Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sate Tengah Malam dalam Perjalanan Panjang Pekanbaru - Padang Panjang

21 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 24 Oktober 2024   18:11 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu sudah menunjukkan pukul 02 dini hari ketika aku dibangunkan suami. "Bun! Kita makan dulu." Beliau menepuk tanganku lembut.

"Pa saja yang makan. Kami dan Lila nunggu di mobil saja." Igauku belum puas tidur.

"Ini Kuliner Sate yang kita cari pagi-pagi dulu lo, Bun!" Bujuk suamiku.

"Ha, sate. " Akupun ingat sepanjang jalan Pekanbaru Payakumbuh, memang banyak sate. Kuliner ini buka sore hingga pagi. Sedang waktu itu kami coba telusuri pagi. Tak ada satupun yang buka.

Dengan mata berat, aku melihat si bungsu Lila sudah berdiri di samping Papanya. Akupun menggodanya, "Dek! Gendoooong!" Ujarku manja.

"Nggak ku ku, Bun!" Katanya meledekku. Iya mana pula dia kuku. Beratku jauh di atas beratnya yang hanya 35 kg.

Si dedek memang memanggilku Bunda dan suami dipanggil Papa. Begitu pula dua abangnya, nyaman memanggilku Mama, tapi suami dipanggil Ayah. Anak Gen Z dan Alpha memang begitu deh.

Akhirnya mobil kami berhenti di depan sebuah warung luas kuliner sate. Nyaris tak terlihat di balik gelap jalan dan malam. Ketika suamiku belok kanan, warung dengan parkiran luas itu pun terpampang. Tulisan Sate D....D pun terlihatnya.

Di sana, tulisan sederhana dengan cat merah menyala seperti saat dua tahun lalu aku dan teman-teman sekolah mampir di sini: "Sate D......-D......."Begitu deh tulisannya. (Nanti DD-nya cari sendiri ya. Ntar aku dibilang mimin iklan lagi. He he he! Nggak jadi AU deh tulisanku.

Perut yang kosong seakan berteriak mencium bau khas kuliner ini. Perut yang sedianya tenang, meminta diisi. Aroma daging yang dibakar di atas arang tipis tercium meski dari dalam mobil. Aroma ini seolah mengundang untuk masuk. Meski lelah dan mata berat, bau gurih itu menyegarkan kembali indraku yang nyaris mati rasa.

Aku memegang tangan si dedek. Kami turun, melangkah perlahan menuju warung yang tetap hidup di kala malam terlelap. Di bawah langit yang pekat, kehangatan bara api dan janji kelezatan sate di malam hari menjadi penyelamat perjalanan yang seolah tak berujung ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun