Tentu dengan kertas kerja tanpa diberi identitas. Gunanya untuk memunculkan rasa empati dan simpati bahwa menjaga teman dan menegur guru adalah sikap wajib yang harus dimiliki manusia (siswa).
Di luar sekolah, tepatnya di rumah, guru bisa meminta orang tua memberikan ruang bagi anak untuk berbagi pengalaman emosional mereka. Misalnya saat menjemput anak, orang tua memeluk anak, mencium kedua pipi anak. Sebaliknya anak juga diminta orang tua memeluk dan mencium kedua pipi orang tuanya.
Sesampai di rumah, di tempat kerja, atau di jalan saat berkendara orang tua meminta anak membuat lima kalimat bahagia selama di sekolah dan lima kalimat kurang bahagia. Malahan semakin bagus bila anak bercerita langsung dan orang tua menjadi pemancing dan pendengar mereka.
Dengan integrasi yang baik di atas, pendidikan emosional mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam mengelola emosi mereka. Orang tua dan gurupun mendapat porsi tempat mereka bercerita yang dihormati.
Saya pernah meminta bantuan teman kerja untuk membimbing ponakan saya. Ponakan ini memang mengalami masalah fokus dan antusiasme. Namun ia pintar. "Minta tolong dong Pak Jim, ponakanku gali sebab ia tak fokus dan tak antusias lagi mau ikut lomba matematika."
Dengan enteng beliau menjawab, "Duh, maaf Bu tak sempat." Inilah fenomena pendidikan emosional di sekolah-sekolah. Guru hanya mengajarkan matematika tanpa menyertai pendidikan emosional anak.
Itulah fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini: pendidikan emosional sering terabaikan di sekolah-sekolah. Guru lebih fokus mengajarkan mata pelajarannya seperti matematika di atas tanpa menyertakan upaya untuk membentuk kecerdasan emosional siswa.
Padahal, kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi sama pentingnya dengan pemahaman akademik. Tanpa pendidikan emosional, siswa mungkin tumbuh menjadi individu yang cerdas secara intelektual tetapi kurang mampu membangun hubungan sosial, menghadapi konflik, atau mengelola tekanan.
Integrasi pendidikan emosional dalam kegiatan belajar mengajar akan membantu siswa tidak hanya memahami pelajaran tetapi juga menjadi pribadi yang lebih peka, empati, dan bijaksana.
2. Membangun Dialog
Orang tua sejak anak kecil harus menjalin komunikasi kreatif dengan anak. Kalau bukan orang tua siapa lagi tempat mereka menyampaikan rasa bahagia, rasa kesal, rasa marah, dan rasa sedih mereka.