Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Semangat Membara Vs Semangat Menurun di Hari Pertama Sekolah

8 Januari 2025   21:54 Diperbarui: 8 Januari 2025   21:54 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemenang Lomba Berfoto Bersama: Foto Sumbar Kemenag go.id

Yang membuatku lebih heran adalah fakta bahwa ada 12 siswa di kelas ini yang tidak ingat nilai Bahasa Indonesia mereka di rapor. Bagaimana bisa mereka melupakan hal yang begitu penting?

“Nilai itu bukan sekadar angka, anak-anak. Itu cerminan dari perjalanan belajar kalian selama satu semester, Nak. Bagaimana kalian bisa tidak ingat?” tanyaku sambil menatap mereka satu per satu. Beberapa hanya tersenyum kikuk, sementara yang lain menunduk, seakan menyadari kesalahan mereka.

Aku melanjutkan dengan nada lebih lembut, “Tidak ingat nilai berarti kalian kurang peduli pada proses belajar kalian sendiri. Kalau kalian tidak peduli, bagaimana kalian bisa tahu apa yang harus diperbaiki atau ditingkatkan? Ibu ingin ini tak terulang di SMA/MAM nanti.

Nilai ananda yang dipakai untuk masuk sekolah SMA/MAN, nilai semester 1-5. Begitu juga nanti masuk Perguruan Tinggi Negeri. Nilaimu di SMA/MAN yang dipakai nilai semester 1-5. Nilai semester 6 hanya pelengkap rapor saja. Keadaan ini cukup membuat semangat menurun." Tutupku.

Pun ketika aku sampai di rumah, semangat menurun lagi kala melihat kiriman foto dari detektif kedisiplinan sekolah. Ada siswa di kelasku yang merokok di luar sekolah dan berpacaran. Mereka berfoto. Tanpa mereka sadari foto tersebutpun menyebar.

"Kok Ibu bisa dapat foto itu, gimana ceritanya? Sedangkan saya nggak punya, Bu
Siapa yang kirim ke Ibu?" Begitu pertanyaan siswaku.

Dalam mengawasi siswa dan melaporkan peristiwa untuk menjaga moral, saya memakai seorang detektif yang selalu waspada terhadap setiap perubahan dan perilaku yang mungkin terjadi pada siswa di luar kelas. Sama seperti seorang detektif yang teliti, mereka memperhatikan setiap detail, mendengarkan dengan seksama, dan mencoba memahami situasi yang mungkin dilakukan siswaku di luar kelas.

Dengan demikian, aku dapat mengambil tindakan yang tepat dan memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga mendapatkan pemahaman tentang nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Hari esok tugas menanti memeroses mereka.

Hari ini semangat membara vs semangat menurun betul terjadi. Esok harus diproses siswa bermasalah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun