Selain itu, arahkan mereka pada kegiatan positif, seperti mengikuti klub atau ekstrakurikuler yang sesuai minat mereka, agar energi dan waktu mereka tersalurkan dengan baik dan produktif.
3. Keterlibatan Orang Tua
Orang tua perlu diajak bekerja sama dalam membimbing anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka antara guru dan orang tua membantu menyelaraskan pendekatan pendidikan di rumah dan sekolah. Memberitahu tingkat perkembangan siswa perlu. Apalagi menyangkut perilaku pacaran.
Hanya saja, sebelum melaporkan anak pacaran, guru harus punya bukti. Melaporkan siswa yang diduga pacaran beresiko. Guru harus memastikan kebenaran informasi dengan mengumpulkan bukti yang jelas dan valid. Lakukan observasi langsung.
Perilaku mencurigakan yang berulang atau ada laporan dari pihak yang terpercaya. Guru juga perlu menghindari asumsi sepihak dengan melakukan pendekatan bijak, seperti berdialog secara personal dengan siswa yang bersangkutan untuk memahami situasi sebenarnya. Akan bagus bila ada foto.
Langkah ini penting agar tindakan yang diambil adil, tidak menimbulkan fitnah, serta tetap menjaga privasi dan kepercayaan siswa terhadap guru. Gurupun tak dituduh melakukan pencemaran nama baik siswa dan keluarga sisws.
4. Penguatan Nilai dan Aturan Sekolah
Sekolah harus memiliki aturan yang tegas tentang kedisiplinan, termasuk larangan berkhalwat. Namun, aturan ini perlu diiringi dengan penguatan nilai-nilai karakter positif, seperti tanggung jawab, kedisiplinan, dan saling menghormati. Misalnya poin 80 bila pacaran dan orang tua dipanggil. Bila poin telah mencapai 100 terpaksa pindah belajar. Namun sering aturan ini tak diberlakukan meski siswa tersebut tagih berpacaran.
5. Pemberian Tugas dan Aktivitas Positif
Siswa perlu diarahkan untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang produktif. Misalnya, memberikan mereka tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler, proyek sekolah, atau tugas kepemimpinan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri sekaligus kedewasaan mereka.
Di jam pulang sekolah, guru bisa mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan positif seperti program study club, latihan olahraga, atau kegiatan seni yang sesuai dengan minat mereka. Selain itu, siswa bisa dilibatkan dalam proyek sosial atau kegiatan kebersihan lingkungan sekolah sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian.
Pendampingan oleh guru atau pembina di waktu ini penting untuk memastikan siswa benar-benar terlibat dan menjauhkan mereka dari aktivitas yang tidak bermanfaat. Dengan begitu, jam pulang sekolah dapat dimanfaatkan secara produktif dan berdampak positif pada perkembangan pribadi mereka.