Ibu Rosiana mengangguk. "Aku mengerti. Kadang, marah itu wajar kok, Nak. Itu tanda kalau kamu ingin mempertahankan batas dirimu. Tapi marah juga bisa jadi kesempatan untuk belajar tentang apa yang kamu butuhkan."
Aira terdiam, kata-kata Ibu Rosiana perlahan meresap dalam pikirannya. Ia mulai faham. Ternyata ia berhak marah.
"Tak apa merasa marah, tak apa merasa kecewa. Tapi ingat, tugas kita bukanlah untuk menjadi seperti orang lain. Tugasmu melainkan menemukan kekuatan dirimu sendiri. Tak perlu tergesa. Cukup satu langkah demi satu langkah," lanjut Ibu Rosiana.
Di bawah pohon itu, di tengah heningnya taman, Aira mulai merasakan bahwa ia didengarkan, dipahami, tanpa perlu menjadi orang lain. Ibu Rosiana tak menawarkan solusi instan tapi kehadirannya cukup untuk membuat Aira merasa tak sendiri. Sebuah awal yang kecil, tapi bermakna baginya untuk bersikap.
Begitulah awal dimulainya cerita antara guru dan siswi di sekolah. Sebuah perjalanan menemukan diri sendiri bagi Aira. Ia berjalan tegap dengan dukungan yang hangat dan tegas di sepanjang jalan.
Pola Asuh Guru
Ingin menjadi guru sukses? Pola asuh yang tepat tentunya memainkan peran penting dalam perkembangan seorang siswa. Juga menentukan tingkat kesuksesan seorang guru.
Untuk mendapatkannya, guru perlu memberikan dukungan emosional serta perhatian yang cukup sehingga siswa merasa berada di lingkungan yang aman dan nyaman tentunya.
Komunikasi yang terbuka dan jujur juga membantu siswa merasa dihargai dan didengar. Sementara itu, penegakan kedisiplinan yang konsisten dan penuh kasih sayang juga diperlukan agar siswa belajar tentang tanggung jawab.
Meski banyak tips dan gaya pengajaran yang tersebar di internet, mendidik siswa bukanlah hal yang mudah bagi orangtua dan guru. Hal ini lantas membuat guru bertanya-tanya, apakah metode pengajaran yang diterapkan selama ini sudah baik atau belum untuk para siswanya?
Tanda Metode Pengajaran Guru Sudah Tepat Menurut Para Ahli Pendidikan