Kadang gunjingan mereka berbanding terbalik dengan tuntutan Kepsek dan Pengawas Sekolah. Kepsek dan Pengawas sekolah selalu bilang, "Bapak Ibu, jangan malenggang (bertangan kosong) ke kelas! Bawa buku RPP, alat peraga, dan...."
2. Selalu Update Informasi dan Menambah Wawasan
Guru juga manusia. Guru perlu terus belajar dan mengikuti perkembangan terkini dalam bidangnya. Dulu belajar Bahasa Indonesia, siswa cukup menulis di buku latihannya. Tapi sekarang ketika menulis cerpen dan tugas lain mereka memilih Kompasiana.
Mereka semangat memakai platform ini. Ketika menulis di kelas, mereka mengeluh. "Bu, no inspirasi. Di Whats-Up Bu? Lalu di Kompasiana." Sambil jari tengah dan telunjuk di taruh di depan mata mereka dengan tatapan memelas kepada guru.
Guru harus dapat memberikan materi yang relevan dan menarik bagi siswa. Guru ikut membaca buku atau artikel yang berkaitan dengan pelajaran dan topik terkini. Lalu gurupun ikut menulis di Kompasiana.Â
Membaca dan menulis di platform ini membantu guru memberikan wawasan yang luas bagi siswa. Hal ini pun membangun diskusi yang bermakna di kelas dengan siswa. Siswa akan merasa terinspirasi oleh guru yang berwawasan luas dan terus belajar.
3. Menjaga Sikap Tubuh yang Tegak dan Gestur yang Tenang Sambil Tersenyum Hangat
Bahasa tubuh yang tegak dan gestur yang tenang mencerminkan wibawa dan kendali guru dalam kelas. Mimik wajah yang tersenyum manis memperlihatkan kasih sayang guru kepada siswanya.
Saat mengajar, berdiri atau duduk dengan postur tegak menunjukkan bahwa guru serius dalam menjalankan peran sebagai guru. Hindarilah gestur berlebihan atau tergesa-gesa. Siswa biasanya lebih memperhatikan guru yang tenang dan percaya diri.
Selama proses belajar berlangsung mereka akan mengamati gurunya. Mereka pun akan tersenyum dan acung jempol ketika mereka merasa puas dengan follow up gurunya. Murid sekarang memang lebih agresif.
4. Mendengarkan Siswa dengan Sungguh-Sungguh