Batusangkar tidak dipadati oleh hiruk-pikuk kehidupan kota besar, membuatnya ideal untuk melambatkan ritme hidup. Di sini, orang dapat menikmati pagi yang tenang di pasar tradisional, sore yang damai di ladang, atau malam yang sunyi di bawah langit penuh bintang.
Gaya hidup slow living di Batusangkar adalah pilihan sempurna bagi mereka yang ingin melepaskan diri dari stres modern dan kembali menikmati hidup dengan cara yang lebih bermakna.
Berikut 5 alasan lagi mengapa Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, cocok dijadikan moda slow living berdasarkan spot dan objek wisatanya. Kerennya lagi bisa kita dapatkan semua dalam 1 hari kunjungan.
1. Istano Basa Pagaruyung: Menyelami Sejarah dengan Tenang
Sesudah melewati 5 alasan di atas bila kita bertolak dari Padang Panjang Ombilin Tanah Datar, spot pertama yang kita temukan tentu Istano Basa Pagaruyung sebagai simbol budaya Minangkabau yang megah.Â
Berkunjung ke sini memungkinkan pengunjung menikmati keindahan arsitektur tradisional, memahami sejarah Minangkabau, dan merenungkan nilai-nilai budaya.Â
Aktivitas santai seperti memotret atau sekadar berjalan-jalan di area yang luas menjadikannya cocok untuk slow living. Bisa juga duduk-duduk di jenjang istano sambil menatap ke depan menyaksikan ramainya pengunjung.
Pagaruyung, Tanah Datar dikenal sebagai pusat Kerajaan Pagaruyung, yang diyakini berdiri pada abad ke-14. Kerajaan ini merupakan kerajaan adat Minangkabau yang memadukan adat, budaya, dan Islam sebagai dasar pemerintahannya.
Kerajaan Pagaruyung menjadi simbol penting bagi masyarakat Minangkabau karena mengatur sistem adat yang dikenal sebagai adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (adat bersandar pada syariat Islam).