Untuk meningkatkan kesadaran moral siswa agar siswa tak jujur tak merusak suasana belajar, Piaget dan Vygotsky menekankan pentingnya diskusi etis untuk membantu siswa memahami dampak moral dari tindakan mencontek.
Selain itu, memberikan tantangan yang relevan sesuai kemampuan siswa akan membantu mereka meraih prestasi secara jujur. Disuruh keluar dari kelas bukan solusi bagi siswa tak jujur. Tapi mereka perlu diedukasi tentang penegakan moral secara humanistik dan kasih sayang. Bisa dengan bahasa cinta.
Selain itu dengan mereformasi sistem pendidikan berupa menyeimbangkan fokus antara hasil akhir dan proses belajar. Kurang relevan rasanya tes akhir di pembelajaran dengan proses belajar siswa.
Dengan pengerjaan proyek misalnya mereka berhasil menulis cerpen dengan kategori pilihan. Apakah masih perlu siswa diuji dengan apakah pengertian cerpen? Latar belakang cerpen di atas adalah... a, b, c, d?
Bukankah kemampuannya menulis sebuah cerpen sudah menunjukkan penguasaan siswa tentang seluk beluk cerpen? Khusus materi pelajaran Bahasa Indonesia terjadi pengaburan konsep-konsep dengan penamaan jenis teks rekon, esai, dan segala macam.
Pengelompokan untuk siswa SMP tentu cukup sederhana saja seperti puisi, cerpen, berita, resensi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, narasi, dan teks prosedur. Materi tersebut jelas dan mudah dipahami siswa sesuai pemahaman, keadaan di lingkungan, dan minat mereka.
Misalnya materi  di atas dengan mudah dapat disesuaikan dengan minat siswa terhadap bola:
Pertama, Puisi
Sepak Bola
Bola bundar bergulir lincah,
Menggapai mimpi di lapangan hijau,
Peluh bercucuran, semangat membuncah,
Gol tercipta, sorak sorai menggema di kerumunan.
Kedua, Cerpen