"Suara yang Tak Terucap"
Di sudut kelas 9E, kelas paling sunyi selalu ada seorang siswa yang sibuk dengan dunianya sendiri. Namanya Aisyah. Setiap hari ia duduk di sana sambil memperhatikan papan tulis dengan mata yang tajam namun, bibir jarang sekali berbicara.
Teman-temannya menyebutnya pendiam. Bahkan kadang tak terlihat. Tapi bagi Aisyah, dunia di dalam pikirannya jauh lebih ramai daripada apa yang bisa ia ucapkan dengan kata-kata kepada temannya.
Hari itu seperti biasa, Aisyah sibuk menulis sesuatu di buku catatannya. Tangan mungilnya bergerak cepat. Ia mencatat bukan hanya apa yang dijelaskan oleh guru, tetapi juga ide-ide yang tiba-tiba muncul di benaknya.
Tidak ada yang tahu bahwa dalam diamnya Aisyah, ia sedang memikirkan jawaban untuk pertanyaan besar yang selalu ia renungkan: "Bagaimana caranya mengubah dunia tanpa harus berteriak kencang?"
"Aisyah!" Panggil Bu Santi. Beliau guru matematika yang selalu memperhatikan tingkah lakunya dari kejauhan. "Apakah kamu mengerti soal ini?"
Aisyah menatap papan tulis. Soal aljabar yang rumit terpampang di sana. Teman-temannya mulai menggumam. Banyak yang kebingungan. Tapi Aisyah hanya mengangguk kecil. Tanda ia sudah mengerti.
Meski begitu, tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Bukan karena ia tidak mau, melainkan karena pikirannya terlalu sibuk menganalisa setiap detail dari soal itu.
Bu Santi tersenyum lembut. Ia tahu, Aisyah paham lebih dari yang terlihat. Namun ia juga sadar, Aisyah lebih memilih diam. Bukan karena takut tapi karena ada hal-hal yang hanya bisa dipahami dalam kesunyian. Itulah sekelumit siswaku Aisyah.
Menghadapi Siswa yang Cerdas dan Pendiam: Memahami Kebutuhan Mereka dalam Proses Pembelajaran
Setiap siswa pasti memiliki keunikan dalam cara mereka berpikir dan berinteraksi. Salah satu tipe siswa yang sering ditemukan di dalam kelas adalah siswa yang cerdas namun pendiam. Bahkan sangat pendiam.
Mereka mungkin tidak sering berbicara tetapi sebenarnya sedang memproses berbagai informasi dalam pikirannya dengan mendalam.