolah, menggunakan bahan-bahan lokal yang segar. Pendekatan ini tidak hanya membantu keberlangsungan program, tetapi juga memperkuat solidaritas komunitas.

Evaluasi dan Saran

Meskipun program ini membawa manfaat besar, beberapa hal perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitasnya:

1. Pengawasan Ketat

Pemerintah perlu memastikan bahan makanan yang digunakan aman dan higienis, serta menu yang disajikan benar-benar memenuhi kebutuhan gizi anak.

2. Peningkatan Infrastruktur

Daerah terpencil membutuhkan akses jalan yang lebih baik untuk mendukung distribusi bahan makanan.

3. Pelibatan Komunitas Lokal

Mendorong partisipasi masyarakat dapat meningkatkan rasa kepemilikan terhadap program, sehingga keberlanjutannya lebih terjamin.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Padang Panjang

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif pemerintah yang diluncurkan di berbagai daerah untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat. Namun, di Sumatera Barat, termasuk Kota Padang Panjang, pelaksanaan program ini mengalami penundaan.

Penundaan tersebut disebabkan oleh keterbatasan peralatan dapur yang belum memadai untuk mendukung operasional program.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan kapan program ini akan dimulai. Keterbatasan infrastruktur, seperti dapur umum dan peralatan masak, menjadi kendala utama dalam implementasi program MBG di daerah ini.

Sementara itu, di beberapa daerah lain di Sumatera Barat telah memulai program ini. Misalnya, Kota Pariaman telah melaksanakan program MBG dengan membagikan 3.456 porsi makanan bergizi kepada siswa TK hingga SMA. Menu yang disediakan antara lain nasi, ayam goreng, telur, tumis sayur, dan buah pisang.

Untuk Kota Padang Panjang, pemerintah daerah perlu mempersiapkan infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan agar program MBG dapat segera dilaksanakan. Hal ini mencakup penyediaan dapur umum yang memadai, peralatan masak, serta pelatihan bagi tenaga pengelola.

Dengan demikian, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat setempat.

Harapan Si Dedek

"Bagaimana MBG di sekolah, Dek?" tanya Ayah sambil menatap Dedek yang tengah membuka bekal makanannya. Pas pulang sekolah. Bekal itu bersisa.

Dedek menghela napas, "Belum ada, Yah. Katanya dapurnya belum siap. Tapi bu guru bilang kita harus bawa bekal sehat dulu, sambil menunggu programnya jalan."

Ayah tersenyum, meski hatinya miris. Ia tahu pentingnya makanan bergizi untuk anak-anak. "Yah, kalau programnya jadi, Dedek bisa makan ayam goreng tiap hari dong? Nggak beli lagi di kantin?" tanya Dedek penuh harap. Ayah hanya mengangguk kecil, tak ingin memadamkan semangat anaknya.

Target dan Realita Kebijakan

"Murid Kauman Muhammadiyah Padang Panjang gimana Yah? Tanya si Dedek lagi.

Kita sudah punya siswa mulai TK hingga SMA lebih kurang 2.200 an. Tapi syarat untuk ikut MBG harus ada 3.000-an siswa," ucap ayah sambil memandangi laporan di tangannya.

Dedek yang mendengar berita itu hanya bisa terdiam. Ia memandang ayah yang sedang menulis di buku tugasnya. "Kenapa nggak kita ajak saja sekolah Dedek gabung masuk MBG Kauman Muhammadiyah, Yah? Biar bisa ikut makan gratis bareng-bareng," celetuk Dedek dengan polosnya.

Ayah tersenyum. Kadang, solusi besar justru datang dari pikiran sederhana seorang anak. Tapi apakah sekolah si Dedek mau bergabung dengan Perguruan Muhammadiyah yang dipimpin si ayah? Beginilah bila berurusan dengan Standard Operasional Pemerintah.

Kesimpulan

Program Makan Bergizi Gratis adalah langkah strategis untuk menciptakan generasi sehat dan cerdas. Namun, pelaksanaannya memerlukan pendekatan yang sesuai dengan kondisi lokal. Sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan.

Kick Off Program Makan Bergizi Gratis, Bagaimana Pelaksanaannya di Daerahmu? Masih tertunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun