Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana: Aku Mengukir Jejak Kemudahan di Kompasiana

6 Oktober 2024   17:29 Diperbarui: 6 Oktober 2024   17:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini tulisan perdanaku. AU. Screenshot Yusriana

Qeira hanya tertawa. “Menulis cerita? Apa yang mau kita tulis?”

“Tentang petualangan kita! Tentang hujan! Tentang kehidupan kita sebagai kakak adik! Pasti lebih seru lagi bila masih ada Rina, ya Kak?”Ia mengingatkanku tentang adik bungsu kami yang sudah tiada.

Rani selalu punya banyak ide. Dia sering mengatakan hidup adalah cerita yang menunggu untuk diceritakan. Namun kini, Rani sudah juga tak ada. Cerita itu tetap belum dituliskan.

Qeira pun memejamkan mata. Ia merasakan perih yang menyeruak dari dalam hatinya. Ia tahu, hari ini bukan sekadar menulis untuk mengisi halaman kosong di laptop. Hari ini, ia harus menulis untuk Rani. Untuk mengenang adik keduanya yang pergi terlalu cepat menyusul adik ketiganya. Untuk memenuhi janji yang tak sempat ditunaikan ia mulai mengetik.
---
Jejakmu di Bawah Hujan, Dek!

Hujan selalu membawa kenangan tentangmu, Rani. Tentang tawa yang kau bawa setiap kali kita menari di bawah rinainya.

Tentang mimpi-mimpi yang kau bisikkan, mimpi tentang dunia yang penuh petualangan.

Kau bilang, suatu hari kita akan menulis cerita bersama. Cerita tentang tiga kakak beradik yang menemukan dunia mereka di balik rintik hujan...

---

Kata-kata mengalir tanpa henti. Qeira tak lagi peduli pada hujan di luar yang semakin deras Apalagi pada kopi yang sudah dingin. Yang ada hanyalah kenangan tentang Rani, perlahan menjelma menjadi cerita.

Waktu berjalan tak terasa, akhirnya Qeira menyelesaikan ceritanya. Ia membaca ulang, merasakan kehangatan yang entah datang dari mana. Mungkin dari kenangan itu sendiri, atau mungkin dari perasaan lega setelah akhirnya bisa menuliskan kisah yang selama ini tertahan.

Qeira menatap keluar jendela lagi. Hujan mulai reda, menyisakan titik-titik air yang mengalir perlahan di kaca. Ia tersenyum kecil. Di luar, genangan air membentuk jejak-jejak samar, seperti jejak langkah mereka bertiga dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun