"Boleh diganti Eng dengan yang lain." Jawabku. Rasanya lega mengetahui bantuan kecil seperti ini ada di dekatku. Sambil menunggu, aku mulai mempersiapkan apa yang bisa kukerjakan dulu. Aku membayangkan aroma bubur yang akan segera memenuhi rumah, menandingi dinginnya hujan di luar.
Ketika aku menyiapkan bahan di atas, Alif anak Eng tetanggaku mengetuk pintu, "Ante! Ante! Panggilnya. Akupun keluar dari dapur menuju ruang depan.
"Berapa Alif?"
"Dua puluh ribu, Nte. Jawabnya.
" Lif, mamamu suka ikan kering?"Tanyaku.
"Suka Nte. Jawab Alif.
Akupun memberikan 1 bungkus ikan kering itu kepada Alif. Ikan kering di dapur banyak oleh-oleh saudara dari kampung. Setelah Alif pergi aku lanjut ke dapur.