Bagi guru, penting untuk memahami bahwa siswa seperti ini bukan tidak mau berbicara, melainkan lebih memilih untuk fokus pada pemikiran dan analisis sebelum mengungkapkan ide-ide mereka. Aku sendiri sering menanyai mereka sendirian di koridor sekolah.
"Ibu lihat kamu banyak mencatat. Apa yang kamu catat, hmm? Tahu tidak. Serasa Ibu melihat diri Ibu waktu sekolah dulu. Banyak sekali memori dan imajinasi di kepala Ibu." Aku mengorek sambil tersenyum.
Awalnya mereka malu-malu bercerita. Takut dinilai aneh. Akupun mulai bercerita masa kecilku. Catatanku pasti dua tiap mata pelajaran. Satu buat nyatat di papan tulis dan satu lagi buat nyatat tips, kiat, dan imajinasi dari pikiran Ibu.
Sejak saat itu, mereka pun terbuka mau bercerita apa yang mereka tulis. Bukan diceritakan juga sih. Tapi mereka serahkan catatan mereka. Kadang aku beri masukan kepada mereka. Paling mereka acung jempol, tersenyum, lalu menuliskannya. Aku menyebut mereka si kulkas dua pintu.
Ada beberapa alasan sebenarnya yang menyebabkan mengapa siswa cerdas itu cenderung pendiam. Ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi kita guru dalam memaksimalkan potensi mereka. Berikut di antaranya:
1. Mereka Fokus pada Kegiatan Intelektual
Siswa cerdas sering menghabiskan banyak waktu dalam kegiatan yang membutuhkan konsentrasi dan pemikiran mendalam. Mereka mungkin lebih suka membaca, menulis, atau memikirkan solusi untuk masalah-masalah kompleks.
Ketika siswa lain lebih aktif berbicara atau berinteraksi secara langsung, siswa cerdas yang pendiam sering kali memilih untuk tenggelam dalam pemikiran.
Dalam situasi ini, guru perlu menciptakan kesempatan yang memungkinkan siswa tersebut untuk mengekspresikan hasil dari pemikiran mereka. Misalnya melalui tugas tertulis atau proyek individu.
2. Mereka Melakukan Pemikiran Mendalam dan Fokus pada Detail
Salah satu ciri khas siswa yang cerdas adalah kecenderungan untuk memproses informasi secara mendalam. Mereka tidak puas hanya dengan melihat sesuatu dari permukaan, melainkan selalu mencari pemahaman yang lebih dalam lagi.