Las: Tanah Datar, Pak
Pak Bintang: Panduto. Mana pula Tanah Datar tanahnya datar. Bukik sabalik.
Kooor: Â Ha ha ha (kami ketawa lagi)
Dima: di mana, pitih: uang, panduto: pendusta, Bukik sabalik: di mana-mana ada bukit (tanah gundukan tinggi).
Memang sumatera terkenal akan bukit-bukit seperti Bukit Barisan, Bukit Tui, Bukit Gombak, Puncak Pato, dan banyak lagi sehingga Tanah Datar kondisi permukaan tanahnya lebih banyak yang tidak datar. Namun seiring ramainya jumlah penduduk di sana sudah lebih banyak yang datar. Jalanan saja yang tetap mendaki, berkelok, dan menurun.
Sejarah Tanah Datar
Tanah Datar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki sejarah panjang dan kaya, terutama sebagai bagian dari wilayah Minangkabau yang dikenal sebagai pusat kebudayaan dan pemerintahan adat.
Nama "Tanah Datar" sesuai candaan Bapak Bintang di atas merujuk pada karakteristik geografis wilayah yang relatif datar di antara perbukitan dan pegunungan. Kabupaten ini terletak di wilayah dataran tinggi Bukit Barisan, yang memberikan suasana hijau, sejuk, dan subur.
Keindahan Alam yang Menenangkan
Batusangkar dikelilingi oleh pegunungan, sawah hijau, dan udara segar yang bebas polusi. Suasana ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk meresapi ketenangan dan menghargai keindahan alam. Destinasi seperti Danau Singkarak dan Lembah Harau yang dekat dari Batusangkar memperkaya pengalaman hidup yang selaras dengan alam.Â
Sepanjang jalan di tepian perbatasan Solok Batusangkar, seperti Ombilin bila kita star dari Padang Panjang via Ombilin Batusangkar akan terpampang keindahan Danau Singkarak.